Danantara Diresmikan Prabowo Besok (24/2), Begini Kata Pengamat Pasar Modal

- Penulis

Senin, 24 Februari 2025 - 07:37 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

RAGAMUTAMA.COM – JAKARTA. Jika tidak ada aral melintang, Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto akan meresmikan Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) pada Senin (24/2) besok. 

Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia (UI) Budi Frensidy mengatakan dirinya tidak punya keyakinan tinggi terhadap kehadiran Danantara.

“Karena Danantara lebih seperti lembaga politik yang didedikasikan untuk para petinggi negara,” ucapnya kepada Kontan, Minggu (23/2). 

Menurut Budi, jika Danantara bisa kelola dengan baik maka lembaga entitas investasi usulan Prabowo akan berhasil seperti Temasek asal Singapura. 

“Jika hanya menjadi kumpulkan politisi dan petinggi negara, maka wajar kalau ada yang khawatir ini menjadi 1MDB walaupun tak ada yang menginginkannya,” kata dia.

Budi menyoroti dampaknya pun ke pasar modal Indonesia masih belum terlihat jelas, apakah Danantara bisa memainkan peran sebagai liquidity provider atau tidak.

Pasalnya, pelaku pasar lebih membutuhkan liquidity provider atau market market untuk mengawal pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) agar likuiditas di pasar meningkat. 

Mantan Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Hasan Zein Mahmud mengatakan dirinya tak mampu menganalisis kelayakan bisnis dan ekonomis dari kehadiran Danantara.

Baca Juga :  California Geser Jepang, Rebut Posisi Keempat Ekonomi Terbesar Dunia

“Bahkan alasan kehadiran Danantara pun tak sepenuhnya saya pahami, juga setelah berkaca dari Indonesia Investment Authority, yang hingga saat belum diketahui prestasinya,” tuturnya. 

Namun Hasan memiliki dua pandangan. Pertama, kehadiran Danantara bisa saja meringankan beban APBN dalam membiayai proyek strategis. Namun rasanya cita-cita ini tidak bisa dicapai dalam 2–3 tahun ke depan.

Kedua, urusan tata kelola yang tumpang tindih. Di mana, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Kementerian BUMN akan ikut mengelola Danantara.

Hasan menjelaskan selama ini, Kemenkeu berperan sebagai pemilik pengendali BUMN. Sementara, Kementerian BUMN memegang posisi sebagai pengawas operasional. 

“Tidak ada pengawas politisi oleh DPR, sepenuhnya mengandalkan pengawasan internal. Padahal, aset yang dikelola konon akan beberapa kali lipat dari skala APBN,” kata dia. 

Hasan menyoroti, Danantara juga bakal kehadiran orang-orang sakti di Indonesia. Seperti, Prabowo Subianto, Joko Widodo & Keluarga, Erick Thohir dan Luhut Binsar Pandjaitan & Keluarga. 

Baca Juga :  Cermati Prospek Kinerja dan Rekomendasi Saham EBT di tengah Beragam Sentimen

“Menyebut tokoh lebih akurat dalam menggambarkan tingkat kelihaian dan kesakitannya ketimbang menyebut institusi,” ucapnya.

Director Index Policy FTSE Russell Wanming Du mencermati kehadiran sovereign wealth fund secara umum biasanya menempatkan investasinya pada proyek infrastruktur dasar yang dapat mendorong ekonomi. 

“Investasi ini akan mendukung pertumbuhan ekonomi domestik dan menarik banyak minat investor asing, termasuk foreign direct investment (FDI),” ucapnya.

Sampai pada akhirnya, lanjut Du, hal ini akan berkontribusi pada pertumbuhan perusahaan, peningkatan kapitalisasi pasar serta meningkatkan bobot negara dalam indeks global.

Dia memproyeksikan walaupun sebagian besar sovereign wealth fund akan berinvestasi dalam proyek infrastruktur, tetapi Danantara juga mempertimbangkan berinvestasi di proyek energi terbarukan. 

Sebagai penyedia indeks, Du menyarankan terkadang akan lebih baik untuk mengimbangi investasi dengan dana ekuitas, misalnya dengan melihat peluang investasi di luar negeri. 

“Meskipun dukungan ekonomi jelas sangat penting bagi Danantara, tetapi perlu dikombinasikan dengan investasi ekuitas di luar negeri sehingga ini bisa menjadi strategi yang sangat menarik,” kata Du.

Berita Terkait

Bank DKI Bagi Dividen Rp249,31 Miliar & Siap IPO: Langkah Strategis Menuju Pasar Saham
Sektor Manufaktur China Terkontraksi Signifikan: Data April 2025 Mengkhawatirkan
IHSG Menguat 17,73 Poin, Sentuh 6.766,80: Emas Stabil, Minyak Mentah Melemah
Anjloknya Wall Street: Ekonomi AS Kontraksi di Kuartal Pertama 2025
DHL Investasi Rp37 Triliun Perkuat Logistik Kesehatan Indonesia
Coca-Cola Diboikot: Apa yang Terjadi di Denmark?
Bank DKI Bagi Dividen Jumbo dan Umumkan Rencana IPO
Laba Mayora Indah Melesat: Pendapatan MYOR Kuartal I 2025 Tembus Rp 9,85 Triliun!

Berita Terkait

Kamis, 1 Mei 2025 - 01:36 WIB

Bank DKI Bagi Dividen Rp249,31 Miliar & Siap IPO: Langkah Strategis Menuju Pasar Saham

Kamis, 1 Mei 2025 - 01:23 WIB

Sektor Manufaktur China Terkontraksi Signifikan: Data April 2025 Mengkhawatirkan

Kamis, 1 Mei 2025 - 01:11 WIB

IHSG Menguat 17,73 Poin, Sentuh 6.766,80: Emas Stabil, Minyak Mentah Melemah

Rabu, 30 April 2025 - 23:47 WIB

Anjloknya Wall Street: Ekonomi AS Kontraksi di Kuartal Pertama 2025

Rabu, 30 April 2025 - 23:35 WIB

DHL Investasi Rp37 Triliun Perkuat Logistik Kesehatan Indonesia

Berita Terbaru

technology

iPhone 17 Pro: Rumor Hilangnya Layar Anti-Reflektif, Benarkah?

Kamis, 1 Mei 2025 - 02:31 WIB