Dedi Mulyadi Siap Bersihkan Puncak Bogor, Bangunan Perusak Lingkungan Akan Dibongkar

Avatar photo

- Penulis

Sabtu, 8 Maret 2025 - 15:43 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Dedi Mulyadi Siap Bersihkan Puncak Bogor (IST)

Dedi Mulyadi Siap Bersihkan Puncak Bogor (IST)

RAGAMUTAMA.COM – Puncak Bogor, kawasan yang selama ini dikenal dengan keindahan alamnya, kini berada di bawah ancaman serius akibat pembangunan yang tidak terkendali.

Hal ini mendorong Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, untuk mengambil tindakan tegas: membongkar bangunan yang merusak lingkungan demi mengembalikan fungsi hutan dan perkebunan di wilayah tersebut.

Melalui akun Instagram pribadinya @dedimulyadi71, Dedi menyampaikan komitmennya untuk merestorasi Puncak agar kembali menjadi daerah resapan air yang efektif.

Ia menegaskan bahwa kebijakan ini diambil sebagai langkah strategis untuk mengurangi risiko banjir yang semakin parah di berbagai wilayah di Jawa Barat.

“Hari ini saya fokus untuk membenahi wilayah Puncak agar kembali ke kondisi awalnya, yaitu sebagai hutan dan perkebunan,” ujarnya pada Sabtu (8/3/2025). “Bangunan-bangunan yang merusak lingkungan akan saya bongkar, supaya fungsi resapan air bisa dikembalikan dan kawasan ini bisa kembali menghijau.”

Intensitas hujan tinggi dalam beberapa waktu terakhir telah menyebabkan banjir di berbagai daerah, termasuk Sukabumi, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Karawang, dan Cirebon. Dedi pun mengakui bahwa layanan penanganan banjir dari Pemprov Jawa Barat belum bisa memuaskan semua pihak, tetapi ia berjanji akan mengambil langkah konkret untuk mengurangi dampaknya.

Baca Juga :  Kolaborasi RSUD Buleleng Bali dan BPJS, Tingkatkan Literasi dan Pelayanan Kesehatan

Sebagai bagian dari strategi mitigasi, Pemprov Jabar juga berencana melakukan modifikasi cuaca selama 10 hari untuk mengurangi curah hujan yang berlebihan di wilayah rawan banjir. Langkah ini diharapkan dapat meringankan beban masyarakat yang terdampak.

“Mudah-mudahan modifikasi ini bisa mengurangi volume air yang turun di daerah-daerah yang sering banjir. Kami sudah mulai memprosesnya, dan semoga hasilnya bisa terasa oleh masyarakat,” tambahnya.

Dedi juga menekankan bahwa dampak kebijakan ini tidak hanya akan dirasakan oleh warga Jawa Barat, tetapi juga masyarakat di DKI Jakarta. Sebagai daerah hulu, kondisi lingkungan di Puncak sangat berpengaruh terhadap aliran air yang mengarah ke Bekasi, Karawang, dan Jakarta. Jika tidak segera ditangani, risiko banjir di wilayah-wilayah ini akan semakin meningkat.

“Kita harus ingat bahwa air yang turun di hulu akan mengalir ke hilir. Jika kita tidak mengelola kawasan Puncak dengan baik, maka Bekasi, Karawang, dan Jakarta yang akan menerima dampaknya,” jelasnya.

Baca Juga :  Rekonstruksi Pembunuhan Satpam di Rumah Mewah Bogor

Dedi pun mengapresiasi seluruh petugas yang telah bekerja keras dalam menangani dampak banjir di berbagai daerah. Ia meminta doa agar semua yang bertugas diberikan kesehatan dan keselamatan dalam menjalankan tugasnya.

“Saya mengucapkan terima kasih atas semua dukungan dan kerja keras dari tim yang menangani banjir ini. Mohon doanya agar mereka selalu sehat dan bisa terus membantu masyarakat yang terdampak,” ujarnya.

Kebijakan Dedi Mulyadi untuk menertibkan bangunan di Puncak Bogor mungkin akan menuai pro dan kontra, tetapi tujuannya jelas: menyelamatkan lingkungan dan mengurangi risiko banjir.

Dengan mengembalikan fungsi hutan dan perkebunan, wilayah ini diharapkan bisa kembali menjadi kawasan resapan air yang efektif, sehingga manfaatnya bisa dirasakan tidak hanya oleh warga Jawa Barat, tetapi juga oleh masyarakat di wilayah hilir.

Berita Terkait

Pemuda Ngrampal Dilaporkan Hilang Setelah Memancing di Sungai Bonggo Karangmalang
Upaya Penghijauan di Subang dan Purwakarta: Ribuan Pohon Ditanam untuk Mitigasi Bencana Cuaca Ekstrem
Banjir Melanda Rancaekek, Ribuan Rumah Terendam Akibat Meluapnya Sungai Citarik, Cimande, dan Cikeruh
Rano Karno Tegaskan Tindakan Tegas Terhadap Aksi Premanisme Pengumpulan THR
Gempa Bima NTB, Guncangan Magnitudo 3,1 Terjadi di Barat Laut
Lomba Ogoh-ogoh di Puspem Badung Menyebabkan Kemacetan Parah, Dishub Sebut Perlu Evaluasi Pelaksanaan
Puncak Arus Mudik Bali Diperkirakan 23 Maret 2025, Pelabuhan Gilimanuk Ditutup 29 Maret
3 Karyawan PT Adira Diduga Tewas Tenggelam di Kolam Limbah Pabrik di Cimanggung Sumedang

Berita Terkait

Senin, 17 Maret 2025 - 12:17 WIB

Pemuda Ngrampal Dilaporkan Hilang Setelah Memancing di Sungai Bonggo Karangmalang

Minggu, 16 Maret 2025 - 19:32 WIB

Upaya Penghijauan di Subang dan Purwakarta: Ribuan Pohon Ditanam untuk Mitigasi Bencana Cuaca Ekstrem

Minggu, 16 Maret 2025 - 19:29 WIB

Banjir Melanda Rancaekek, Ribuan Rumah Terendam Akibat Meluapnya Sungai Citarik, Cimande, dan Cikeruh

Minggu, 16 Maret 2025 - 19:23 WIB

Rano Karno Tegaskan Tindakan Tegas Terhadap Aksi Premanisme Pengumpulan THR

Minggu, 16 Maret 2025 - 19:21 WIB

Gempa Bima NTB, Guncangan Magnitudo 3,1 Terjadi di Barat Laut

Berita Terbaru

4 Smartphone Flagship Terbaru yang Paling Ditunggu di 2025

Teknologi

4 Smartphone Flagship Terbaru yang Paling Ditunggu di 2025

Senin, 17 Mar 2025 - 14:20 WIB