Dampak Suku Bunga AS Tinggi: Rupiah dan Ekonomi Indonesia Tertekan?

Avatar photo

- Penulis

Jumat, 16 Mei 2025 - 00:31 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta, RAGAMUTAMA.COM – Ketua Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell, mengisyaratkan bahwa tingkat suku bunga jangka panjang kemungkinan akan bertahan tinggi, dipengaruhi oleh dinamika perubahan ekonomi dan ketidakpastian arah kebijakan. Powell menekankan bahwa lima tahun terakhir telah menghadirkan realitas ekonomi yang berbeda sejak evaluasi kebijakan terakhir pada tahun 2020. Pernyataan ini diungkapkan Powell pada konferensi riset Thomas Laubach di Washington, pada hari Kamis, 15 Mei 2025.

Dalam pidatonya, Powell menjelaskan bagaimana lonjakan inflasi pasca-pandemi memaksa The Fed untuk menerapkan serangkaian kenaikan suku bunga yang paling agresif dalam sejarah. Saat ini, suku bunga pinjaman berkisar antara 4,25 hingga 4,5 persen, sebuah perbedaan signifikan dari era suku bunga mendekati nol yang terjadi setelah krisis keuangan tahun 2008.

“Kita mungkin memasuki era di mana guncangan pasokan lebih sering terjadi dan mungkin lebih persisten—sebuah tantangan kompleks bagi ekonomi dan bank sentral,” ujar Powell, seperti yang dilaporkan oleh CNBC International, Kamis (15/5/2025).

Industri Otomotif Waspadai Dampak Kebijakan Proteksionis AS

Industri Otomotif Waspadai Dampak Kebijakan Proteksionis AS

1. Inflasi yang lebih liar picu revisi panduan kebijakan

Powell menyoroti bahwa, meskipun ekspektasi inflasi jangka panjang saat ini masih selaras dengan target 2 persen, potensi volatilitas inflasi di masa depan tetap menjadi perhatian utama. The Fed mengindikasikan bahwa kerangka kebijakan yang ada saat ini mungkin tidak lagi memadai untuk menghadapi perubahan-perubahan fundamental ini.

Baca Juga :  Risiko Kredit Aman: Beli Saham BBNI Sekarang?

Revisi kerangka kebijakan yang tengah dievaluasi akan mempertimbangkan berbagai faktor penting. Hal ini mencakup cara The Fed menyampaikan ekspektasi ke depan, serta peninjauan mendalam terhadap kelemahan kebijakan sebelumnya. Pada tahun 2020, The Fed mengumumkan adopsi pendekatan target inflasi rata-rata yang fleksibel, namun implementasi kebijakan ini tidak berjalan sesuai harapan ketika inflasi melonjak setelah pandemi.

Sal Guatieri dari BMO Capital Markets berpendapat bahwa perubahan strategi saat itu mungkin tidak sepenuhnya membantu situasi.

“Saya tidak mengatakan bahwa itu adalah penyebab utama lonjakan inflasi tertinggi dalam empat dekade terakhir, tetapi kemungkinan besar tidak membantu,” kata Guatieri dalam analisisnya, seperti yang dilansir dari Morning Star, Kamis (15/5/2025).

2. Fed perbaiki komunikasi di tengah gejolak global

Powell menekankan pentingnya meningkatkan komunikasi resmi The Fed untuk menyampaikan ketidakpastian ekonomi secara lebih akurat, meskipun komunikasi saat ini dianggap efektif oleh para akademisi dan pelaku pasar.

“Kami akan meninjau cara-cara untuk meningkatkan komunikasi agar lebih baik dalam mencerminkan ketidakpastian,” jelasnya.

Langkah ini dianggap sangat penting mengingat meningkatnya kompleksitas dan ketidakpastian guncangan global.

