Ragamutama.com JAKARTA. Kabar baik datang dari Kepulauan Riau! Proyek pengembangan Lapangan minyak Forel dan Terubuk yang terletak di Wilayah Kerja (WK) South Natuna Sea Block B, secara resmi diluncurkan pada hari Jumat (16/5) ini.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menyampaikan bahwa kehadiran dua proyek vital ini diproyeksikan akan mendongkrak produksi minyak nasional sebesar 20 ribu barel per hari (BPH).
“Tidak hanya minyak, blok ini juga menyimpan potensi produksi gas yang signifikan, mencapai 60 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD),” ungkap Bahlil saat memberikan sambutan dalam peresmian yang disiarkan secara daring, Jumat (16/5).
Tingkatkan Lifting Migas, Proyek Sumur Natuna Milik Medco Akan Diresmikan Besok
Dengan adanya tambahan produksi ini, Bahlil meyakini bahwa Indonesia berpotensi mengalami surplus gas, terutama ketika produksi mulai berjalan optimal pada tahun mendatang.
Dengan demikian, pemerintah dapat lebih fokus dalam upaya mencapai target ambisius, yaitu meningkatkan lifting minyak hingga mencapai 1 juta barel per hari, yang ditargetkan dapat terwujud pada periode 2029-2030.
Ada Proyeksi Defisit Pasokan Gas, Menteri Bahlil: 2026-2027 Lifting Migas Mulai Naik
Perlu diketahui bahwa upacara peresmian berlangsung langsung di lokasi proyek, yang berjarak sekitar 60 mil dari garis pantai. Bahlil menekankan bahwa proyek lifting minyak ini merupakan salah satu yang terjauh di wilayah Indonesia.
Total investasi untuk kedua proyek strategis ini mencapai angka US$ 600 juta, dan selama masa konstruksi, proyek ini berhasil menciptakan lapangan pekerjaan bagi kurang lebih 2300 orang.
Bahlil juga memberikan penegasan bahwa seluruh kegiatan proyek yang berlangsung di lapangan minyak Natuna ini sepenuhnya dikelola oleh sumber daya Indonesia. Mulai dari perusahaan pelaksana, tenaga kerja, hingga kapal yang digunakan, semuanya adalah produk dan sumber daya dalam negeri.
“Proyek ini memiliki nilai strategis yang sangat tinggi, karena kepemilikannya berada di tangan anak bangsa Republik Indonesia. Tenaga kerjanya pun sepenuhnya merupakan putra-putri terbaik Indonesia, termasuk kapal FPSO-nya, yang merupakan hasil karya 100% TKDN Indonesia. Jadi, semuanya adalah hasil karya anak-anak Republik,” jelasnya.