Pembalap KTM, Enea Bastianini, angkat bicara mengenai keputusan Ducati yang memilih Marc Marquez untuk menggantikannya di tim utama pada MotoGP 2025. Bastianini harus merelakan posisinya setelah dua musim berkiprah di skuad pabrikan Italia itu, sebuah “tumbal” di balik manuver penting Ducati.
Dengan nada penyesalan, Bastianini menceritakan titik balik yang mengakhiri harapannya untuk bertahan di Ducati. “Harapan saya untuk bertahan di Ducati pupus di Le Mans,” ujar Bastianini. “Sayangnya, saya kehabisan bahan bakar saat kualifikasi. Saya mengenakan helm merah dan seharusnya bisa start dari depan, namun justru harus start dari belakang. Padahal kecepatan saya bagus dan seharusnya bisa bersaing untuk meraih kemenangan. Balapan itu menjadi penentu bagi pilihan Ducati,” tambahnya.
Keputusan Ducati untuk memilih Marc Marquez sebagai pendamping Francesco Bagnaia di musim 2025 sempat mengejutkan banyak pihak. Awalnya, pilihan ini dinilai aneh mengingat penurunan performa Marquez dalam empat musim terakhir. Bastianini pun mengakui keunikan keputusan tersebut. “Kemudian datanglah keputusan Gigi Dall’Igna untuk memilih Marc Marquez,” tutur Bastianini. “Tentu saja, hanya sedikit yang menduganya karena Jorge Martin sedang menjalani musim yang luar biasa dan selalu unggul. Mungkin terdengar aneh bagi Gigi saat itu, namun hari ini Anda tidak bisa berkata apa-apa kepadanya karena Marc sedang dalam performa yang sangat baik,” jelasnya.
Meskipun posisinya digantikan, Bastianini menegaskan hubungannya dengan Marc Marquez tetap harmonis. “Bagi saya, tidak ada yang berubah darinya, hubungan kami berjalan lancar tanpa masalah. Kami menyelesaikan musim ini dengan sebaik mungkin,” ungkapnya.
Kontras performa kedua pembalap ini di musim berjalan sangat mencolok. Marc Marquez, meski tidak lagi muda, langsung tampil gemilang bersama motor Ducati, memenangi delapan dari 12 seri yang telah berjalan sejauh ini. Sementara itu, Bastianini masih kesulitan menembus lima besar bersama KTM. Pembalap asal Italia itu paling banter hanya bisa finis di posisi kesembilan di seri Thailand, Spanyol, dan Belanda. Selebihnya, ia kerap terlempar dari 10 besar dan kini menempati peringkat ke-15 klasemen dengan 42 poin.
Mengenai perjalanannya di KTM, Bastianini mengakui tantangan besar yang dihadapinya sejak awal. “Bisa dibilang petualangan ini tidak dimulai dengan baik. Pada periode awal musim ini, kami menghadapi beberapa kendala. Namun, saya selalu cukup termotivasi. Jadi saya mempersiapkan diri sebaik mungkin,” pungkasnya. Ia menambahkan, “Seluruh tim telah bekerja sangat baik sejak awal, semua orang fokus, dan tidak ada yang mengendur dari awal hingga hari ini. Lalu ada angin segar, meskipun kami menyadarinya secara tidak sadar. Balapan terakhir (di Brno) jauh lebih baik. Harus saya akui, kami mulai kembali ke ritme permainan dan yang terpenting adalah bersenang-senang,” tutupnya.