Ragamutama.com – , Palembang – Sebuah peristiwa alam yang cukup mengejutkan terjadi di Kecamatan Air Salek, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan. Pada hari Rabu, 28 Mei 2025, pukul 08.42 WIB, wilayah ini diguncang oleh sebuah gempa bumi. Gempa dengan kekuatan Magnitudo 4,3 tersebut menimbulkan dampak yang relatif kecil, namun tetap saja mengejutkan warga karena tercatat sebagai gempa pertama yang dirasakan di wilayah tersebut dalam kurun waktu 125 tahun terakhir.
Menurut Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuasin, M. Rhoma Dona, gempa terakhir yang tercatat dirasakan di wilayah Banyuasin terjadi sekitar tahun 1900. Lebih lanjut, Rhoma Dona menjelaskan bahwa gempa yang terjadi pada Rabu pagi tersebut tidak mengakibatkan korban jiwa maupun kerusakan bangunan.
“Kami juga telah berkoordinasi dengan rekan-rekan di lapangan untuk mengumpulkan data terkait dampak gempa ini,” ujar Rhoma pada Rabu malam.
Meskipun demikian, Rhoma menyoroti adanya fenomena menarik yang menyertai gempa tersebut, yaitu kenaikan permukaan air sungai di wilayah yang terdampak. Air Salek, yang terletak di sisi timur Banyuasin, merupakan wilayah pesisir dengan karakteristik vegetasi sungai atau lahan rawa di dataran rendah. “Dampak gempa secara keseluruhan tidak terlalu signifikan. Hanya terasa getaran kecil dan adanya kenaikan permukaan air sungai,” jelasnya.
BPBD Banyuasin juga menginformasikan bahwa tidak ada catatan mengenai gempa susulan maupun ancaman tsunami. Mereka mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan terus memantau informasi resmi dari pihak berwenang apabila terjadi perkembangan situasi.
Gempa Tak Lazim Versi BMKG
Berdasarkan data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), episenter gempa tersebut berada di darat, sekitar 35 kilometer timur laut Banyuasin, dengan kedalaman 5 kilometer. Menurut Direktur Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, penyebab gempa ini adalah aktivitas sesar aktif yang belum teridentifikasi.
“Hal ini menjadi tantangan bagi para ahli kebumian kita untuk mengidentifikasi dan memetakan sesar tersebut, guna melengkapi peta sumber dan potensi bahaya gempa di Indonesia,” ungkapnya dalam keterangan yang dibagikan pada Kamis pagi, 29 Mei 2025.
Meskipun BPBD Banyuasin menyatakan dampak guncangan tergolong lemah, BMKG mencatat intensitas gempa mencapai skala III-IV MMI. Guncangan tersebut tidak hanya dirasakan di Banyuasin, tetapi juga di Palembang.
Pada skala III MMI, guncangan gempa terasa seperti getaran yang dirasakan di dalam rumah saat sebuah truk melintas. Sementara pada skala IV MMI, getarannya dirasakan oleh banyak orang di dalam rumah dan bahkan dapat menyebabkan pintu dan jendela berderit.
Dalam penjelasannya, Daryono juga menekankan bahwa Gempa Banyuasin ini tergolong tidak lazim karena terjadi di wilayah yang sebelumnya belum pernah mengalami gempa. Berdasarkan data seismisitas regional periode 2009-2024, wilayah Banyuasin secara seismisitas relatif tenang.
Bahkan, menurut catatan BMKG, belum pernah terjadi gempa merusak di wilayah Banyuasin. “Namun, gempa ini menjadi peringatan bahwa di wilayah Banyuasin terdapat sumber gempa berupa sesar aktif yang berpotensi memicu guncangan kuat.”
Pilihan Editor: Stairlift di Tangga Candi Borobudur untuk Prabowo-Macron, Ikatan Arkeolog Ungkap Kekhawatiran Ini