Pembalap Idemitsu Honda LCR, Somkiat Chantra, akhirnya menorehkan pencapaian signifikan dengan meraih poin perdananya di kelas utama MotoGP. Meski ada peran tak terduga dari rekan sepabrikan, perjuangan serta talenta rookie asal Thailand ini patut mendapatkan apresiasi.
Perjalanan debut Somkiat Chantra di MotoGP memang tidak semoncer beberapa pembalap seangkatannya, seperti Ai Ogura dari Trackhouse Racing yang langsung finis keempat, atau Fermin Aldeguer dari BK8 Gresini Racing yang bahkan mencetak podium ketiga. Di saat para koleganya mencuri perhatian, Chantra justru menghadapi tantangan berat, bahkan seringkali kesulitan menghindari posisi paling belakang.
Titik balik bagi Chantra datang pada balapan MotoGP Belanda, seri kesepuluh MotoGP 2025. Mantan rekan setim Mario Suryo Aji di Honda Team Asia pada Moto2 musim lalu itu berhasil memecah telur dengan finis di posisi ke-15. Balapan yang berlangsung pada Minggu, 29 Juni 2025, di Sirkuit Assen, Belanda, menjadi saksi bisu raihan satu poin perdananya.
Kendati demikian, di balik capaian ini terdapat sedikit uluran tangan. Aleix Espargaro, pembalap penguji Castrol Honda HRC yang tampil menggantikan Luca Marini, mengalami kendala teknis pada motornya di lap-lap akhir. Espargaro, yang finis persis di belakang Chantra, dengan sukarela membiarkan pembalap Thailand itu melewatinya. “Balapan saya menjadi mimpi buruk karena saya merasakan getaran yang kuat,” ujar Espargaro, seperti dilansir dari Speedweek.com. Ia menambahkan, “Saya membiarkan Somkiat melewati saya pada lap terakhir. Saya senang dia mendapatkan satu poin.”
Espargaro menunjukkan simpati mendalam terhadap Chantra, yang kerap menerima kritik atas performanya yang dinilai kurang kompetitif di musim perdananya di kelas para raja. Padahal, Chantra memiliki rekam jejak impresif dengan dua kemenangan di Moto2, salah satunya di Sirkuit Mandalika. Namun, promosi ke MotoGP justru diterimanya saat ia tengah menghadapi masa sulit di kelas menengah.
Keberadaan Chantra di MotoGP juga tidak lepas dari program pengembangan pembalap Asia oleh Honda, di mana Honda Team Asia merupakan salah satu wujudnya. Sudah menjadi rahasia umum bahwa satu kursi bersponsor Idemitsu di tim LCR Honda dikhususkan bagi pembalap Asia, mengikuti jejak Takaaki Nakagami sejak 2018. Meski demikian, bagi Espargaro, catatan kemenangan dan podium Chantra di Moto2 sudah lebih dari cukup membuktikan kelayakannya untuk berkompetisi di MotoGP.
Espargaro juga mengingatkan bahwa Somkiat Chantra menjalani musim perdananya dengan mengendarai motor Honda yang sedang berjuang keras untuk bangkit dari masa krisis. Situasi ini jelas berbeda dengan Ai Ogura dan Fermin Aldeguer yang masing-masing menunggangi motor Aprilia dan Ducati, yang secara performa lebih unggul dalam beberapa musim terakhir. “Somkiat berada di posisi yang sulit. Dia tidak tampil bagi tim pabrikan dan mengendarai Honda. Dia juga masih muda dan tidak punya cukup banyak pengalaman,” tukas Espargaro.
Secara pribadi, Espargaro melihat kesamaan antara perjalanannya sendiri dan Chantra. Karier mantan andalan Aprilia tersebut juga tidak selalu mulus, bahkan sempat kembali turun ke Moto2, sebelum akhirnya menjadi salah satu jagoan di MotoGP hingga pensiun tahun lalu. “Saya juga cukup pelan, tidak cukup baik, sebelum saya menembus MotoGP. Kemudian saya memenangi beberapa balapan dan bersaing untuk gelar juara,” kenangnya.
Sementara itu, Somkiat Chantra tak henti-hentinya berterima kasih kepada Aleix Espargaro atas ilmu yang ditularkan selama balapan MotoGP Belanda kemarin. Raihan satu poin kejuaraan yang didapat dengan finis ke-15 (atau finis ke-9 dalam Sprint) sangat berarti bagi moral pembalap berusia 26 tahun itu. “Saya sangat bahagia untuk poin pertama,” kata pembalap Thailand pertama yang berlomba di kelas MotoGP tersebut.
“Saya ingin berterima kasih juga kepada Aleix karena selama balapan saya berada di belakangnya dalam banyak lap dan dia berusaha mengajari saya banyak hal saat di belakangnya,” lanjut Chantra. Berkat pengamatannya, Chantra berhasil mengubah gaya berkendara dan mengatur titik pengereman sehingga kecepatannya meningkat signifikan. Ia juga menambahkan, “Terima kasih juga kepada tim karena membantu saya dan mendorong sangat keras. Akhirnya, kami berhasil, satu poin. Setelah ini kami harus mendorong lebih keras lagi dan berusaha keras untuk mendapat lebih banyak poin.”