Gempa Magnitudo 4,9 Guncang Banten Jelang Tengah Malam, Priangan Timur Juga Alami Dua Kali Guncangan Akibat Sesar Bawah Laut
Getaran gempa berkekuatan Magnitudo 4,9 mengguncang sebagian wilayah Banten menjelang tengah malam, Sabtu 21 Juni 2025. Berdasarkan data resmi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa ini berpusat di laut, tepatnya 48 kilometer barat daya Kecamatan Sumur, Pandeglang, dan terjadi pada pukul 23.34 WIB.
BMKG menjelaskan, gempa dengan kedalaman 17 kilometer ini merupakan jenis gempa dangkal yang diakibatkan oleh aktivitas sesar bawah laut di wilayah setempat. Guncangan terkuatnya terasa di Malingping, Lebak, dengan skala intensitas II-III MMI. Sementara itu, di beberapa wilayah Pandeglang, intensitas guncangan tercatat pada skala II MMI. Pada skala II MMI, getaran gempa dirasakan oleh beberapa orang, membuat benda-benda ringan yang digantung bergoyang. Adapun pada skala III MMI, getaran terasa nyata di dalam rumah, seolah-olah ada truk besar melintas.
Tidak hanya Banten, wilayah Priangan Timur, Jawa Barat, juga turut merasakan serangkaian gempa dalam beberapa waktu terakhir. Pada hari yang sama, Sabtu siang, gempa Magnitudo 4,4 menggetarkan sebagian daerah Priangan Timur. Gempa ini terjadi pada pukul 12.53 WIB dengan pusat di laut, sekitar 52 kilometer arah barat daya dari pusat Kabupaten Pangandaran.
Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah II Tangerang, Hartanto, menerangkan bahwa gempa siang itu berasal dari kedalaman 22 kilometer dan juga merupakan dampak dari aktivitas sesar aktif bawah laut. Guncangan gempa Priangan Timur ini dilaporkan masyarakat terasa di Sukasenang dan Sindang Kasih Kabupaten Ciamis, serta daerah Caringin, Pamengpeuk, Cisompet, Pasirwangi, dan pusat Kabupaten Garut, dengan skala intensitas antara II-III MMI.
Sebelumnya, sekitar sepekan lalu, Priangan Timur juga sempat diguncang gempa bermagnitudo 4,8. Insiden tersebut terjadi pada Ahad malam, 15 Juni 2025, dengan lokasi sumber gempa yang tidak terlalu jauh dari episenter lindu terbaru di wilayah tersebut. Rentetan gempa yang terjadi di Banten dan Priangan Timur ini menjadi pengingat akan tingginya aktivitas seismik akibat sesar bawah laut di selatan Pulau Jawa.