The Fed juga akan mengevaluasi kembali cara memproyeksikan arah kebijakan melalui prediksi suku bunga. Selama ini, lembaga tersebut menyajikan proyeksi dalam bentuk “dot plot” yang didasarkan pada pandangan masing-masing pejabat. Namun, sekarang ada kemungkinan untuk menambahkan skenario-skenario alternatif ke dalam proyeksi resmi.

Baca Juga :  Harga Emas Antam Hari Ini Meroket Hampir Dua Juta Rupiah!

Trump: Tak Ada Niat Pecat Ketua The Fed

Trump: Tak Ada Niat Pecat Ketua The Fed

3. Rencana lima tahun Fed belum punya tenggat jelas

Peninjauan ulang kebijakan ini diharapkan dapat menghasilkan panduan strategis untuk lima tahun mendatang, meskipun belum ada batas waktu yang ditetapkan untuk penyelesaiannya. Powell hanya menyatakan bahwa proses ini diperkirakan akan selesai dalam beberapa bulan ke depan, tanpa memberikan tanggal yang lebih spesifik.

Dalam peninjauan terakhir pada tahun 2019, The Fed dinilai kurang siap dalam memberikan respons yang memadai terhadap lonjakan inflasi. Pada saat itu, mereka terlalu bergantung pada asumsi bahwa faktor-faktor global yang bergerak lambat akan terus mendominasi perekonomian. Pandangan ini terbukti salah ketika pandemi menyebabkan harga-harga meningkat secara signifikan.

Saat ini, fokus utama adalah memperjelas posisi The Fed terkait kekurangan dalam mencapai target inflasi dan ketenagakerjaan. Powell mengungkapkan bahwa beberapa peserta diskusi internal menganggap perlu untuk mengevaluasi kembali bahasa kebijakan, termasuk ambang batas toleransi terhadap inflasi yang melebihi target.

Bitcoin Sentuh 100 Ribu Dolar AS Usai The Fed Tahan Suku Bunga

Bitcoin Sentuh 100 Ribu Dolar AS Usai The Fed Tahan Suku Bunga

Berita Terkait

Ketua Kadin Cilegon Diperiksa: Imbas Tuntutan Proyek Rp 5 Triliun Pengusaha Lokal?
Redanya Perang Tarif: Peluang IHSG Bangkit ke 7.100 di Kuartal II 2025?
Perang Dagang AS-China: Nasib Rupiah dan Valuta Asia Lainnya
Tokoh UMKM Banjar Ungkap Alasan Tutup Toko, 17 Karyawan Dirumahkan
Mind Id Perkuat Tata Kelola Timah: Dukung Hilirisasi Berkelanjutan Nasional
Prediksi IHSG Kuartal II 2025: Peluang Investasi di Level 7.100
Saham MTEL dan MBMA Masuk MSCI: Peluang Investasi Menarik?
Chandra Asri Ekspansi Agresif Pasca Akuisisi Shell: Peluang Saham TPIA?

Berita Terkait

Jumat, 16 Mei 2025 - 01:59 WIB

Ketua Kadin Cilegon Diperiksa: Imbas Tuntutan Proyek Rp 5 Triliun Pengusaha Lokal?

Jumat, 16 Mei 2025 - 01:27 WIB

Redanya Perang Tarif: Peluang IHSG Bangkit ke 7.100 di Kuartal II 2025?

Jumat, 16 Mei 2025 - 00:31 WIB

Dampak Suku Bunga AS Tinggi: Rupiah dan Ekonomi Indonesia Tertekan?

Jumat, 16 Mei 2025 - 00:15 WIB

Perang Dagang AS-China: Nasib Rupiah dan Valuta Asia Lainnya

Kamis, 15 Mei 2025 - 23:43 WIB

Tokoh UMKM Banjar Ungkap Alasan Tutup Toko, 17 Karyawan Dirumahkan

Berita Terbaru

Society Culture And History

Sengketa Tanah Atalarik Syah: Kronologi Hingga Pembongkaran Bangunan oleh Aparat

Jumat, 16 Mei 2025 - 02:23 WIB