Bursa Asia Menguat: Data AS dan Harga Komoditas Jadi Penentu?

Avatar photo

- Penulis

Kamis, 29 Mei 2025 - 21:04 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com, JAKARTA. Dinamika pasar saham Asia diperkirakan akan menunjukkan pergerakan yang beragam, atau cenderung mixed, dalam sesi perdagangan Jumat (30/5). Proyeksi ini didorong oleh serangkaian sentimen eksternal, termasuk kebijakan perdagangan yang dikeluarkan oleh Amerika Serikat dan ekspektasi pasar terhadap arah kebijakan moneter bank sentral di berbagai negara.

Oktavianus Audi, Vice President Head of Marketing, Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas Indonesia, mengemukakan bahwa ada beberapa faktor kunci yang saat ini memengaruhi performa bursa saham Asia.

Salah satu faktor tersebut adalah putusan dari pengadilan federal Amerika Serikat yang menentang kebijakan tarif global yang diterapkan oleh mantan Presiden Donald Trump dan memerintahkan penghapusan permanen tarif tersebut.

“Di samping itu, para investor juga secara seksama mengamati perkembangan kebijakan moneter dari bank-bank sentral global, termasuk Bank of Japan (BoJ). Pasar menantikan apakah BoJ akan mengambil langkah penyesuaian kebijakan atau tidak,” kata Audi kepada Kontan, (29/5).

Bursa Asia-Pasifik Menguat Kamis (29/5), Usai Pengadilan AS Blokir Tarif Trump

Sejalan dengan itu, Indy Naila, Investment Analyst Edvisor Profina Visindo, menambahkan bahwa para pelaku pasar juga memperhatikan perkembangan lebih lanjut mengenai kebijakan tarif Trump, dan mulai menganalisis data kinerja keuangan perusahaan-perusahaan terbuka untuk kuartal I 2025.

Baca Juga :  Tips Cerdas Kelola Keuangan di Ramadhan: Aman & Terkendali

“Sentimen pasar Asia juga dipengaruhi oleh data-data ekonomi yang akan dirilis dalam waktu dekat, yang berpotensi memengaruhi arah kebijakan moneter global ke depannya,” jelas Indy.

Untuk sesi perdagangan esok hari (30/5), Kiwoom Sekuritas memprediksi bahwa bursa saham Asia akan bergerak variatif. Indeks Nikkei 225 Jepang diproyeksikan akan mengalami penguatan, dengan perkiraan rentang pergerakan antara 38.000 hingga 38.400.

Bursa Shanghai juga diperkirakan akan menguat, dengan rentang pergerakan yang diantisipasi antara 3.350 hingga 3.375. Sementara itu, indeks Sensex India diperkirakan akan mengalami penurunan ke rentang 80.800 hingga 81.700. Straits Times (STI) Singapura diperkirakan akan bergerak mixed dalam rentang 3.875 hingga 3.940.

Di sisi lain, Indy memperkirakan bahwa Nikkei akan bergerak dalam rentang 36.838 hingga 38.772, sementara Shanghai Composite diperkirakan akan bergerak dalam rentang 3.300 hingga 3.400, menunjukkan potensi fluktuasi yang cukup besar seiring dengan tingginya sensitivitas pasar terhadap sentimen global.

Baca Juga :  BEI Gencar Gaet Investor Asing: Kondisi Pasar Saham Indonesia Jadi Sorotan di Hong Kong

BEI Evaluasi Puluhan Konstituen Indeks Saham Syariah, Apa Saja yang Masuk dan Keluar?

Lebih lanjut, Audi menyoroti sejumlah faktor yang akan menjadi fokus perhatian pasar pada perdagangan Jumat. Salah satunya adalah antisipasi rilis data core Personal Consumption Expenditure (core PCE) dari AS, yang diperkirakan akan mengalami peningkatan. Hal ini berpotensi memberikan dampak moderat terhadap pasar, seiring dengan sikap The Fed yang tidak mengalami perubahan signifikan.

Indy menambahkan bahwa selain data PCE, para pelaku pasar juga akan mencermati rilis data PMI China serta risalah rapat Federal Open Market Committee (FOMC Minutes), yang diharapkan dapat memberikan petunjuk mengenai sikap Federal Reserve terhadap kebijakan moneter di masa mendatang.

“Selain itu, potensi berlanjutnya penguatan harga komoditas seperti minyak mentah dan crude palm oil (CPO) juga turut menjadi sentimen positif bagi beberapa bursa di Asia. Hal ini diperkuat oleh munculnya optimisme baru, terutama jika Trump benar-benar menghapuskan tarif resiprokal,” pungkas Audi.

Berita Terkait

Telkom Dapat Izin Buyback Saham Rp3 Triliun: Rencana 2025
Harga Emas Antam Tembus Rp1,9 Juta per Gram Hari Ini, 30 Mei 2025
Saham BUMI & Pemerintah Singapura Berebut Dividen Menggiurkan MTEL: Analisis Lengkap
Investor Asia Waspada: Bursa Tertekan Ketidakpastian Tarif Dagang Jumat Pagi
Harga Emas Anjlok Jumat Pagi: Bayang-bayang Tarif Trump dan Ketidakpastian Ekonomi
Sinarmas Land: Keluarga Widjaja Kuasai 97% Saham, Delisting dari Bursa Singapura
Lo Kheng Hong Raih Hampir Rp 50 Miliar Dividen dari Satu Saham Blue Chip
IHSG Akhiri Mei 2025 di Level 7.175: Analisis dan Prospeknya

Berita Terkait

Jumat, 30 Mei 2025 - 12:47 WIB

Telkom Dapat Izin Buyback Saham Rp3 Triliun: Rencana 2025

Jumat, 30 Mei 2025 - 10:55 WIB

Harga Emas Antam Tembus Rp1,9 Juta per Gram Hari Ini, 30 Mei 2025

Jumat, 30 Mei 2025 - 09:47 WIB

Saham BUMI & Pemerintah Singapura Berebut Dividen Menggiurkan MTEL: Analisis Lengkap

Jumat, 30 Mei 2025 - 09:15 WIB

Investor Asia Waspada: Bursa Tertekan Ketidakpastian Tarif Dagang Jumat Pagi

Jumat, 30 Mei 2025 - 08:48 WIB

Harga Emas Anjlok Jumat Pagi: Bayang-bayang Tarif Trump dan Ketidakpastian Ekonomi

Berita Terbaru

sports

Marc Marquez: Ikuti Jejak Rossi, Rela Kalah Demi Sang Ibu

Jumat, 30 Mei 2025 - 12:52 WIB

finance

Telkom Dapat Izin Buyback Saham Rp3 Triliun: Rencana 2025

Jumat, 30 Mei 2025 - 12:47 WIB

Family And Relationships

Rahasia Meraih Kebahagiaan: Sederhana, Terjangkau, dan Terencana

Jumat, 30 Mei 2025 - 12:24 WIB