Dividen Tinggi Emiten Ritel, Ekspansi Agresif? Cek Rekomendasi Saham!

Avatar photo

- Penulis

Minggu, 22 Juni 2025 - 16:37 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Emiten Ritel Tebar Dividen Jumbo: ACES, AMRT, hingga LPPF Ungkap Strategi Payout Ratio dan Saran Investasi Menarik

Sektor ritel kembali menjadi sorotan di pasar modal dengan kabar pembagian dividen dari sejumlah emiten ternama. Keputusan penting ini, yang telah mengantongi restu dari pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) masing-masing, menunjukkan komitmen perusahaan terhadap investor. Menariknya, variasi tingkat pembagian dividen mencerminkan perbedaan strategi dan prioritas unik setiap emiten dalam mengelola laba bersih mereka.

Ambil contoh PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (ACES) yang memutuskan untuk membagikan dividen tunai dengan alokasi sebesar 65% dari laba bersih tahun buku 2024. Perusahaan ritel lainnya menunjukkan angka yang bervariasi: PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) menetapkan rasio pembayaran dividen sebesar 45%, diikuti PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) dengan 44,97%, PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) dengan 29,04%, PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) yang mencapai 113%, serta PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) di angka 81%.

Menurut Ekky Topan, *Investment Analyst* Infovesta Kapital Advisori, perbedaan *payout ratio* ini sangatlah signifikan. Emiten dengan *payout* dividen yang besar umumnya berada pada fase matang dengan ruang ekspansi yang terbatas. Akibatnya, sebagian besar laba lebih banyak didistribusikan kepada pemegang saham sebagai imbal hasil investasi. “Sebaliknya, emiten yang masih dalam fase bertumbuh biasanya menetapkan *payout ratio* lebih kecil. Hal ini mengindikasikan bahwa mereka lebih memilih untuk menahan laba guna pengembangan usaha dan ekspansi,” jelas Ekky kepada Kontan, Kamis (19/6) lalu.

Baca Juga :  Profil Novi Helmy Prasetya, Mayjen TNI dari Kopassus Jadi Dirut Bulog

Senada dengan pandangan tersebut, Analis Korea Investment and Sekuritas Indonesia (KISI), Muhammad Wafi, menambahkan bahwa rendahnya *payout ratio* pada emiten ritel kerap kali mencerminkan perusahaan yang tengah gencar melakukan ekspansi pasar. Di sisi lain, pembagian dividen yang mencapai lebih dari 50% dari laba bersih dapat mengindikasikan keterbatasan ruang ekspansi. Namun, keterbatasan ini tidak selalu berasal dari strategi internal semata, melainkan bisa juga dipicu oleh kondisi industri ritel yang sedang lesu atau iklim makroekonomi yang kurang mendukung.

“Oleh karenanya, perusahaan mungkin menunda ekspansi dan memilih untuk membagikan dividen lebih besar kepada investor,” ungkap Wafi kepada Kontan. Ia juga menilai bahwa *payout ratio* yang tinggi juga bisa menjadi indikasi kuat bahwa perusahaan memiliki loyalitas tinggi terhadap investornya, sekaligus mencerminkan kondisi arus *cash flow* yang solid dan sehat.

Baca Juga :  IHSG Dibuka di Zona Merah, Rupiah Melemah di Tengah Sentimen Global

Saran Investasi bagi Investor Saham Ritel

Mempertimbangkan perbedaan strategi dividen ini, para analis pun memberikan saran bagi investor yang ingin berinvestasi di saham ritel. Muhammad Wafi menyarankan agar investor bertipe pasif, yang cenderung mencari pendapatan rutin, dapat memilih emiten dengan *payout ratio* besar. Sebaliknya, bagi investor aktif yang mengincar pertumbuhan nilai saham, emiten dengan porsi dividen lebih kecil namun memiliki potensi ekspansi bisa menjadi pilihan yang lebih menarik.

Ekky Topan juga berpandangan bahwa investor perlu menyesuaikan pilihan saham dengan profil investasinya. Bagi mereka yang mengejar dividen tunai, saham seperti ACES dan LPPF bisa lebih menjanjikan. Namun, jika tujuan investasi adalah mengincar pertumbuhan jangka panjang, MIDI dan ERAA bisa menjadi opsi yang patut dipertimbangkan karena potensi ekspansi yang mereka miliki.

Lebih lanjut, Ekky merekomendasikan saham ACES masih menarik untuk diakumulasi dengan target harga di kisaran Rp 700 per saham. Sementara itu, Wafi berpendapat saham ACES, AMRT, dan ERAA layak dicermati oleh investor, dengan target harga masing-masing di level Rp 650, Rp 2.500, dan Rp 560 per saham.

Berita Terkait

Emas: Kapan Harga Naik Lagi? Analisis & Prediksi Terbaru
Serangan AS ke Iran, Saham Tel Aviv Meroket Lampaui Rekor Tertinggi!
Perang AS-Iran? Pasar Saham Global Terancam Ketidakpastian dan Stres
Produksi Migas Naik, SKK Migas Optimis Capai Target?
GGRM Anjlok, Saham Gudang Garam Kehilangan Kilau di Bursa?
Waspada Penipuan, BNI Ingatkan Nasabah Jaga Kode OTP!
Bank Jakarta IPO Tahun Depan, Pramono Anung Beri Perintah!
GGRM Anjlok 89 Persen, Sinyal Jual atau Peluang Investasi?

Berita Terkait

Minggu, 22 Juni 2025 - 22:57 WIB

Emas: Kapan Harga Naik Lagi? Analisis & Prediksi Terbaru

Minggu, 22 Juni 2025 - 21:23 WIB

Serangan AS ke Iran, Saham Tel Aviv Meroket Lampaui Rekor Tertinggi!

Minggu, 22 Juni 2025 - 20:58 WIB

Perang AS-Iran? Pasar Saham Global Terancam Ketidakpastian dan Stres

Minggu, 22 Juni 2025 - 19:58 WIB

Produksi Migas Naik, SKK Migas Optimis Capai Target?

Minggu, 22 Juni 2025 - 19:17 WIB

GGRM Anjlok, Saham Gudang Garam Kehilangan Kilau di Bursa?

Berita Terbaru

sports

Veda Ega Ukir Sejarah! RBRC Italia 2025 Jadi Saksi Kehebatan

Minggu, 22 Jun 2025 - 23:48 WIB

politics

Serangan AS ke Iran, Ini Reaksi DPR dan Analis!

Minggu, 22 Jun 2025 - 23:42 WIB

Uncategorized

MotoGP Italia 2025: Marquez Ungguli Bagnaia, Dominasi Baru di Mugello!

Minggu, 22 Jun 2025 - 23:18 WIB