Fadli Zon Dikecam, WNI Belanda Tuntut Cabut Pernyataan Pemerkosaan 1998

Avatar photo

- Penulis

Senin, 16 Juni 2025 - 09:47 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sebuah koalisi yang terdiri dari masyarakat dan mahasiswa Indonesia di Belanda, yang tergabung dalam Gabungan Masyarakat dan Mahasiswa Indonesia di Belanda untuk Keadilan Sejarah, melayangkan desakan keras kepada Menteri Kebudayaan, Fadli Zon. Mereka menuntut Fadli Zon untuk secara terbuka mencabut pernyataannya yang menyebut tragedi pemerkosaan dalam kerusuhan Mei 1998 sebagai sekadar rumor tanpa cukup bukti. Desakan ini dilatarbelakangi oleh penilaian bahwa pernyataan tersebut mencerminkan sikap pemerintah yang tidak berpihak kepada para korban kekerasan sebelum reformasi tersebut.

“Untuk itu kami mendesak Menteri Kebudayaan Fadli Zon untuk secara terbuka menyampaikan permintaan maaf kepada korban dan keluarga,” tegas Syukron Subkhi, perwakilan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Belanda, melalui keterangan tertulis pada Minggu, 15 Juni 2025. Pernyataan ini sekaligus menyuarakan keprihatinan mendalam atas upaya pemerintah yang mereka anggap secara sistematis berkeinginan menghapus jejak kelam sejarah melalui penulisan ulang yang sepihak dan seragam.

Menurut Syukron, meskipun pahit dan sulit untuk dihadapi, sejarah harus tetap diakui sebagai bagian penting yang membentuk perjalanan bangsa. Sejarah kelam, imbuhnya, semestinya menjadi pengingat agar kekerasan serupa tidak terulang, apalagi diwariskan sebagai warisan buruk dari satu generasi ke generasi berikutnya. Koalisi juga secara khusus menyoroti rencana Fadli Zon untuk menuliskan sejarah dengan “tone positif.” Mereka memandang upaya ini sebagai akal-akalan pemerintah semata untuk melegitimasi kekuasaannya, terutama karena “Kekuasaan di bawah Pemerintahan Presiden Prabowo yang berkorelasi erat dengan kekerasan dan pelanggaran HAM,” kata Syukron.

Baca Juga :  Deal KAAN: Indonesia Borong 48 Jet Tempur Canggih dari Turki!

Oleh karena itu, koalisi ini meminta pemerintah untuk membuka ruang dialog yang transparan dan inklusif bagi para korban dalam proses penulisan ulang sejarah modern. Permintaan ini terutama ditujukan kepada para eksil yang hingga kini terhalang pulang akibat pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di era pemerintahan Soeharto, atau korban kekerasan politik pada masa-masa awal berdirinya Republik.

Selain itu, Syukron menambahkan, koalisi masyarakat dan mahasiswa Indonesia di Belanda juga mendesak pemerintah untuk segera mengungkap kebenaran di balik berbagai kasus pelanggaran HAM berat di masa lalu maupun yang masih terjadi hingga kini. Ia mengkritik negara yang terlalu berlarut-larut dalam memberikan keadilan bagi para korban dan keluarga mereka, mencatat bahwa “Ada 12 pelanggaran HAM berat yang belum diungkap.”

Baca Juga :  Satpol PP Jakarta Beraksi: Basmi Premanisme di Ibu Kota

Sebelumnya, dalam sebuah wawancara mengenai proses penulisan ulang sejarah bersama jurnalis senior RAGAMUTAMA.COM, Uni Zulfiani Lubis, Fadli Zon memang menyatakan bahwa cerita mengenai pemerkosaan saat kerusuhan 1998 tidak memiliki bukti yang cukup untuk ditulis dalam sejarah resmi Indonesia. “Pemerkosaan massal kata siapa itu? Enggak pernah ada *proof*-nya. Itu adalah cerita. Kalau ada tunjukkan, ada enggak di dalam buku sejarah itu?” ujar Fadli Zon dalam wawancara yang tayang di siaran YouTube RAGAMUTAMA.COM pada Rabu, 11 Juni 2025. Tempo telah diizinkan oleh Uni Lubis untuk mengutip isi wawancara tersebut.

Mantan Wakil Ketua DPR RI itu juga menuturkan bahwa ia pernah menguji para sejarawan terkait klaim tersebut. “Saya sendiri pernah membantah itu dan mereka (penulis ulang sejarah) tidak bisa buktikan,” ungkap Fadli, menegaskan pendiriannya mengenai kurangnya bukti konklusif atas peristiwa tersebut.

Berita Terkait

Polemik Pulau Aceh-Sumut: Kemendagri Serahkan Temuan ke Prabowo, Apa Isinya?
Iran Klaim Bobol Pertahanan Israel, Saling Serang Memanas!
Konflik Israel-Iran Memanas, Trump: AS Bisa Terlibat!
Ijazah Jokowi: Kubu Ungkap Alasan Penolakan Tunjukkan Asli, Hindari Chaos?
Kepala Intelijen Garda Revolusi Iran Tewas, Misteri di Balik Kematian?
Prabowo ke Rusia, Sinyal Kuat Indonesia di Mata Putin?
Pengacara Jokowi: Tuduhan Ijazah Palsu, Upaya Jatuhkan Presiden?
Prabowo ke Rusia Temui Putin, Usai Kunjungan Singapura, Apa yang Dibahas?

Berita Terkait

Senin, 16 Juni 2025 - 19:52 WIB

Polemik Pulau Aceh-Sumut: Kemendagri Serahkan Temuan ke Prabowo, Apa Isinya?

Senin, 16 Juni 2025 - 17:27 WIB

Iran Klaim Bobol Pertahanan Israel, Saling Serang Memanas!

Senin, 16 Juni 2025 - 14:57 WIB

Konflik Israel-Iran Memanas, Trump: AS Bisa Terlibat!

Senin, 16 Juni 2025 - 11:22 WIB

Ijazah Jokowi: Kubu Ungkap Alasan Penolakan Tunjukkan Asli, Hindari Chaos?

Senin, 16 Juni 2025 - 11:02 WIB

Kepala Intelijen Garda Revolusi Iran Tewas, Misteri di Balik Kematian?

Berita Terbaru

finance

Wall Street Hijau, Rapat The Fed Bayangi Kenaikan Awal Pekan

Senin, 16 Jun 2025 - 21:57 WIB

entertainment

Serial Reacher, Agnez Mo dan Anggun: Misteri Apa Sebenarnya?

Senin, 16 Jun 2025 - 20:57 WIB

sports

Marquez Bingung di Tes MotoGP Aragon 2025, Bagnaia Unggul?

Senin, 16 Jun 2025 - 20:52 WIB