Kawasan Gunung Bromo kembali dihiasi fenomena alam menakjubkan, embun upas, yang mengubah lanskapnya menyerupai hamparan salju yang memukau. Kehadiran embun upas ini, yang kerap dijuluki ‘salju abadi’ Bromo, bukan hanya sekadar keindahan visual, namun juga menjadi magnet utama bagi para pelancong.
Pranata Humas Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS), Endrip Wahyutama, membenarkan bahwa fenomena embun upas memang memiliki daya pikat tersendiri. Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, peningkatan kunjungan wisatawan ke Bromo seringkali terjadi setelah kemunculan embun upas menjadi viral di media sosial. Menurut Endrip, dampak lonjakan kunjungan ini mungkin baru akan terlihat jelas dalam sepekan ke depan. Pernyataan tersebut disampaikan melalui pesan singkat pada Sabtu (12/7/2025).
Namun, ia tidak dapat memprediksi secara pasti apakah tren peningkatan ini akan terulang di tahun ini, mengingat situasi saat ini yang merupakan periode pasca-libur sekolah. Endrip menambahkan, embun upas adalah fenomena langka yang umumnya hanya terjadi setahun sekali. Kemunculannya kerap bertepatan dengan menjelang musim kemarau, seperti periode saat ini.
Dari sudut pandang pelaku wisata lokal, Sodikin, seorang warga Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, sekaligus pegiat pariwisata Gunung Bromo, mengungkapkan bahwa embun upas telah terlihat muncul sejak tiga hari terakhir. Fenomena ini terjadi akibat suhu yang sangat ekstrem. Pagi tadi, suhu di kawasan Bromo tercatat mencapai 5 derajat Celsius, imbuh Sodikin dalam pesan singkatnya, Sabtu (12/7/2025).
Meskipun begitu, kemunculan embun upas saat ini belum merata di seluruh kawasan Gunung Bromo. Penampakan ‘salju’ alami ini baru terlihat jelas di beberapa lokasi, seperti di Lembah Widodaren dan Pasir Berbisik. Kondisi suhu yang sangat rendah ini dikonfirmasi oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) wilayah Jawa Timur, yang menyatakan bahwa 5 derajat Celsius merupakan suhu terdingin yang tercatat di Jawa Timur saat ini.