CSIS Ungkap Tantangan: Ekonomi Indonesia Sulit Lampaui 5 Persen?

Avatar photo

- Penulis

Rabu, 7 Mei 2025 - 14:15 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com – , Jakarta – Deni Friawan, Peneliti Senior dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS), menyampaikan bahwa perekonomian Indonesia saat ini tengah menghadapi tantangan serius. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan pertama tahun 2025 tercatat hanya mencapai 4,87 persen secara *year-on-year* (yoy), sebuah perlambatan yang membuatnya berada di bawah ambang batas 5 persen.

Friawan menekankan bahwa kinerja enam bulan pertama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka akan menjadi penentu arah, apakah prospek ekonomi akan cerah atau justru suram. “Kesimpulan sementara yang dapat kami tarik adalah bahwa perekonomian kita belum sepenuhnya terpuruk, namun indikasi adanya masalah sudah terlihat jelas,” ujarnya saat menyampaikan *media briefing* CSIS yang diadakan pada hari Rabu, 7 Mei 2025.

Sebagai perbandingan, pada kuartal sebelumnya, yaitu triwulan IV tahun 2024, ekonomi Indonesia masih menunjukkan pertumbuhan sebesar 5,03 persen. Bahkan, pada triwulan I tahun 2024, pertumbuhan mencapai 5,11 persen. Perlambatan pertumbuhan ekonomi ini terjadi meskipun ada faktor musiman, yaitu bulan Ramadan, yang biasanya menjadi pendorong peningkatan aktivitas ekonomi.

Baca Juga :  Harga Emas Antam Anjlok Rp 17.000/Gram: Cek Rincian Harga Terkini

Analisis CSIS menunjukkan bahwa ekonomi pada triwulan I 2025 mengalami kontraksi sebesar minus 0,98 persen jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya (*quarter-on-quarter* atau q on q). Menurut Friawan, dari sisi permintaan, hal ini terutama disebabkan oleh melemahnya konsumsi rumah tangga, yang hanya tumbuh sebesar 4,89 persen. “Perlu diingat bahwa konsumsi rumah tangga memegang peranan penting, yaitu lebih dari 55 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB) kita.”

Selain konsumsi rumah tangga, terjadi juga pelambatan pada pengeluaran pemerintah, yang tercatat minus 1,42 persen. Dari sisi produksi, perlambatan pertumbuhan ini didorong oleh penurunan pertumbuhan di sektor perdagangan, serta sektor transportasi dan komunikasi. Meskipun demikian, sektor pertanian masih menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, yaitu sebesar 10,52 persen.

Data inflasi juga menunjukkan tren penurunan yang berkelanjutan, yang mengindikasikan adanya disinflasi. Tingkat inflasi terendah bahkan mencapai deflasi sebesar minus 0,09 persen pada bulan Februari 2025.

Indikator lain yang menjadi perhatian menurut Friawan adalah kondisi pasar tenaga kerja. Data dari Kementerian Ketenagakerjaan menunjukkan bahwa sejak awal tahun hingga bulan April 2025, angka pemutusan hubungan kerja (PHK) telah mencapai 24 ribu kasus. Bahkan, data dari Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyebutkan bahwa jumlah PHK telah mencapai 40 ribu kasus.

Baca Juga :  BI Salurkan Insentif Likuiditas Perbankan Rp 295 Triliun, Terbanyak ke Bank Swasta

Friawan berpendapat bahwa dengan kondisi perekonomian seperti ini, penurunan keyakinan konsumen dan pelaku usaha menjadi hal yang wajar. Ia mencontohkan bahwa di awal pemerintahan Prabowo, keyakinan konsumen sempat meningkat dari 121 menjadi 127. Namun, saat ini, angka tersebut kembali menurun hingga mencapai 121.

Hal serupa juga terjadi pada tingkat indeks manufaktur atau Purchasing Managers’ Index (PMI), yang turun di bawah level 50, yang mengindikasikan adanya kontraksi. “Berdasarkan data-data yang telah kami paparkan, kami dapat menyimpulkan bahwa perekonomian kita memang belum mengalami krisis yang parah, tetapi tanda-tanda masalah sudah terlihat. Jika tidak ada langkah antisipasi dan perbaikan dari pemerintah, kondisi yang lebih buruk menjadi sangat mungkin terjadi,” tegas Deni.

Pilihan Editor: Masa Paceklik Industri Media. Mengapa dan Sampai Kapan?

Berita Terkait

Wall Street Hijau, Saham Tesla Terbang: Robotaxi Jadi Katalis?
MREI Bagi Dividen, Cek Jadwal dan Besarannya!
MIDI Kuartal I-2025 Kinclong, Cek Rekomendasi Sahamnya Sekarang!
Rupiah Tertekan Global, Diprediksi Melemah Lagi Selasa 24 Juni
Prediksi IHSG Selasa 24 Juni, Peluang Buy on Weakness?
DGWG Tebar Dividen Rp 52,94 Miliar, Cek Jadwal dan Besarannya!
Timur Tengah Memanas, IHSG Terjun Bebas: Investor Panik?
Asing Jual Saham Bank, Awal Pekan Harga Tertekan?

Berita Terkait

Senin, 23 Juni 2025 - 22:58 WIB

Wall Street Hijau, Saham Tesla Terbang: Robotaxi Jadi Katalis?

Senin, 23 Juni 2025 - 21:28 WIB

MREI Bagi Dividen, Cek Jadwal dan Besarannya!

Senin, 23 Juni 2025 - 20:53 WIB

MIDI Kuartal I-2025 Kinclong, Cek Rekomendasi Sahamnya Sekarang!

Senin, 23 Juni 2025 - 20:38 WIB

Rupiah Tertekan Global, Diprediksi Melemah Lagi Selasa 24 Juni

Senin, 23 Juni 2025 - 20:33 WIB

Prediksi IHSG Selasa 24 Juni, Peluang Buy on Weakness?

Berita Terbaru

Uncategorized

Wisata Anti Hujan, Ini Tempat Liburan Seru Saat Musim Hujan!

Selasa, 24 Jun 2025 - 00:03 WIB

politics

Gawat! AS Serang Iran, Reaksi Dunia Internasional Mengejutkan

Senin, 23 Jun 2025 - 23:58 WIB