Cadangan Devisa Turun Drastis, BI Siapkan Strategi Jaga Rupiah Stabil?

Avatar photo

- Penulis

Jumat, 9 Mei 2025 - 02:47 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com JAKARTA — Bank Indonesia (BI) mencatat penurunan pada cadangan devisanya sebesar Rp76,72 triliun per akhir April 2025. Penurunan ini terjadi seiring dengan langkah-langkah stabilisasi nilai tukar rupiah yang dilakukan melalui intervensi di pasar uang.

Dengan penurunan tersebut, posisi cadangan devisa yang dikelola Bank Indonesia saat ini menjadi US$152,5 miliar.

Hosianna Evalita Situmorang, Ekonom PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN), berpendapat bahwa cadangan devisa senilai US$152,5 miliar masih merupakan level yang memadai bagi BI untuk melakukan intervensi guna menjaga stabilitas pasar keuangan.

: BI Menjelaskan Daya Tarik Investor Asing di Pasar Keuangan Indonesia

“Menurut perkiraan kami, kemampuan BI untuk melakukan intervensi ke depan masih cukup kuat,” ungkapnya kepada Bisnis, pada Kamis (8/5/2025).

Penurunan cadangan devisa ini merupakan konsekuensi dari upaya BI menstabilkan nilai tukar rupiah melalui serangkaian intervensi pasar. Intervensi ini dilakukan baik di pasar luar negeri melalui instrumen Non-Deliverable Forward (NDF) maupun di pasar domestik melalui transaksi spot dan Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF). Selain itu, BI juga aktif melakukan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.

: Jadwal Rapat FOMC The Fed Tahun 2025: Penentu Suku Bunga Acuan dan Arah Pergerakan Dolar

Baca Juga :  IHSG dan Rupiah Kompak Lesu di Awal Sesi Perdagangan

Sejalan dengan pandangan Hosianna, Kepala Ekonom PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI), Andry Asmoro, menyatakan bahwa BI masih memiliki kapasitas intervensi yang mencukupi. Ia menjelaskan bahwa meskipun terjadi penurunan cadangan devisa sebesar US$4,6 miliar atau setara dengan Rp76,72 triliun, BI tetap memiliki “amunisi” yang signifikan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

Penurunan cadangan devisa ini merupakan yang terbesar sejak Mei 2023, ketika BI menggunakan cadangan devisa untuk memenuhi kewajiban pembayaran utang luar negeri pemerintah dan menstabilkan pasar valuta asing.

: Rantai Bisnis Halal: Peluang Bisnis Bagi Asuransi Syariah untuk Meraih Keuntungan

Sementara itu, Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), David Sumual, menilai bahwa kemampuan Bank Indonesia masih cukup baik. Hal ini didukung oleh posisi cadangan devisa saat ini yang setara dengan pembiayaan impor selama 6,4 bulan atau 6,2 bulan impor ditambah pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional yang sekitar 3 bulan impor.

Kinerja DHE SDA

Kebijakan Devisa Hasil Ekspor (DHE) Sumber Daya Alam (SDA), sebagai salah satu sumber utama pasokan cadangan devisa, dinilai telah memberikan kontribusi positif dalam menstabilkan nilai tukar rupiah.

Baca Juga :  Harga Emas Antam Stagnan Hari Ini di Level Rp1,7 Juta per Gram

Namun, Asmo menjelaskan bahwa tekanan terhadap nilai tukar rupiah yang cukup besar pada bulan April lalu membutuhkan intervensi yang signifikan, yang pada akhirnya menyebabkan penurunan cadangan devisa yang lebih besar.

“DHE memang membantu, tetapi tekanan pelemahan nilai tukar rupiah pada bulan April kemarin sangat besar. Inilah yang akhirnya mengurangi cadangan devisa,” jelasnya.

Untuk melihat dampak yang lebih signifikan dari kebijakan DHE SDA—yang aturan terbarunya mulai berlaku pada tanggal 1 Maret 2025—Ekonom Bank Danamon, Hosianna, menyampaikan bahwa diperlukan waktu yang lebih lama agar kebijakan ini dapat memberikan dukungan yang optimal terhadap stabilitas nilai tukar rupiah.

Sementara itu, David berharap agar DHE SDA dapat secara optimal masuk ke dalam cadangan devisa yang dikelola oleh Bank Indonesia. David mengkhawatirkan apabila devisa yang sudah masuk dalam bentuk rupiah kemudian dikonversi kembali ke mata uang asing.

“Namun, sentimen pasar saat ini cenderung positif, sehingga sebagian devisa mungkin dikonversi ke dalam rupiah, yang pada gilirannya mendukung penguatan nilai tukar rupiah,” katanya.

Berita Terkait

Riza Chalid Buron! Resmi Jadi DPO, Dicari Kejaksaan Agung
Lisa Mariana Penuhi Panggilan KPK Terkait Kasus Korupsi Iklan Bank BJB yang Seret Nama Ridwan Kamil
BSU 2025: Rp600 Ribu Cair! Cek Syarat, Jadwal, dan Caranya
Saham Libur! BEI Tutup Hari Ini, Cuti Bersama Proklamasi
Dasco Usul: Tantiem Pejabat BUMN Dihapus, Hemat Negara Rp 18 Triliun!
Rubicon untuk Izin Hutan? Dirut Inhutani V Diduga Minta Gratifikasi
Setoran Haram Haji Khusus: KPK Ungkap Kongkalikong Pengusaha & Kemenag
PBB Naik Bikin Gaduh? Ini Daftar Daerah yang Bergejolak!

Berita Terkait

Jumat, 22 Agustus 2025 - 16:01 WIB

Riza Chalid Buron! Resmi Jadi DPO, Dicari Kejaksaan Agung

Jumat, 22 Agustus 2025 - 13:41 WIB

Lisa Mariana Penuhi Panggilan KPK Terkait Kasus Korupsi Iklan Bank BJB yang Seret Nama Ridwan Kamil

Kamis, 21 Agustus 2025 - 10:58 WIB

BSU 2025: Rp600 Ribu Cair! Cek Syarat, Jadwal, dan Caranya

Senin, 18 Agustus 2025 - 10:30 WIB

Saham Libur! BEI Tutup Hari Ini, Cuti Bersama Proklamasi

Jumat, 15 Agustus 2025 - 20:12 WIB

Dasco Usul: Tantiem Pejabat BUMN Dihapus, Hemat Negara Rp 18 Triliun!

Berita Terbaru

finance

Riza Chalid Buron! Resmi Jadi DPO, Dicari Kejaksaan Agung

Jumat, 22 Agu 2025 - 16:01 WIB

crime

OTT Wamenaker: KPK Umumkan Tersangka, Noel Ebenezer?

Jumat, 22 Agu 2025 - 15:05 WIB

sports

Marquez Beri Saran Tipis untuk Bagnaia: Reaksi Tak Terduga

Jumat, 22 Agu 2025 - 13:27 WIB

Public Safety And Emergencies

KPK: Wamenaker Noel Sehat, Foto Noel Terkapar Dipasangi EKG Bukan di KPK

Jumat, 22 Agu 2025 - 12:59 WIB