Tentu, berikut adalah artikel yang sudah ditingkatkan:
*
Profil Bob Dylan: Mengenal Sosok Legendaris di Balik Film “A Complete Unknown”
Kehidupan dan kiprah Bob Dylan**, musisi serta penulis lagu paling berpengaruh sepanjang masa, kembali menjadi sorotan. Ini menyusul diangkatnya kisah perjalanannya dalam film layar lebar berjudul *A Complete Unknown*. Siapakah sebenarnya sosok ikonis yang lahir dengan nama Robert Allen Zimmerman ini? Mari kita selami profil Bob Dylan lebih dalam.
Lahir pada 24 Mei 1941 di Duluth, Minnesota, Bob Dylan telah menorehkan sejarah musik Amerika dan membentuk lanskap budaya populer dunia selama lebih dari tujuh dekade. Reputasinya sebagai salah satu penulis lagu terhebat tak terbantahkan, dengan lirik-liriknya yang mendalam dan melodi yang tak lekang oleh waktu.
Masa kecil Bob Dylan dihabiskan di Hibbing, sebuah kota kecil di Minnesota, tempat keluarganya menetap setelah ayahnya, Abram Zimmerman, menderita polio. Berasal dari komunitas Yahudi yang erat, kakek neneknya adalah imigran dari Rusia, Lithuania, dan wilayah yang kini dikenal sebagai Turki, yang membentuk latar belakang kulturalnya.
Sejak remaja, Dylan sudah menunjukkan ketertarikan besar pada musik. Ia tenggelam dalam siaran radio yang menyajikan lagu-lagu legendaris seperti Hank Williams, Elvis Presley, dan Little Richard. Suara Hank Williams begitu memukau, bahkan gaya Johnnie Ray menginspirasinya untuk berdandan seperti sang idola. Kecintaannya pada musik segera mendorongnya membentuk band di SMA, salah satunya The Golden Chords, yang terkenal tampil begitu enerjik hingga mikrofon mereka pernah dimatikan kepala sekolah.
Pengalaman menyaksikan pertunjukan Buddy Holly saat berusia 17 tahun menjadi momen penting yang membekas dalam benaknya, menjadikan Holly figur panutan yang kuat. Pada tahun 1959, Dylan melanjutkan pendidikannya di University of Minnesota, di mana ia semakin mendalami musik folk dan mulai aktif di lingkungan Dinkytown. Di sanalah ia tampil di kedai kopi, membangun reputasinya, dan pertama kali menggunakan nama “Bob Dylan,” terinspirasi dari penyair Dylan Thomas. Ia merasa bebas memilih identitasnya, menegaskan bahwa nama lahirnya bukanlah pilihannya.
Tahun 1961 menjadi titik balik, saat Bob Dylan memutuskan pindah ke New York, meniti karier dengan tampil di klub-klub legendaris di Greenwich Village. Bakatnya segera tercium oleh produser John Hammond, yang kemudian mengontraknya untuk album debut *Bob Dylan* (1962), berisi lagu-lagu folk dan blues klasik. Setahun kemudian, ia merilis *The Freewheelin’ Bob Dylan* (1963) yang melambungkan namanya melalui lagu-lagu seperti “A Hard Rain’s a-Gonna Fall.” Tak hanya itu, “Blowin’ in the Wind” dan “The Times They Are a-Changin’” bahkan menjadi himne abadi bagi gerakan hak sipil dan anti-perang, menegaskan posisinya sebagai suara generasi.
Periode 1965 dan 1966 menjadi masa paling revolusioner dalam karier Bob Dylan. Ia memicu kontroversi besar dengan memasukkan instrumen elektrik ke dalam musik folk-nya, sebuah langkah yang mengguncang dunia musik kala itu. Namun, dari kontroversi tersebut lahir mahakarya seperti *Bringing It All Back Home*, *Highway 61 Revisited*, dan *Blonde on Blonde*, yang hingga kini dianggap sebagai album revolusioner. Lagu “Like a Rolling Stone” bahkan berdurasi enam menit, memecah batasan komersial musik pop saat itu dan mengubah standar industri.
