Ragamutama.com – JAKARTA. Indeks Dolar Amerika Serikat (DXY) masih bertahan di sekitar angka 99. Hal ini dipengaruhi oleh pernyataan yang cenderung tidak jelas dari Ketua Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell. Situasi yang penuh ketidakpastian ini mendorong pelaku pasar untuk tetap berhati-hati, sehingga menahan potensi penguatan dolar.
Berdasarkan data dari Trading Economics, pada hari Kamis (8/5) pukul 19.55 WIB, DXY masih tercatat berada pada level 99,97. Secara akumulatif dalam satu minggu terakhir, pergerakannya hanya mencatatkan kenaikan tipis sebesar 0,1%.
Menurut pandangan Presiden Komisioner HFX International Berjangka, Sutopo, pergerakan indeks dolar terhambat karena penolakan eksplisit dari Powell untuk menurunkan suku bunga. Penolakan ini merupakan respons terhadap kemungkinan dampak yang ditimbulkan oleh tarif.
“Prioritas utama The Fed saat ini adalah mengendalikan inflasi, bahkan jika hal itu berisiko memperlambat pertumbuhan ekonomi akibat perselisihan perdagangan,” ujar Sutopo kepada Kontan, pada hari Kamis (8/5).
Indeks Dolar AS Naik Tipis, Pasar Dibayangi Ketidakpastian Ekonomi dan Perang Dagang
Oleh karena itu, sikap yang diambil oleh The Fed ini memicu kembali kekhawatiran di pasar terkait dengan laju ekspansi ekonomi di masa mendatang. Akibatnya, potensi penguatan nilai dolar AS menjadi terbatas, bahkan dalam jangka menengah.
Sutopo menjelaskan bahwa, meskipun dolar AS memiliki status sebagai aset *safe haven*, yang seharusnya meningkatkan permintaannya di tengah ketidakpastian perang dagang, namun kenyataannya, mata uang ini kurang diminati saat ini.
Selain itu, Ekonom Senior KB Valbury Sekuritas, Fikri C. Permana, juga menyoroti dampak penurunan suku bunga oleh Bank of England (BOE) sebesar 25 basis poin. Hal ini juga menjadi faktor penghambat bagi penguatan dolar AS.
“Poundsterling merupakan salah satu komponen pembentuk indeks dolar AS,” jelas Fikri kepada Kontan, Kamis (8/5).
Meskipun penguatannya terbatas, Fikri berpendapat bahwa dolar AS masih menjadi pilihan investasi yang menarik setidaknya untuk satu tahun ke depan. Menurutnya, penurunan signifikan pada DXY kemungkinan tidak akan terjadi dalam waktu dekat, dan hal ini masih akan bergantung pada kepastian suku bunga The Fed dan suku bunga acuan lainnya di masa mendatang.
Namun, untuk jangka waktu lebih dari satu tahun, Fikri cenderung bersikap pesimistis. Ia menyarankan agar investor melakukan diversifikasi portofolio.
“Beberapa negara atau kelompok negara mulai mengurangi kepemilikan USD, baik dalam mekanisme perdagangan, investasi, maupun sebagai *reserve asset* atau cadangan devisa,” tambah Fikri.
Pergerakan Indeks Dolar Menunggu Data Ekonomi Utama Amerika