Ragamutama.com Sosok legendaris yang dikenal sebagai pelari maraton tertua di dunia, Fauja Singh, telah meninggal dunia pada usia 114 tahun. Kepergiannya yang mendadak akibat kecelakaan tabrak lari di Punjab, India, menutup tirai perjalanan hidup yang telah menginspirasi jutaan orang di seluruh penjuru dunia.
Insiden tragis ini terjadi pada Senin sore, 15 Juli, di desa Bias, Jalandhar, Punjab. Menurut laporan dari India Today, Fauja Singh sedang berjalan kaki menyeberangi jalan raya Jalandhar-Pathankot ketika ia ditabrak oleh sebuah Toyota Fortuner berwarna putih.
Dilansir dari Times of India pada Rabu, 16 Juli, korban segera dilarikan ke rumah sakit pasca-kejadian. Namun, akibat luka berat di bagian kepala, Fauja Singh menghembuskan napas terakhirnya di hari yang sama.
Penyelidikan polisi Punjab bergerak cepat dan berhasil meringkus tersangka pelaku tabrak lari, Amritpal Singh Dhillon, seorang pria berusia 30 tahun yang diketahui baru kembali dari Kanada. Dhillon ditangkap di kediamannya di Kartarpur pada Selasa malam.
Berdasarkan keterangan awal, kendaraan yang terlibat kecelakaan tersebut semula terdaftar atas nama orang lain dan telah dijual kepada Dhillon dua tahun silam. Dhillon mengakui keterlibatannya dalam insiden naas itu dan mengaku baru menyadari bahwa korban yang ditabraknya adalah Fauja Singh setelah membaca pemberitaan di media.
2.990 Pelari Ikuti Surabaya Orthopedic Half Marathon 2025, Peserta Ada Penyintas Ortopedi dan Lanjut Usia
Lahir pada 1 April 1911 di Beas Pind, Jalandhar, Fauja Singh memiliki masa kecil yang penuh tantangan. Ia baru bisa berjalan pada usia lima tahun dan sering dianggap lemah secara fisik oleh lingkungannya.
Namun, setelah serangkaian tragedi keluarga menimpanya di awal tahun 1990-an, Singh menemukan pelarian dan kekuatan baru dalam berlari. Aktivitas inilah yang kemudian mengubahnya menjadi seorang legenda maraton.
Situs resmi Olympics mencatat bahwa Fauja Singh memulai debut maratonnya pada usia 89 tahun di London pada tahun 2000, sebuah capaian yang luar biasa dan jarang terbayangkan.
Sejak saat itu, Singh telah berhasil menyelesaikan sembilan maraton di berbagai kota besar dunia, termasuk Toronto, New York, dan Mumbai. Salah satu pencapaian terbaiknya adalah rekor waktu 5 jam 40 menit di kategori usia di atas 90 tahun pada Toronto Waterfront Marathon 2003.
Kakek yang akrab dijuluki “Turbaned Tornado” ini juga mengukir sejarah sebagai orang pertama berusia 100 tahun yang berhasil menuntaskan maraton penuh pada tahun 2011, menegaskan statusnya sebagai ikon ketahanan fisik.
Meskipun Guinness World Records tidak dapat mengakui secara resmi rekornya karena ketiadaan akta kelahiran, paspornya dengan jelas mencantumkan tahun lahir 1911 sebagai bukti usianya yang luar biasa.
Pada tahun yang sama, 2011, Fauja Singh memecahkan lima rekor dunia dalam satu hari di Toronto dan terpilih sebagai pembawa obor Olimpiade London 2012, sebuah kehormatan yang semakin melambungkan namanya di panggung dunia.
Fauja Singh memutuskan untuk pensiun dari dunia kompetisi lari pada tahun 2013, setelah menyelesaikan lomba 10 kilometer di Hong Kong, mengakhiri karier lari profesionalnya yang inspiratif.
Selain prestasinya di lintasan, Singh juga dikenal luas berkat penampilannya dalam kampanye iklan internasional bersama figur-figur global seperti David Beckham dan Muhammad Ali. Kisah hidupnya yang menakjubkan juga diabadikan dalam biografi berjudul “Turbaned Tornado” yang terbit pada tahun 2011.
Kepergian Fauja Singh menyisakan duka mendalam tidak hanya bagi komunitas olahraga, tetapi juga bagi dunia yang mengenangnya sebagai simbol abadi harapan, semangat, dan keteguhan di usia senja. Warisan inspiratifnya akan terus hidup dan memotivasi banyak orang.