Sinyal Kuat: Prabowo dan Megawati Makin Akrab, Isu Perombakan Kabinet hingga Stabilitas Politik Mencuat
Kedekatan yang semakin menguat antara Presiden terpilih Prabowo Subianto dengan Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri, kini menjadi sorotan utama di panggung politik nasional. Hubungan yang tadinya sarat dinamika, kini bertransformasi menjadi akrab, memicu berbagai spekulasi tentang arah politik ke depan.
Momen Hari Pancasila menjadi saksi bisu kemesraan kedua tokoh penting ini. Tak hanya berdiri berdampingan dalam peringatan tersebut, Prabowo dan Ketua Umum PDI Perjuangan itu juga terlihat saling melempar canda, menunjukkan adanya ikatan personal yang kian erat di luar agenda formal kenegaraan.
Setelah serangkaian pertemuan publik yang hangat, Wakil Ketua DPR sekaligus Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, diketahui turut ‘sowan’ ke kediaman Megawati. Dasco mengungkapkan bahwa kunjungannya itu merupakan titipan pesan langsung dari Presiden Prabowo Subianto kepada Megawati. Menariknya, Dasco juga menyebut Megawati menitipkan pesan balasan untuk Prabowo, meskipun isi pesannya masih menjadi teka-teki publik.
Menguatnya keakraban Prabowo dan Megawati ini seolah menjadi sinyal kuat yang tak terpisahkan dari isu perombakan Kabinet Merah Putih di pemerintahan mendatang. Apalagi, pada awal April 2024, kedua tokoh tersebut sempat menggelar pertemuan empat mata di kediaman Megawati, memperkuat dugaan adanya pembahasan strategis di balik layar.
Di tengah spekulasi tersebut, Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Sarmuji, menyatakan pihaknya tak merasa khawatir jika Prabowo merangkul PDI Perjuangan untuk bergabung dalam koalisi pemerintahan. Menurut Sarmuji, koalisi pendukung Presiden saat ini tetap solid, terlepas dari masuk atau tidaknya PDI Perjuangan.
Namun, pengamat politik Adi Prayitno menyuguhkan pandangan berbeda. Menurutnya, kedekatan Prabowo dan Megawati lebih dari sekadar pembicaraan soal kursi menteri. Adi menilai, ini merupakan langkah strategis untuk menjaga stabilitas politik nasional yang krusial bagi pemerintahan baru.
Adi Prayitno lebih lanjut menganalisis bahwa Prabowo berupaya menunjukkan dirinya tidak hanya dekat dengan ‘Solo’ (merujuk pada Presiden Jokowi dan Gibran), melainkan juga dengan ‘Teuku Umar’ (kediaman Megawati dan pusat PDIP) serta ‘Cikeas’ (merujuk pada keluarga SBY dan Partai Demokrat). Ini merefleksikan upaya Prabowo membangun jembatan komunikasi dengan berbagai poros kekuatan politik di Indonesia.
Melalui pendekatan yang inklusif dan diplomasi politik yang matang, Prabowo diyakini ingin menampilkan pertunjukan keseimbangan kekuatan yang tidak memihak. Tujuannya jelas: menjaga stabilitas politik dan mengeliminasi potensi gejolak atau pergolakan selama lima tahun masa kepemimpinannya mendatang.
Respons Jokowi Soal Momen Megawati dan Gibran Bersama, Begini Katanya!