Sayangnya, pada 1966, Dylan mengalami kecelakaan motor yang memaksanya berhenti tur selama tujuh tahun. Meski demikian, masa rehat ini justru melahirkan karya-karya eksperimental, termasuk *The Basement Tapes* yang direkam bersama The Band. Ia juga mengeksplorasi musik country dalam album *John Wesley Harding*, *Nashville Skyline*, dan *New Morning*. Pada 1975, ia merilis *Blood on the Tracks* yang mendapat pujian kritis dan menjadi salah satu albumnya yang paling dicintai.
Memasuki era 1990-an, Bob Dylan membuktikan relevansinya tidak pernah pudar. Album *Time Out of Mind* (1997) tidak hanya menegaskan kembali kedudukannya tetapi juga memenangkan Grammy Album of the Year. Produktivitasnya terus berlanjut melalui karya-karya lainnya seperti *Oh Mercy* (1989) dan *Modern Times* (2006), menunjukkan kemampuannya untuk terus berinovasi dan relevan.
Lirik-lirik Bob Dylan yang mendalam dan puitis senantiasa menjadi ciri khasnya, membahas isu-isu sosial, politik, agama, dan cinta. Kumpulan liriknya bahkan terus diterbitkan ulang sejak 1973 dengan judul *Lyrics*. Selain itu, ia juga bereksperimen dengan penulisan fiksi dalam karyanya *Tarantula* (1971). Pada 2004, ia merilis autobiografi *Chronicles* yang memberikan gambaran awal hidupnya di New York. Sejak akhir 1980-an, Dylan tak pernah berhenti tur, yang dikenal sebagai *Never Ending Tour*, mencatat lebih dari 3.000 konser dalam dua dekade terakhir.
Di luar panggung musik, profil Bob Dylan juga dikenal sebagai seniman multi-talenta. Sejak 1994, ia telah menerbitkan sembilan buku berisi lukisan dan gambar, dengan karyanya dipamerkan di galeri seni ternama dunia. Kehidupan dan kariernya pun telah diabadikan dalam berbagai film dokumenter, termasuk film terbaru *A Complete Unknown* (2024).
Kehidupan pribadi Bob Dylan pun tak luput dari perhatian. Ia pernah menjalin hubungan dengan Echo Helstrom, Suze Rotolo—sosok penting yang tampil di sampul album *The Freewheelin’ Bob Dylan*—dan penyanyi folk kenamaan Joan Baez, yang sempat menjadi pasangan romantis dan musikalnya. Dylan menikah dengan Sara Lownds pada 1965 dan dikaruniai empat anak, namun pernikahan itu berakhir dengan perceraian. Ia kemudian menikah dengan Carolyn Dennis pada 1986 dan memiliki seorang putri, pernikahan yang baru terungkap ke publik pada 2001. Saat tidak sedang tur, Dylan diketahui tinggal di Malibu, California, dan memiliki properti di berbagai belahan dunia.
Dampak Bob Dylan dalam budaya populer tak terhingga. Ia telah menjual lebih dari 125 juta rekaman, menjadikannya salah satu musisi dengan penjualan terbanyak sepanjang masa. Berbagai penghargaan bergengsi telah diraihnya, termasuk 10 Grammy Awards, satu Oscar, Golden Globe, dan Kennedy Center Honors. Ia juga menerima Presidential Medal of Freedom pada 2012, masuk Rock and Roll Hall of Fame, dan dianugerahi Pulitzer Citation pada 2008. Puncak pengakuannya adalah Nobel Sastra 2016, yang diberikan karena ia telah menciptakan “ekspresi puisi baru dalam tradisi lagu Amerika.”
Demikianlah profil Bob Dylan, sosok revolusioner yang terus menginspirasi. Ia bukan hanya seorang musisi, melainkan pelaku perubahan yang melampaui batas-batas genre musik. Bob Dylan adalah legenda yang tidak lekang oleh waktu, dengan warisan yang akan terus dikenang dan dipelajari oleh generasi mendatang.
***