Kepolisian Resor Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, kini tengah mengintensifkan pemeriksaan terhadap seorang penumpang Lion Air berinisial H. Penumpang pria ini membuat pernyataan kontroversial tentang adanya bom saat pesawat dengan rute Jakarta–Kualanamu, Sumatera Utara, bersiap lepas landas pada Sabtu, 2 Agustus 2025. Insiden tersebut segera memicu prosedur keselamatan penerbangan darurat, dan H kini berada dalam pemeriksaan mendalam oleh pihak kepolisian serta otoritas bandara.
Komisaris Besar Ronald Sipayung, selaku Kapolres Bandara Soekarno-Hatta, membenarkan kejadian ini. Ia menjelaskan bahwa pemeriksaan intensif masih berlangsung di Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Bandara Soekarno-Hatta untuk mendalami motif di balik candaan bom ini.
Menurut Corporate Communications Strategic Lion Air, Danang Mandala Prihantoro, peristiwa bermula ketika pesawat dengan nomor penerbangan JT-308 sudah dalam posisi “push back” atau mundur dari area parkir dan hendak menuju taxiway. Penumpang H tiba-tiba menyatakan ada bom di dalam kabin. Awak kabin segera melakukan konfirmasi ulang pernyataan tersebut kepada H. Namun, H tetap mengulangi ucapannya, yang kemudian langsung dilaporkan kepada kapten pilot dan petugas layanan darat.
Sesuai dengan protokol keselamatan penerbangan yang ketat, pesawat segera kembali ke apron. Setelah dilakukan pemeriksaan menyeluruh dan dipastikan tidak ada barang berbahaya di dalam pesawat, penumpang H diturunkan dan diserahkan kepada pihak berwenang bandara untuk proses hukum lebih lanjut. Insiden ini sekali lagi menyoroti keseriusan ancaman bom di pesawat, meskipun hanya berupa candaan.
Peristiwa ancaman bom atau candaan bom di dalam pesawat, meskipun pada akhirnya terbukti tidak benar, bukanlah kejadian pertama kali di Indonesia. Sejumlah kasus serupa sebelumnya telah mencuat, menyebabkan kepanikan dan penundaan penerbangan. Berikut adalah beberapa insiden serupa yang pernah terjadi:
1. Pesawat Pelita Air IP205 rute Surabaya-Jakarta pada Desember 2023. Penerbangan ini terpaksa ditunda lantaran seorang penumpang melontarkan candaan membawa bom di Bandara Internasional Juanda, Surabaya. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan, membenarkan bahwa ancaman bom itu hanya sebuah candaan, namun aparat kepolisian tetap mengamankan penumpang yang bersangkutan untuk diproses hukum.
2. Pesawat Super Air Jet IU 787 rute Denpasar-Bandung-Medan pada Juni 2023. Seorang pemuda berinisial R (23 tahun) diamankan petugas setelah mengaku membawa bom di dalam tasnya yang diletakkan di bagasi pesawat. Meskipun ia kemudian meminta maaf dan mengaku hanya bercanda, pramugari yang bertugas tetap melaporkannya kepada kapten pilot. Akibatnya, seluruh penumpang diturunkan dan bagasi diperiksa ulang, menyebabkan penundaan penerbangan sekitar 85 menit. R kemudian diserahkan ke Kantor Otoritas Bandara Wilayah IV Bali untuk interogasi lebih lanjut.
3. Pesawat Wings Air IW-1818 rute Semarang-Ketapang pada Februari 2023. Insiden ini terjadi di Bandara Ahmad Yani Semarang saat seorang penumpang menyatakan terdapat bom di dalam kopernya yang akan dimuat ke kompartemen bagasi. Pernyataan tersebut segera dikonfirmasi dan ditindaklanjuti oleh petugas keamanan Wings Air. Pelaku diamankan, dan pemeriksaan menyeluruh terhadap penumpang, barang bawaan, serta bagasi kargo dilakukan. Tidak ditemukan adanya bom atau benda berbahaya lainnya. Namun, kejadian ini menyebabkan Wings Air penerbangan IW-1818 mengalami keterlambatan keberangkatan selama 37 menit.
4. Pesawat Wings Air IW-1334 rute Marowali-Palu pada Februari 2019. Seorang penumpang berinisial FB menginformasikan bahwa dirinya membawa bom di dalam tasnya. Setelah melalui proses pemeriksaan ketat oleh petugas keamanan bandara, klaim tersebut tidak terbukti. Corporate Communications of Lion Air, Danang Mandala Prihantoro, menegaskan bahwa tidak ditemukan barang bukti bom atau benda mencurigakan yang dapat membahayakan penerbangan dalam bagasi atau barang bawaan FB.
5. Pesawat Lion Air JT-201 rute Deli Serdang-Jakarta-Palangkaraya pada Agustus 2018. Penumpang berinisial SH membuat candaan kepada pramugari bahwa dirinya membawa bom di dalam tasnya saat berada di Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara. SH adalah penumpang yang akan melanjutkan penerbangan dengan Lion Air JT-0678 tujuan Palangkaraya.
6. Pesawat Lion Air JT 687 rute Pontianak-Jakarta pada Mei 2018. Insiden ini membuat panik penumpang saat oknum penumpang berteriak ada bom. Akibatnya, penumpang berhamburan menyelamatkan diri melalui sayap pesawat. Setelah diusut, informasi tersebut terbukti tidak benar dan hanya candaan. Manajer Operasional PT Angkasa Pura II Bandara Internasional Supadio Kubu Raya, Pontianak, Kalimantan Barat, Bernard Munthe, mengonfirmasi bahwa ancaman bom datang dari penumpang bernama FS, seorang mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Pontianak.
Meskipun kerap dianggap candaan, tindakan melontarkan ancaman bom di lingkungan bandara atau pesawat merupakan pelanggaran serius yang dapat mengancam keselamatan penerbangan dan menimbulkan kepanikan massal, serta dapat dikenakan sanksi hukum.
Hammam Izzuddin, Joniansyah, Hendrik Khoirul Muhid, dan Ade Ridwan Yandwiputra berkontribusi dalam penulisan artikel ini
Pilihan Editor: Kredit Janggal Rumah Prajurit TNI di Masa Dudung Abdurachman
