Dana Asing Balik ke Saham? Ini Prospeknya!

Avatar photo

- Penulis

Selasa, 29 Juli 2025 - 21:11 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Aliran dana investor asing kembali menunjukkan geliatnya di pasar saham domestik dalam sepekan terakhir. Momentum ini berpotensi menguat lebih besar pada semester II tahun 2025, didorong oleh beragam sentimen positif yang menopang pasar.

Dalam kurun waktu sepekan terakhir, tercatat aliran dana asing masuk sebesar Rp 680,39 miliar di pasar reguler, dan mencapai Rp 92,91 miliar di seluruh pasar. Namun, patut dicatat, pada Selasa (29/7/2025) lalu, dana asing kembali keluar sebesar Rp 448,53 miliar dari pasar reguler, dan Rp 420,74 miliar di seluruh pasar. Secara kumulatif sejak awal tahun, aliran dana asing masih membukukan net sell yang cukup besar, yakni Rp 43,98 triliun di pasar reguler dan Rp 59,61 triliun di seluruh pasar.

Beberapa saham menjadi primadona bagi investor asing dalam sepekan terakhir. PT Astra International Tbk (ASII) memimpin dengan catatan net buy terbesar, mencapai Rp 715,29 miliar di seluruh pasar. Diikuti oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan pembelian asing Rp 530,02 miliar, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) Rp 271,5 miliar, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) Rp 249,01 miliar, dan PT United Tractors Tbk (UNTR) Rp 194,92 miliar.

Namun, di sisi lain, saham-saham perbankan besar juga menjadi target lepas asing. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencatatkan penjualan asing terbesar mencapai Rp 664,12 miliar di seluruh pasar dalam sepekan terakhir. Sementara itu, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dilepas asing Rp 547,11 miliar, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dijual Rp 355,62 miliar, PT Sentul City Tbk (BKSL) Rp 125,67 miliar, dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) Rp 79,38 miliar.

Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia, Budi Frensidy, menganalisis bahwa meskipun ada upaya pembelian saham perbankan oleh investor asing dalam dua pekan terakhir, volume penjualan masih mendominasi. Kendati demikian, aksi jual asing tampak mulai mereda, seiring dengan kepemilikan saham mereka yang semakin minim di sejumlah emiten Bursa Efek Indonesia (BEI). Menurut Budi, aksi jual ini akan terus mereda dan berpotensi membalikkan pasar menjadi net buy, kecuali jika muncul sentimen negatif baru, seperti laporan laba emiten kuartal II yang di bawah ekspektasi pasar.

Baca Juga :  IKN Banjir Investasi: Rp 132 Triliun Mengalir, Prabowo Kagum Sawah Rawa

Research Analyst Infovesta Kapital Advisori, Arjun Ajwani, mengidentifikasi beberapa faktor pendorong kenaikan net buy asing. Salah satunya adalah aktivitas penawaran umum perdana (IPO) di bulan Juli, dengan pergerakan harga saham seperti PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN) dan PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) yang melonjak signifikan. Bahkan, CDIA berhasil menembus jajaran 15 saham teratas berdasarkan kapitalisasi pasar. Selain itu, kesepakatan tarif impor antara Indonesia dengan Amerika Serikat (AS) dan pemangkasan suku bunga Bank Indonesia (BI) juga menjadi sentimen positif yang mengerek harga saham di bulan Juli 2025. Arjun menambahkan, valuasi pasar saham yang cenderung undervalued turut menjadi daya tarik bagi aliran dana asing, yang pada akhirnya membantu mendongkrak harga saham dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Senada, Ekonom Panin Sekuritas Felix Darmawan melihat arus masuk dana asing belakangan ini sebagai indikasi awal bahwa valuasi saham-saham berkapitalisasi besar domestik mulai kembali menarik bagi investor global. Setelah periode outflow yang cukup dalam akibat ketidakpastian global dan domestik, investor asing tampak mulai melakukan akumulasi terbatas pada saham-saham berfundamental kuat, terutama yang telah terkoreksi signifikan sejak awal tahun 2025. Namun, Felix mengingatkan bahwa positioning asing secara umum masih cenderung hati-hati atau “wait and see”, mengingat sentimen global yang masih rapuh, khususnya menjelang keputusan The Fed dan potensi repricing ekspektasi suku bunga AS.

Melihat prospek ke depan, Arjun Ajwani memproyeksikan aliran dana asing ke pasar saham pada semester II 2025 akan membaik, bahkan melebihi semester I yang tercatat negatif (net sell), selama sentimen positif global terus menyelimuti pasar. Sentimen tersebut antara lain berkurangnya tensi geopolitik global dan ancaman Tarif Trump yang tidak lagi menjadi kekhawatiran utama. Arjun menyarankan, emiten blue chip dengan likuiditas tinggi dan valuasi undervalued akan kembali menjadi pilihan utama investor asing. Emiten perbankan buku empat, bersama ANTM, TLKM, UNTR, dan ASII, diprediksi akan menjadi favorit investor asing ke depan. Untuk saham ASII, Arjun merekomendasikan beli dengan target harga terdekat di Rp 5.250 – Rp 5.300 per saham, dengan batasan cut loss jika harga ditutup di bawah Rp 4.800 per saham.

