GAPMMI: Ancaman Tarif Balasan AS Picu Kenaikan Biaya Produksi dan Penurunan Ekspor Indonesia

- Penulis

Sabtu, 5 April 2025 - 18:11 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) menyampaikan kekhawatiran mengenai dampak kebijakan tarif impor balasan yang diberlakukan oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump. GAPMMI memperkirakan kebijakan ini akan memicu peningkatan biaya produksi, penurunan volume ekspor produk makanan dan minuman Indonesia ke pasar AS, serta berpotensi besar menimbulkan ancaman bagi keberlangsungan lapangan kerja di sektor terkait. Perlu dicatat, AS merupakan pasar ekspor yang sangat penting bagi sejumlah produk makanan dan minuman unggulan Indonesia, seperti kopi, produk kelapa, kakao, dan juga minyak sawit.

Ketua Umum GAPPMI, Adhi Lukman, menjelaskan bahwa terdapat tiga konsekuensi utama dari penerapan tarif impor resiprokal sebesar 32% oleh AS terhadap produk-produk asal Indonesia. Berikut adalah uraian lebih detail mengenai dampak-dampak tersebut:

1. Peningkatan Beban Produksi: Pemberlakuan tarif impor berpotensi menaikkan biaya produksi bagi industri dalam negeri yang menggunakan bahan baku impor dari AS. Akibatnya, daya saing produk Indonesia di pasar internasional akan melemah, dan pada saat yang sama, harga jual produk di dalam negeri pun berpotensi mengalami kenaikan. Adhi mencontohkan bahwa industri makanan dan minuman di Indonesia mengimpor berbagai jenis bahan baku penting dari AS, termasuk gandum, kedelai, dan susu.

2. Penurunan Volume Ekspor: Tarif yang tinggi berpotensi menyebabkan penurunan signifikan dalam volume ekspor produk makanan dan minuman Indonesia, tidak hanya ke AS, tetapi juga ke negara-negara tujuan ekspor lainnya. Kondisi ini tentu akan berdampak buruk pada kinerja dan laju pertumbuhan industri nasional secara keseluruhan.

Baca Juga :  Analis Ungkap: Koin Kripto Potensial dengan Prospek Bullish Terkini

3. Konsekuensi terhadap Ketenagakerjaan: Penurunan aktivitas ekspor dikhawatirkan akan mengancam stabilitas lapangan kerja di sektor makanan dan minuman di Indonesia, terutama dalam situasi ekonomi yang sedang kurang kondusif.

GAPMMI Mendorong Pemerintah untuk Melakukan Negosiasi

Adhi menekankan bahwa hubungan perdagangan yang sehat antara Indonesia dan AS sangat penting untuk menopang pertumbuhan ekonomi kedua negara. Oleh karena itu, menjaga stabilitas dan kelancaran hubungan dagang antar keduanya menjadi prioritas utama.

GAPMMI mendesak Pemerintah Indonesia untuk mengambil langkah-langkah strategis yang diperlukan. “GAPMMI sangat menganjurkan agar Pemerintah Indonesia segera mengambil inisiatif negosiasi diplomatik, berdialog intensif dengan pemerintah AS untuk mencari solusi yang lebih konstruktif, dan meminimalkan dampak negatif dari kebijakan tarif yang diberlakukan oleh AS,” ungkap Adhi dalam pernyataan tertulisnya pada hari Sabtu (5/4).

  • Tidak Seperti Vietnam dan Kamboja, Pemerintah Menyiapkan 5 Strategi Menghadapi Tarif Impor Trump
  • Anwar Ibrahim Menelepon Prabowo, ASEAN Bersiap Mengambil Tindakan Terkait Tarif Trump
  • Barclays Memprediksi: Kebijakan Tarif Trump Berpotensi Memperlambat Pertumbuhan Ekonomi Asia

GAPMMI juga berharap agar Pemerintah Indonesia dapat melakukan analisis komprehensif terhadap dampak kebijakan tarif impor resiprokal ini secara menyeluruh. Selain itu, GAPMMI mendorong pemerintah untuk memberikan dukungan kebijakan yang memadai kepada industri makanan dan minuman, dengan tujuan membantu mereka mengatasi lonjakan biaya produksi dan mempertahankan daya saing di pasar global.

