Ragamutama.com – Dominasi pembalap Ducati Lenovo, Marc Marquez, di awal musim MotoGP 2025 telah diprediksi oleh mantan manajer timnya. Tak perlu keahlian khusus untuk melihatnya.
Marc Marquez tampil sangat kuat sejak dimulainya MotoGP 2025, hampir selalu menempatkan dirinya di posisi terdepan saat kualifikasi, sprint race, dan balapan utama.
Sejauh ini, hanya ada tiga faktor yang berhasil menghentikannya: insiden kecelakaan, kondisi cuaca ekstrem seperti pada GP Prancis, dan performa gemilang Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha) terutama saat sesi kualifikasi.
Dengan performa solid ini, Marquez memimpin klasemen sementara dengan keunggulan yang cukup signifikan.
Mengumpulkan 171 poin, Marquez unggul 22 poin dari Alex Marquez (BK8 Gresini Racing) dan 51 poin dari Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo) yang masing-masing berada di posisi ke-2 dan ke-3.
Kebangkitan pesat Marquez memang sudah banyak diantisipasi sejak keputusannya untuk hijrah dari tim pabrikan Repsol Honda ke tim satelit Ducati, Gresini.
Pada tahun sebelumnya, dengan motor Ducati Desmosedici GP23 yang sudah berumur, Marquez mampu bersaing memperebutkan gelar, mencatatkan 3 kemenangan di balapan utama, dan menyapu bersih podium di GP Aragon.
Tak hanya menunjukkan kecepatan yang mengesankan, Marquez juga berhasil mempermalukan para pembalap Ducati lainnya yang menggunakan motor serupa, dengan perbedaan hasil yang cukup mencolok.
Jangan Bandingkan Pecco Bagnaia dengan Marc Marquez yang Seakan Bisa Kencang Walau Naik Traktor, Anggapan Motor Spesial Itu Cuma Khayalan
Menanggapi fenomena ini, manajer tim Honda HRC Castrol, Alberto Puig, menyatakan bahwa dirinya sama sekali tidak terkejut.
“Apa yang sedang terjadi saat ini adalah konsekuensi logis dari menempatkan seorang pembalap yang sangat, sangat, sangat istimewa di atas motor terbaik,” ujar Puig, dikutip dari El Periodico.
“Saya rasa tidak perlu banyak diperdebatkan. Tidak ada yang seharusnya terkejut dengan apa yang Marc lakukan sekarang dan bagaimana caranya dia melakukannya.”
“Anda tidak perlu menjadi seorang ahli matematika untuk bisa memprediksi hal semacam itu.”
Puig sudah sangat memahami kemampuan Marquez berkat kerjasama yang telah terjalin di Repsol Honda, yang menghasilkan 2 gelar juara pada tahun 2018 dan 2019.
Saking percayanya pada potensi Marquez, pemenang balapan GP500 tersebut bahkan berani menawarkan perpanjangan kontrak selama empat tahun pada tahun 2020.
Padahal, para pembalap di MotoGP, termasuk mereka yang memiliki prestasi gemilang, umumnya hanya menandatangani kontrak berdurasi dua tahun.
Sebagai mantan pembalap, Puig pun memaklumi keputusan Marquez untuk meninggalkan Honda lebih cepat setahun dari kesepakatan awal.
Mentalitas seorang juara dalam diri Marquez mendorongnya untuk mencari motor lain yang lebih kompetitif ketika Honda tak mampu mengatasi krisis yang sedang dialami pada saat itu.
Ducati menjadi pilihan yang tepat karena dominasinya dalam persaingan, termasuk raihan kemenangan dan podium dari para pembalap yang menggunakan motor versi lama.
Oleh karena itu, Puig merasa geli ketika kecepatan Marquez dikaitkan dengan jenis motor Ducati yang digunakannya.
Musim ini juga sempat muncul kebingungan ketika Marquez dan Bagnaia merasa kurang puas dengan pembaruan yang dibawa oleh Ducati saat tes pramusim.
Motor Ducati Desmosedici GP25 yang mereka gunakan bahkan sempat mendapatkan julukan tak resmi sebagai GP24,5 karena adanya pengembalian komponen-komponen lama.
“Ketika Marc bergabung dengan Ducati, tujuannya adalah untuk bersaing di barisan terdepan,” tegas Puig.
“Itulah mengapa saya merasa lucu ketika orang-orang membandingkan data secara berlebihan, membahas bagaimana jadinya jika motornya adalah Ducati Desmosedici GP23, atau 24, atau 25, atau bahkan 24,0.”
“Saya tekankan sekali lagi, apa yang sudah diprediksi oleh semua orang, kini sedang terjadi,” pungkasnya.
Jadwal MotoGP Inggris 2025 – Marc Marquez dan Francesco Bagnaia Hadapi Tantangan yang Berbeda, Fabio Quartararo Berpotensi Mengalami Nasib Kurang Beruntung Lagi