Ragamutama.com – , Jakarta – Kasus grup Facebook “Fantasi Sedarah” yang menghebohkan karena mempromosikan praktik inses dan kekerasan seksual terhadap anak telah memasuki babak baru. Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri mengungkapkan bahwa terdapat empat korban pelecehan seksual dalam kasus ini. Ironisnya, dua dari enam tersangka yang telah diamankan diduga kuat melakukan pencabulan terhadap anak-anak di bawah umur.
Brigadir Jenderal Nurul Azizah, Direktur Tindak Pidana Perempuan Anak dan Pidana Perdagangan Orang, menjelaskan bahwa bentuk pelecehan yang terjadi adalah pencabulan. Tersangka berinisial MS diduga mencabuli tiga korban, di mana dua di antaranya masih anak-anak. Sementara itu, tersangka MJ diduga melakukan pencabulan terhadap satu korban.
“Para korban awalnya tidak menyadari bahwa mereka sedang dicabuli. Modusnya adalah dengan grooming, yaitu pendekatan secara perlahan namun pasti,” ungkap Nurul saat memberikan keterangan di Gedung Bareskrim Polri, Rabu, 21 Mei 2025.
Nurul menambahkan bahwa para korban juga memiliki tingkat pengetahuan yang terbatas. MS melakukan pelecehan terhadap korban berusia 12 dan 8 tahun, yang merupakan anak dari kakak iparnya. Selain itu, satu korban lainnya yang berusia 21 tahun, menjadi korban setelah difoto saat sedang tertidur.
Sementara itu, tersangka MJ diduga mencabuli anak tetangganya yang masih berusia 7 tahun. Tindakan tersebut, menurut keterangan, telah dilakukan sebanyak tiga kali.
Brigadir Jenderal Himawan Bayu Aji, Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, menjelaskan bahwa para tersangka berhasil ditangkap di berbagai lokasi yang berbeda di wilayah Jawa dan Sumatra. “Ada tiga laporan polisi yang menjadi dasar bagi kami untuk melakukan penyelidikan secara intensif di berbagai daerah,” kata Himawan di Gedung Bareskrim Polri, Rabu, 21 Mei 2025.
Tersangka pertama yang berhasil diamankan adalah DK, yang merupakan anggota dan kontributor aktif dalam grup “Fantasi Sedarah”. DK ditangkap di Bandung, Jawa Barat, pada Sabtu, 17 Mei 2025.
Himawan mengungkapkan bahwa DK memiliki motif untuk mendapatkan keuntungan pribadi dengan mengunggah dan menjual konten pornografi anak di grup Facebook tersebut. Konten tersebut dijual dengan harga Rp 50 ribu untuk 20 video dan Rp 100 ribu untuk 100 foto.
Tersangka kedua, MR, ditangkap oleh Bareskrim di Jawa Barat pada Senin, 19 Mei 2025. MR diketahui sebagai pembuat grup “Fantasi Sedarah”, yang dibentuk pada bulan Agustus 2024.
Tersangka ketiga adalah MS, yang ditangkap oleh penyidik Direktorat Siber Polda Metro Jaya di Kudus, Jawa Tengah. MS juga merupakan anggota aktif dalam grup “Fantasi Sedarah”. “MS membuat video asusila yang melibatkan dirinya sendiri dengan anak-anak menggunakan telepon genggam miliknya,” jelas Himawan.
Selanjutnya, tersangka MJ ditangkap oleh Direktorat Siber Polda Metro Jaya di Bengkulu pada tanggal 19 Mei. MJ sebelumnya telah masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) Polresta Bengkulu atas dugaan melakukan perbuatan asusila terhadap korban anak.
Tersangka kelima, MA, ditangkap oleh Bareskrim di Lampung pada Selasa, 20 Mei 2025. MA diketahui mengunduh dan mengunggah ulang video pornografi anak di grup “Fantasi Sedarah”.
Tersangka keenam, KA, ditangkap oleh Bareskrim di Jawa Barat. KA merupakan kontributor aktif di grup “Suka Duka”. Dia aktif mengunggah konten pornografi anak.
Himawan menjelaskan bahwa keenam tersangka akan dijerat dengan Pasal 45 ayat (1) juncto Pasal 27 ayat (1) juncto Pasal 52 Undang-Undang Informasi dan Elektronik.
Selain itu, mereka juga akan dijerat dengan sejumlah pasal lain dalam Undang-Undang tentang Pornografi, Undang-Undang tentang Perlindungan Anak, dan Undang-Undang tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual. “Keenam tersangka terancam hukuman pidana penjara maksimal 15 tahun dan denda maksimal Rp 6 miliar,” tegas Himawan.
Pilihan Editor: Fantasi Inses Memicu Kekerasan Seksual dalam Keluarga