Dividen BUMN Tambang Dibagikan, Bagaimana Kinerja Emitennya Sekarang?

Avatar photo

- Penulis

Minggu, 15 Juni 2025 - 14:47 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Prospek Emiten Pertambangan BUMN Usai Bagi Dividen Jumbo: ANTM, PTBA, TINS Menuju Semester II-2025

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pekan lalu menjadi penanda penting bagi tiga emiten pertambangan milik negara, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan PT Timah Tbk (TINS). Ketiganya, yang kerap disebut “tambang pelat merah”, menarik perhatian publik, khususnya dengan pembagian dividen yang tergolong signifikan dari ANTM dan PTBA. Namun, di balik keriuhan pembagian keuntungan ini, pertanyaan besar muncul: bagaimana sebenarnya prospek peningkatan kinerja emiten pertambangan BUMN di sisa tahun 2025 ini?

Menurut Liza Camelia Suryanata, Head of Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, terdapat empat katalis domestik utama yang berpotensi menjadi pendorong positif bagi kinerja saham tambang BUMN ini. Pertama, dan yang paling signifikan, adalah komitmen pemerintah terhadap hilirisasi tambang dan larangan ekspor mineral mentah. Inisiatif ini, yang berfokus pada logam strategis seperti nikel, bauksit, timah, dan emas, bertujuan untuk menciptakan nilai tambah domestik yang substansial. ANTM dan TINS berada pada posisi yang menguntungkan berkat ekosistem *downstream* yang mereka miliki, menjanjikan potensi margin keuntungan yang lebih besar.

Selanjutnya, dorongan energi terbarukan dan lonjakan permintaan nikel untuk baterai kendaraan listrik (EV) menjadi katalis kuat. ANTM diuntungkan secara signifikan dari peta jalan kendaraan listrik nasional (Perpres No. 55/2019) serta proyek ambisius baterai EV bersama IBC-LG. PTBA pun tak ketinggalan dengan perambahan ke PLTU Biomassa dan gasifikasi batu bara, sejalan dengan agenda transisi energi pemerintah. Tak hanya itu, potensi pelonggaran kebijakan moneter melalui penurunan BI Rate di semester II-2025 juga dapat menyuntikkan sentimen positif. Penurunan suku bunga ini diproyeksikan akan memberi dorongan bagi pasar modal secara keseluruhan, termasuk saham tambang BUMN.

Baca Juga :  Menaker Beberkan Penyebab PHK Massal: 24 Ribu Pekerja Terdampak April 2025

Terakhir, Proyek Strategis Nasional (PSN) di sektor infrastruktur energi dan mineral menawarkan peluang emas. PSN ini menciptakan panggung tambahan bagi emiten seperti ANTM dan PTBA, baik sebagai pemasok bahan baku maupun mitra strategis dalam pengembangan proyek.

Kendati demikian, Liza juga menggarisbawahi beberapa faktor penahan yang berpotensi membatasi laju pertumbuhan emiten pertambangan BUMN ini. Ancaman pertama adalah rencana penerapan pajak progresif dan royalti yang lebih tinggi. Wacana revisi tarif royalti untuk batu bara dan logam, yang akan disesuaikan dengan harga pasar global, dikhawatirkan dapat menggerus margin keuntungan PTBA dan ANTM jika harga komoditas melambung tinggi.

Selanjutnya, ketidakpastian izin dan moratorium tambang turut membayangi kinerja sektor. TINS, khususnya, sangat terpengaruh oleh upaya penertiban tata kelola pertimahan. Meskipun penertiban pertambangan ilegal oleh pemerintah daerah dan pusat adalah langkah positif, hal ini dapat menahan volume produksi resmi dalam jangka pendek.

Baca Juga :  Direksi & Komisaris BMRI Kantongi Dividen Jumbo: Simak Rinciannya!

Dampak lain yang perlu dicermati adalah target dekarbonisasi dan penurunan porsi batu bara. Komitmen jangka panjang pemerintah untuk mengurangi bauran energi berbasis batu bara dapat menekan kinerja PTBA dalam jangka panjang, meskipun permintaan domestik dari PLN saat ini masih kuat. Terakhir, ketergantungan pada holding MIND ID dan regulasi BUMN juga bisa menjadi penghambat. Sebagai bagian dari MIND ID, keputusan korporasi seperti konsolidasi aset, divestasi, atau aksi korporasi lainnya dapat ditentukan secara *top-down*, yang pada gilirannya mengurangi fleksibilitas strategi masing-masing emiten.

Dengan demikian, prospek emiten pertambangan BUMN seperti ANTM, PTBA, dan TINS di sisa tahun 2025 ini tampaknya akan diwarnai oleh dinamika antara peluang dan tantangan. Kebijakan domestik yang mendukung hilirisasi dan transisi energi menawarkan potensi pertumbuhan signifikan, namun regulasi yang lebih ketat dan arah kebijakan pemerintah yang ambivalen tetap menjadi faktor penentu yang perlu dicermati.

Berita Terkait

NICL Bagi Dividen Rp15, Peluang Investasi Saham Nikel?
Emiten Healthcare: Kenapa Sekarang ‘Tertatih’, Tapi Tetap Cuan Jangka Panjang?
Dividen Jumbo BUMN Mengalir ke Negara, Dampaknya?
Akhir Tahun IHSG 7600+, Ini Daftar Saham Potensi Cuan!
Kadin Kirim 5.000 Pekerja Migran, Negara Mana Saja?
Haiyanto Borong Saham ELSA, Kuasai Saham Individu Terbesar Elnusa
Lucy Guo, Miliarder Muda: Pilih Drop Out Kuliah Demi Beasiswa Thiel
Iran Serang Israel, Bursa Saham Teluk Bergejolak! Investor Panik?

Berita Terkait

Minggu, 15 Juni 2025 - 23:42 WIB

NICL Bagi Dividen Rp15, Peluang Investasi Saham Nikel?

Minggu, 15 Juni 2025 - 21:57 WIB

Emiten Healthcare: Kenapa Sekarang ‘Tertatih’, Tapi Tetap Cuan Jangka Panjang?

Minggu, 15 Juni 2025 - 21:52 WIB

Dividen Jumbo BUMN Mengalir ke Negara, Dampaknya?

Minggu, 15 Juni 2025 - 21:07 WIB

Akhir Tahun IHSG 7600+, Ini Daftar Saham Potensi Cuan!

Minggu, 15 Juni 2025 - 20:22 WIB

Kadin Kirim 5.000 Pekerja Migran, Negara Mana Saja?

Berita Terbaru

politics

Prabowo ke Singapura-Rusia, Dasco & Gibran Lepas di Bandara!

Senin, 16 Jun 2025 - 01:37 WIB

Family And Relationships

Gustiwiw Meninggal, Ibunda: Pamit Sehat Bikin Konten, Sempat Tak Percaya

Senin, 16 Jun 2025 - 01:32 WIB

sports

Piala Presiden 2025: Jadwal Lengkap, Mulai 6 Juli!

Senin, 16 Jun 2025 - 01:12 WIB