Guncangan hebat magnitudo 4,9 menerjang wilayah Bekasi, Jakarta, dan Depok pada Rabu malam, 20 Agustus 2025. Peristiwa ini segera memicu respons tanggap dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang langsung menerjunkan timnya untuk memantau kondisi pascagempa dan memastikan keselamatan warga.
Kepala BNPB, Suharyanto, mengungkapkan bahwa pihaknya telah menjalin koordinasi erat dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di Provinsi Jakarta, serta BPBD Kabupaten dan Kota Bekasi, termasuk BPBD Tangerang, dan seluruh daerah lain yang terdampak. “Segera cek dan akan dilaporkan,” ujar Suharyanto, menegaskan komitmen penanganan cepat seperti dikutip dari Antara pada Rabu.
Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang disampaikan Suharyanto, pusat gempa bumi ini teridentifikasi berada di darat, sekitar 14 kilometer tenggara Kabupaten Bekasi, pada kedalaman dangkal 10 kilometer. Getaran gempa dengan magnitudo 4,9 ini dirasakan begitu kuat oleh masyarakat di berbagai kota besar, meliputi Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi, Karawang, hingga Purwakarta, dengan durasi guncangan yang terasa antara 1 hingga 4 detik.
Kuatnya getaran gempa bahkan membuat sejumlah warga panik dan berhamburan keluar dari rumah maupun gedung-gedung tinggi, mencari tempat yang lebih aman di ruang terbuka.
Hingga saat ini, Suharyanto mengonfirmasi bahwa BNPB belum menerima laporan mengenai adanya kerusakan infrastruktur signifikan atau korban jiwa akibat gempa Bekasi tersebut. Meskipun demikian, ia mengingatkan masyarakat untuk tetap tenang namun waspada terhadap potensi gempa susulan. Kewaspadaan ini didasari pemantauan BMKG yang telah mencatat satu kali gempa susulan berkekuatan magnitudo 2,1 pada pukul 20.35 WIB.
Untuk memastikan keselamatan, BNPB mengimbau masyarakat agar menjauhi bangunan yang retak atau berpotensi roboh, menghindari area di dekat kaca atau benda-benda lain yang rawan jatuh, serta tidak menggunakan lift saat berada di gedung bertingkat pascagempa. “Keselamatan masyarakat menjadi prioritas utama kami,” tegas Suharyanto, menekankan pentingnya langkah-langkah pencegahan ini.
Pilihan Editor: Mengapa Darurat Kebakaran Hutan dan Lahan Dimulai dari Riau