“`html
Ragamutama.com – Luigi Dall’Igna, Manajer Umum Ducati Corse, tengah menikmati momen puncak dalam kariernya. Keputusannya tahun lalu untuk merekrut Marc Marquez ke tim pabrikan terbukti sangat tepat.
Saat ini, Marquez mendominasi klasemen sementara dan telah berhasil memenangkan sembilan dari dua belas balapan yang telah digelar musim ini.
Di sisi lain, Francesco Bagnaia masih berjuang untuk menemukan kembali performa terbaiknya seperti yang ia tunjukkan di musim sebelumnya.
Namun, kesuksesan Ducati tidak hanya bergantung pada tim pabrikan. Sebagai merek terkemuka, Ducati berhasil mempertahankan posisinya di puncak klasemen konstruktor dengan enam motor yang bersaing ketat.
“Momen krusial adalah tahun 2015, ketika kami berhasil menciptakan motor yang benar-benar baru dan berbeda dalam waktu yang sangat singkat, dengan mengambil banyak risiko,” ungkap Dall’Igna seperti yang dilansir oleh RAGAMUTAMA.COM dari MotoSan.
Dall’Igna menjelaskan lebih lanjut mengenai langkah-langkah progresif yang diambil oleh Ducati, serta peran penting dari para pembalap yang pernah membela tim ini.
“Andrea Iannone memberikan kontribusi yang sangat berharga. Ia adalah tipe pembalap yang selalu termotivasi saat menghadapi tantangan dan selalu mendorong motor hingga batas maksimal,” ujar pria yang dikenal dengan sapaan Gigi tersebut.
“Dovizioso membawa kami selangkah lebih dekat untuk meraih gelar juara dunia. Lorenzo, tentu saja, adalah pembalap lain yang arahannya sangat membantu kami dalam mengambil langkah penting dalam pengembangan motor.”
“Zarco juga memberikan kontribusi signifikan terhadap evolusi. Dan kemudian, tentu saja, Bagnaia, yang membawa pulang gelar Juara Dunia.”
“Bagi Pecco, Ducati adalah motor MotoGP pertama dan terakhir yang dikendarainya, karena ia memulainya bersama kami. Saya pikir baginya, beradaptasi dengan motor lebih mudah daripada yang lain. Itu hampir merupakan proses yang alami.”
Perhatian Bos Ducati ke Alex Marquez Nanti Dulu, Update Motor GP24 Dibekukan
“Saat ini, ia sedang menghadapi beberapa tantangan, dan kami memiliki kemampuan untuk membantunya. Karena seperti halnya orang lain, bahkan pembalap hebat dan juara sekalipun membutuhkan dukungan, baik dari sisi teknis maupun dari sisi manusiawi.”
“Faktor yang paling penting adalah pikiran. Jika pikiran jernih, segalanya akan menjadi jauh lebih mudah.”
“Saya rasa Pecco membutuhkan kami saat ini sama seperti kami membutuhkannya, karena pada akhirnya, saya ingin melihat dua juara bertarung untuk memenangkan balapan.”
Meskipun belum berhasil meraih satu kemenangan pun, Dall’Igna tetap menaruh kepercayaan penuh pada Bagnaia.
“Kami menganggap ini sebagai awal terbaik bagi Pecco Bagnaia untuk meraih gelar juara dunia sepanjang kariernya. Bahkan ketika ia memenangkan dua gelar juara dunia MotoGP, ia tidak memulai dengan begitu mulus.”
“Ia membutuhkan waktu untuk menemukan arah dan perasaannya. Saya yakin kami akan mampu mengeluarkan potensi terbaiknya.”
“Saya tidak berpikir Pecco meniru Marc. Dia mengikuti jalannya sendiri, termasuk dalam hal pengembangan motor, terlepas dari apa yang Marc lakukan. Menurut saya, Pecco sangat kuat dan tidak terpengaruh oleh hal ini.”
Marc Marquez telah mencapai banyak hal luar biasa bersama Ducati. Pembalap berusia 32 tahun tersebut memimpin Kejuaraan Dunia dan telah beradaptasi dengan sangat baik dengan motor Ducati.
“Marc juga sangat tepat dalam memberikan instruksi. Saya sangat senang bekerja dengan Marc,” aku Dall’Igna.
“Dia adalah pembalap yang sangat cepat dan mampu memanfaatkan semua materi yang dimilikinya dengan sangat baik.”
“Dia mengalami dua kecelakaan musim ini, tetapi menurut saya itu lebih disebabkan oleh kurangnya kejelasan daripada kesalahan dalam berkendara. Saya pikir kami benar-benar dapat mengandalkannya untuk membantu kami mencapai tujuan penting kami.”
“Saya rasa kita tidak bisa meminta lebih. Dia melakukannya dengan sangat baik, dan saya tentu tidak bisa meminta lebih,” kata Gigi sambil tersenyum.
“Saya tidak akan pernah melakukan apa pun yang menguntungkan satu pembalap di atas pembalap lain, dan saya juga tidak akan melakukan apa pun yang merugikan pembalap yang mengendarai Ducati.”
“Saya selalu berusaha untuk bersikap sangat transparan. Jika saya mengatakan sesuatu, itu karena saya yakin bisa mewujudkannya, dan jika saya tidak mengatakan apa pun atau mengatakan tidak, itu karena saya tidak akan melakukannya. Saya akan terus berpegang pada prinsip ini.”
Gigi kemudian melanjutkan dengan membuat perbandingan singkat antara kedua pembalap resmi di tim pabrikan Ducati.
“Menurut saya, Pecco berbeda karena ketelitian dan kepekaannya. Dia tentu saja lebih baik daripada pembalap rata-rata,” ucap pria asal Italia tersebut.
“Marc… bagaimana saya menjelaskannya? Dari segi karakter, dia sedikit mirip dengan saya. Ketika dia menetapkan sebuah tujuan, dia tidak akan berhenti sampai dia berhasil mencapainya.”
Bagnaia Akui Skill Marc Marquez di Atas Rata-rata, tapi Tekanan Manajemen Ducati Bisa Lebih ‘Jahat’
“`