Ekonomi Negara-Negara Ini Alami Perlambatan di Kuartal 1 2025

Avatar photo

- Penulis

Sabtu, 17 Mei 2025 - 21:55 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com – , Jakarta – Pada kuartal pertama tahun 2025, sejumlah negara mencatatkan perlambatan laju pertumbuhan ekonomi. Situasi ini turut dirasakan oleh Indonesia.

Berdasarkan perhitungan Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam tiga bulan pertama tahun 2025 hanya mencapai 4,87 persen. Angka ini menunjukkan penurunan dibandingkan kuartal sebelumnya yang masih mampu tumbuh sebesar 5,02 persen.

Terdapat sejumlah faktor yang memengaruhi penurunan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada periode Januari-Maret 2025, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (5,11 persen). Di antaranya adalah: pertama, konsumsi rumah tangga yang hanya meningkat sebesar 4,89 persen, lebih rendah dari tahun sebelumnya. Kedua, deflasi, yang memicu penurunan tabungan masyarakat dan berdampak pada daya beli. Ketiga, penurunan dalam peningkatan investasi yang hanya tumbuh 2,1 persen. Keempat, adanya pelemahan belanja pemerintah serta pemangkasan anggaran.

Selain Indonesia, berdasarkan laporan dari Trading Economics dan Xinhua, negara lain seperti Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Singapura juga mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2025.

Jepang

Ekonomi Jepang mengalami kontraksi tahunan sebesar 0,7 persen pada kuartal pertama 2025. Ini menjadi kontraksi pertama yang dialami Jepang dalam empat kuartal terakhir, seperti dilansir dari Xinhua, Jumat, 16 Mei 2025. Pemerintah Jepang melaporkan bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) riil pada kuartal pertama (Januari-Maret), setelah disesuaikan dengan inflasi, turun 0,2 persen dari kuartal sebelumnya (Oktober-Desember 2024).

Selama kuartal pertama 2025, ekspor mengalami penurunan sebesar 0,6 persen, sementara impor justru meningkat 2,9 persen, memberikan dampak negatif terhadap PDB. Konsumsi swasta, yang berkontribusi lebih dari separuh output ekonomi Jepang, hanya naik 0,04 persen akibat dampak kenaikan harga.

Baca Juga :  MAPI Cetak Rekor! Pendapatan 2024 Meroket 13,55% Jadi Rp 37,83 Triliun

Korea Selatan

PDB riil Korea Selatan mengalami penyusutan sebesar 0,4 persen pada kuartal Januari-Maret, jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Padahal, ekonomi Korea Selatan sempat tumbuh selama dua kuartal terakhir. Data dari bank sentral Korea Selatan, yang dikutip oleh Xinhua pada hari Kamis, 24 April 2025, menunjukkan bahwa penurunan ini disebabkan oleh kemerosotan dalam ekspor, konsumsi, dan investasi.

Bank Korea menyatakan bahwa angka kuartal pertama ini jauh di bawah perkiraan ekspansi sebesar 0,2 persen yang diproyeksikan pada bulan Februari. PDB riil yang telah disesuaikan secara musiman mengalami kontraksi sebesar 0,2 persen pada kuartal Januari-Maret, dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang mencatatkan kenaikan sebesar 0,1 persen pada kuartal ketiga dan keempat tahun lalu. Penurunan ini tercermin dari penurunan ekspor sebesar 1,1 persen, penurunan impor sebesar 2,0 persen, penurunan investasi konstruksi sebesar 3,2 persen, dan penurunan investasi fasilitas sebesar 2,1 persen. Bahkan, konsumsi swasta juga mengalami penurunan sebesar 0,1 persen, yang merupakan kemerosotan pertama dalam tiga kuartal terakhir.

Dari sisi industri, produksi secara musiman menyusut sebesar 0,8 persen, dan produksi di sektor konstruksi juga menurun sebesar 1,5 persen. Namun, output di sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan mengalami kenaikan sebesar 3,2 persen, sehingga sedikit mengurangi dampak penurunan pertumbuhan ekonomi Korea Selatan secara keseluruhan.

