Ragamutama.com – , Depok – Pemerintah Kota Depok tengah berupaya keras untuk menjadikan Taman Hutan Raya atau Tahura yang berlokasi di Pancoran Mas sebagai salah satu ikon wisata utama di Kawasan Depok Heritage. Sebagai langkah awal realisasi gagasan tersebut, fokus utama saat ini adalah pembenahan dan pembersihan menyeluruh area taman, termasuk upaya intensif untuk memberantas tumbuhan merambat yang mengganggu.
“Saat ini, Tahura dengan luas total 7,1 hektare ini mengalami masalah serius karena banyaknya pohon oyot (tumbuhan merambat) yang secara signifikan menutupi keberadaan pohon-pohon utama,” jelas Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Depok, Abdul Rahman, pada hari Senin, 28 April 2025.
Abdul Rahman menjelaskan bahwa inisiatif pembersihan ini muncul setelah kunjungan langsung Wali Kota Depok, Supian Suri, ke Tahura. Menurutnya, Supian Suri memberikan instruksi tegas untuk segera menata ulang kawasan tersebut. Instruksi ini kemudian ditindaklanjuti dengan serangkaian kegiatan pembersihan dan pembentukan blok-blok khusus untuk pemanfaatan, perlindungan, dan konservasi, yang telah berjalan selama dua bulan terakhir.
“Langkah ini juga sejalan dengan arahan dari Kementerian Lingkungan Hidup, mengingat status Tahura sebagai aset pemerintah pusat,” ungkap Abra, panggilan akrab Abdul Rahman. Ia menambahkan bahwa ada rencana untuk membangun jogging track di area tersebut. “Tentu saja, semua ini memerlukan dukungan dari berbagai pihak. Saat ini, kami fokus pada pembersihan rutin. Selanjutnya, kami akan menyampaikan usulan ini kepada Bapak Wali Kota untuk mendapatkan persetujuan dan eksekusi.”
Lebih lanjut, Abra menjelaskan bahwa anggaran yang telah dialokasikan untuk Tahura pada tahun ini akan difokuskan pada pemasangan pagar dan pendirian pos jaga. Pengajuan anggaran untuk kedua proyek ini telah dilakukan oleh Dinas Perumahan dan Permukiman pada tahun sebelumnya. “Pemasangan pagar ini bertujuan untuk menjaga luas lahan Tahura yang sudah ada.”
Dijelaskannya lebih lanjut, Taman Hutan Raya ini memiliki sejarah panjang, berdiri sejak tahun 1724, dan merupakan cagar alam pertama di Indonesia. Lokasi ini direncanakan untuk dikembangkan sebagai bagian integral dari kawasan Depok Heritage, bersama dengan Situ Asih Pulo, Lapangan KONI, Stasiun Depok Lama, Kota Lama atau Jalan Pemuda, dan Jembatan Panus.
“Dengan demikian, akan tercipta sebuah rangkaian destinasi yang saling terhubung, membentuk alur wisata yang menarik. Hal ini akan menunjukkan bahwa Depok memiliki sejarah yang kaya dan daya tarik yang unik,” pungkas Abra.
Pilihan Editor: Pembongkaran Pagar Laut Tangerang Sisakan Tunggul bak Ranjau bagi Perahu Nelayan