Baca Juga :  Bangun Smelter, Perusahaan Terkendali Alamtri Minerals Indonesia (ADMR) Tambah Modal

Felix Darmawan juga optimis terhadap potensi perbaikan arus dana asing di semester II 2025, didorong oleh rilisnya kinerja keuangan semester I serta tren pemulihan aktivitas konsumsi dan investasi di dalam negeri. Optimisme ini semakin kuat jika data makro domestik tetap solid, nilai tukar rupiah stabil terhadap dolar AS, dan imbal hasil surat berharga negara (SBN) tetap atraktif dibanding regional. Sentimen positif tambahan juga diharapkan datang dari kocok ulang indeks MSCI pada Agustus mendatang, yang secara historis sering menjadi katalis masuknya aliran dana asing, khususnya pada saham-saham dengan peningkatan bobot dalam indeks global tersebut.

Sektor yang berpeluang besar dilirik investor asing di sisa tahun ini meliputi perbankan besar seperti BBRI, BBCA, BMRI, serta sektor telekomunikasi (TLKM), otomotif dan konsumsi (ASII, ICBP), dan energi serta infrastruktur selektif. Emiten BUMN juga berpotensi menjadi pintu masuk bagi investor asing karena persepsi stabilitas dan hubungannya yang erat dengan agenda pembangunan nasional. Namun, Felix menambahkan bahwa emiten konglomerasi tetap menarik karena likuiditas dan diversifikasi bisnisnya yang kuat.

Lebih lanjut, Budi Frensidy sepakat bahwa penggerak utama aliran masuk dana asing ke pasar saham domestik adalah bergabungnya sejumlah emiten Bursa ke indeks global, termasuk saat rebalancing indeks MSCI pada Agustus 2025. Berbeda dengan pandangan lain, Budi menekankan bahwa investor asing akan lebih melirik emiten konglomerasi dengan kapitalisasi pasar besar di semester II 2025, tanpa terpaku pada sektor favorit tertentu. “Yang penting big caps untuk (dilirik) investor institusi asing dan sahamnya di-back up oleh konglomerasi yang mereka percaya akan komitmen dan tata kelolanya,” paparnya. Dengan kondisi ini dan proyeksi aliran dana asing di semester II, Budi memperkirakan IHSG berpotensi menyentuh level 7.900 – 8.000 di akhir tahun 2025.

Menambah rekomendasi, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana, untuk saham ASII, melihat level support di Rp 4.980 per saham dan resistance di Rp 5.150 per saham. Herditya merekomendasikan “buy on weakness” untuk ASII dengan target harga Rp 5.200 – Rp 5.275 per saham.

Berita Terkait

Reksadana Dolar AS BRI-MI: Diversifikasi Investasi Anda
The Fed Mengguncang Kripto: Investor Panik Jual Aset!
INDF, INKP, ISAT, MDKA, PTBA: Rekomendasi Saham Hari Ini!
GOTO Buyback Rp 3,3T: Peluang Investasi? Cek Rekomendasi Sahamnya!
Profit Taking Mengintai! Saham Rekomendasi Analis Ini Wajib Dilirik!
IHSG Hijau: Daftar Saham Favorit Asing Kemarin, Untung atau Buntung?
BCA Pilih DPK, Saat BI Incar Dana Asing: Strategi Beda?
Korupsi TaniHub: 3 Tersangka Ditahan, Kerugian Negara Rp 409 M!

Berita Terkait

Rabu, 30 Juli 2025 - 13:53 WIB

Reksadana Dolar AS BRI-MI: Diversifikasi Investasi Anda

Rabu, 30 Juli 2025 - 08:46 WIB

The Fed Mengguncang Kripto: Investor Panik Jual Aset!

Rabu, 30 Juli 2025 - 07:59 WIB

INDF, INKP, ISAT, MDKA, PTBA: Rekomendasi Saham Hari Ini!

Rabu, 30 Juli 2025 - 07:24 WIB

GOTO Buyback Rp 3,3T: Peluang Investasi? Cek Rekomendasi Sahamnya!

Rabu, 30 Juli 2025 - 06:47 WIB

Profit Taking Mengintai! Saham Rekomendasi Analis Ini Wajib Dilirik!

Berita Terbaru

Public Safety And Emergencies

Arya Daru & Kesehatan Mental: Fakta Baru dari Ahli Forensik!

Rabu, 30 Jul 2025 - 14:04 WIB

finance

Reksadana Dolar AS BRI-MI: Diversifikasi Investasi Anda

Rabu, 30 Jul 2025 - 13:53 WIB