Baca Juga :  Inilah 10 Saham Favorit Investor Ritel: GOTO, BBRI, dan Lainnya!

Di samping itu, para pelaku usaha di sektor makanan dan minuman juga berharap agar pemerintah dapat menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, yang sangat krusial dalam menciptakan stabilitas perekonomian nasional secara keseluruhan.

“Diperlukan penguatan industri nasional dengan mendorong hilirisasi industri di sektor agrobisnis dan substitusi impor bahan baku dengan memanfaatkan bahan baku yang tersedia di dalam negeri, khususnya untuk jenis komoditas yang memungkinkan,” jelas Adhi.

Lebih lanjut, GAPMMI berharap agar pemerintah tetap mempertahankan kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebagai respons terhadap kenaikan bea masuk impor yang diterapkan oleh AS. “Kebijakan ini telah terbukti efektif dalam meningkatkan permintaan terhadap produk manufaktur dalam negeri, terutama dari belanja pemerintah,” kata Adhi.

Kebijakan TKDN juga memberikan kepastian investasi dan menarik investasi baru ke Indonesia. Banyak tenaga kerja Indonesia yang bekerja di industri yang produknya dibeli oleh pemerintah berkat adanya kebijakan TKDN. GAPMMI memperingatkan bahwa pelonggaran kebijakan TKDN akan menyebabkan hilangnya lapangan kerja dan berkurangnya jaminan investasi di Indonesia.

Sebagai langkah terakhir, GAPMMI mendorong diversifikasi pasar ekspor untuk mengurangi ketergantungan pada pasar AS. “GAPMMI berkomitmen penuh untuk berkolaborasi dengan pemerintah dan para pemangku kepentingan lainnya dalam menghadapi tantangan ini, serta memastikan keberlanjutan industri makanan dan minuman di Indonesia,” pungkas Adhi.

Berita Terkait

IHSG Terkoreksi, Investor Waspadai Geopolitik Global!
Sucor AM: Lahirkan Talenta Investasi Muda Lewat Beasiswa SAP
Saham BUMN Karya: Kontrak Mini, Pilih Cermat, Ini Alasannya!
DATA Remala Abadi Kantongi Kredit Rp 220 Miliar dari Bank Mandiri
Shekel Melesat, Bursa Israel Bergairah: Rekor Tertinggi Sejak 2008!
6 Saham Kena Suspensi BEI, Investor Panik! Apa Penyebabnya?
Wall Street Hijau, Rapat The Fed Bayangi Kenaikan Awal Pekan
JSMR: Saham Jasa Marga Dapat Rekomendasi Beli dari Ciptadana, Potensi Cuan?

Berita Terkait

Selasa, 17 Juni 2025 - 02:22 WIB

IHSG Terkoreksi, Investor Waspadai Geopolitik Global!

Selasa, 17 Juni 2025 - 00:57 WIB

Sucor AM: Lahirkan Talenta Investasi Muda Lewat Beasiswa SAP

Selasa, 17 Juni 2025 - 00:02 WIB

Saham BUMN Karya: Kontrak Mini, Pilih Cermat, Ini Alasannya!

Senin, 16 Juni 2025 - 23:17 WIB

DATA Remala Abadi Kantongi Kredit Rp 220 Miliar dari Bank Mandiri

Senin, 16 Juni 2025 - 23:07 WIB

Shekel Melesat, Bursa Israel Bergairah: Rekor Tertinggi Sejak 2008!

Berita Terbaru

finance

IHSG Terkoreksi, Investor Waspadai Geopolitik Global!

Selasa, 17 Jun 2025 - 02:22 WIB

Uncategorized

Copenhagen, Rahasia Bahagia: Senyum Tulus Ala Denmark

Selasa, 17 Jun 2025 - 02:08 WIB

technology

Samsung Z Flip6 vs iPhone 16e: Adu Spek, Harga, Pilih Mana?

Selasa, 17 Jun 2025 - 01:37 WIB