Baca Juga :  Cek Rekomendasi Saham Emiten Batubara di Tengah Penurunan Harga

Amerika Serikat

PDB Amerika Serikat (AS) mengalami penyusutan pada tingkat tahunan sebesar 0,3 persen pada kuartal pertama 2025. Kondisi ini terjadi di tengah penerapan kebijakan tarif baru yang meningkatkan ketidakpastian dan melemahkan kepercayaan. Menurut Biro Analisis Ekonomi (Bureau of Economic Analysis/BEA) AS, seperti dilansir dari Antara pada Kamis, 1 Mei 2025, angka penurunan ini berbanding terbalik dengan pertumbuhan PDB sebesar 2,4 persen yang tercatat pada kuartal keempat 2024.

https://www.antaranews.com/berita/4806461/ekonomi-q1-2025-as-susut-karena-regulasi-tarif-dan-kekhawatiran-resesi

Laporan dari Biro Analisis Ekonomi AS menyebutkan bahwa kekhawatiran akan tarif yang lebih tinggi di masa depan mendorong banyak perusahaan untuk meningkatkan persediaan barang. Selain itu, sektor belanja konsumen, yang menyumbang dua pertiga dari PDB AS, hanya tumbuh pada laju 1,8 persen, lebih rendah dibandingkan dengan 4,0 persen pada kuartal keempat 2024. Belanja pemerintah federal juga mengalami penyusutan sebesar 5,1 persen.

Singapura

Ekonomi Singapura tumbuh sebesar 3,8 persen secara year on year pada kuartal pertama 2025. Laju pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan dengan 5,0 persen yang tercatat pada kuartal keempat 2024. Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura menjelaskan bahwa kontraksi ini disebabkan oleh penurunan berurutan di sektor manufaktur dan industri jasa berorientasi luar tertentu, seperti keuangan dan asuransi, di tengah melemahnya permintaan eksternal.

Rachel Caroline L.Toruan dan Ilona Estherina berkontribusi dalam artikel ini.

Pilihan Editor: AI Mengancam Integritas Informasi

Berita Terkait

Panduan Lengkap Akad Istishna: Pengertian, Syarat, Contoh, dan Pembayaran
Analis Prediksi Harga Bitcoin Meroket Hingga US$250.000 Tahun 2025
Promo Ongkir E-commerce Dibatasi: Apa Dampaknya Bagi Konsumen?
Rahasia Miliarder: 5 Hal yang Tidak Dibeli Bill Gates
Sentimen Konsumen AS Terjun Bebas: Apa Dampaknya Bagi Ekonomi?
Pemerintah Dukung Promosi Gratis Ongkir E-Commerce: Komdigi Jelaskan
Anggoro Eko Cahyo Pimpin BSI: Profil Lengkap Direktur Utama Baru
Bitcoin Konsolidasi di US$103.000: Analis Prediksi Potensi Kenaikan Harga

Berita Terkait

Minggu, 18 Mei 2025 - 01:31 WIB

Panduan Lengkap Akad Istishna: Pengertian, Syarat, Contoh, dan Pembayaran

Minggu, 18 Mei 2025 - 01:03 WIB

Analis Prediksi Harga Bitcoin Meroket Hingga US$250.000 Tahun 2025

Sabtu, 17 Mei 2025 - 23:35 WIB

Promo Ongkir E-commerce Dibatasi: Apa Dampaknya Bagi Konsumen?

Sabtu, 17 Mei 2025 - 23:07 WIB

Rahasia Miliarder: 5 Hal yang Tidak Dibeli Bill Gates

Sabtu, 17 Mei 2025 - 22:27 WIB

Sentimen Konsumen AS Terjun Bebas: Apa Dampaknya Bagi Ekonomi?

Berita Terbaru

Food And Drink

Jelajahi Kelezatan Ragam Kuliner Khas Sleman: Panduan Lengkap

Minggu, 18 Mei 2025 - 02:47 WIB

Uncategorized

Reaksi Heboh: Lambaian Tangan Messi Picu Histeria Massal di Indonesia

Minggu, 18 Mei 2025 - 02:12 WIB