Ragamutama.com – AC Milan menunjukkan peningkatan performa dengan penerapan taktik 3-4-3, namun strategi ini diyakini hanya sebagai solusi sementara untuk menstabilkan tim.
Setelah beralih dari skema 4-2-3-1 menjadi 3-4-3, performa Milan terlihat membaik dengan raihan hasil positif yang semakin konsisten.
Dalam empat pertandingan terakhir di Serie A dan Coppa Italia, *I Rossoneri* berhasil mengamankan tiga kemenangan dan hanya mengalami satu kali kekalahan.
Selama periode tersebut, *Il Diavolo Rosso* berhasil mencetak sembilan gol dan hanya kebobolan satu gol saja.
Keseimbangan dalam permainan, yang selama ini dicari oleh pelatih Sergio Conceicao, tampaknya mulai terwujud.
Namun, formasi 3-4-3 ini diperkirakan hanya akan menjadi solusi jangka pendek, khususnya hingga akhir musim kompetisi saat ini.
Menurut informasi yang beredar luas, Conceicao kemungkinan besar akan digantikan pada musim kompetisi 2025-2026, sehingga Milan diperkirakan akan kembali melakukan penyesuaian taktik dengan kedatangan pelatih baru.
Selain itu, santer terdengar kabar bahwa tim kebanggaan kota Milan ini juga berencana untuk melepas beberapa pemainnya.
Fabio Bazzani, seorang mantan pemain Liga Italia, berpendapat bahwa formasi 3-4-3 hanyalah strategi sementara yang efektif untuk membantu beberapa pemain Milan yang sebelumnya tampil kurang maksimal agar dapat menemukan kembali performa terbaiknya.
Salah satu keuntungan utama dari penerapan sistem 3-4-3 bagi Milan adalah memberikan keleluasaan lebih kepada Theo Hernandez dan Rafael Leao dalam melakukan serangan.
Dengan strategi ini, diharapkan kedua pemain tersebut dapat memaksimalkan kemampuan menyerang mereka secara optimal.
“Apakah Milan sebaiknya memulai musim depan dengan formasi 3-4-3? Itu semua akan bergantung pada pelatih dan ketersediaan pemain,” kata Bazzani.
“Awal musim dimulai dengan sebuah gagasan, sebuah strategi yang matang. Namun, terkadang Anda menyadari bahwa pemain tidak memberikan performa seperti yang Anda harapkan, sehingga perlu dicari solusi alternatif.”
“Itulah yang terjadi pada Conceicao, yang akhirnya menemukan sistem ini yang memberikan sedikit lebih banyak soliditas pada tim.”
“Masalah utama Milan selama ini adalah kurangnya keseimbangan di berbagai lini,” lanjut mantan striker yang pernah memperkuat Sampdoria dan Venezia tersebut.
“Dengan bermain menggunakan formasi 3-4-3, pemain-pemain kunci mereka dapat mengekspresikan diri dengan lebih baik di lapangan.”
“Namun, saya melihat ini sebagai solusi jangka pendek, hanya untuk sisa musim ini saja.”
“Pola ini sangat membantu untuk menghentikan tren negatif yang dialami oleh AC Milan.”
“Bukan berarti mereka harus melanjutkan dengan taktik ini untuk musim depan,” imbuh Bazzani.
“Milan memiliki peluang yang bagus untuk meraih gelar juara Coppa Italia.”
“Namun, menurut saya, bahkan jika mereka berhasil memenangkannya, itu tidak serta merta menghilangkan semua masalah dan kendala yang terjadi sepanjang musim ini.”
“Mungkin kemenangan tersebut hanya akan menutupi masalah-masalah tersebut untuk sementara waktu.”
“Sulit membayangkan bahwa proyek baru setelah kepergian Stefano Pioli akan menghadapi tantangan sebesar ini.”
“Posisi ke-9 memang sulit diprediksi, tetapi perjalanan musim ini telah mengalami arah yang tidak terduga dan akan sulit untuk mengembalikan mereka ke jalur yang benar.”
“Milan telah mencoba mengganti pelatih, tetapi jelas sekali bahwa kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi tetap ada,” tutup Bazzani.