Bitcoin Stabil: Kokoh di Tengah Krisis Global, Apa Rahasianya?

Avatar photo

- Penulis

Minggu, 29 Juni 2025 - 16:09 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com – JAKARTA. Bitcoin (BTC), mata uang kripto paling dominan di pasar, berhasil menunjukkan ketahanan luar biasa di tengah gejolak ketidakpastian global dalam dua pekan terakhir. Para investor kini mulai bersikap lebih tenang seiring dengan menguatnya fundamental aset digital ini.

Pasca-serangan awal Israel ke Iran pada 13 Juni, Bitcoin sempat tergelincir ke zona merah, merosot dari level harga US$ 108.000 dan terus menunjukkan penurunan hingga mencapai kisaran US$ 97.000 setelah Amerika Serikat (AS) turut campur dalam ketegangan dua negara Timur Tengah tersebut pada 22 Juni.

Namun, hanya sehari setelahnya, Bitcoin berhasil pulih dan melonjak kembali di atas US$ 100.000. Hingga Minggu (29/6) pukul 14.45 WIB, saat kedua negara mencanangkan gencatan senjata, data Coinmarketcap menunjukkan Bitcoin telah kembali stabil di level harga US$ 107.372,16. Angka ini menandakan penguatan yang signifikan sebesar 4,88% dalam sepekan terakhir.

Analis Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, menyoroti pergerakan harga Bitcoin yang cenderung kokoh ini didorong oleh perubahan signifikan pada perilaku investor. “Perilaku investor telah banyak berubah. Mereka kini lebih tenang dan adaptif dalam menghadapi ketidakpastian pasar,” jelas Fyqieh kepada Kontan, Kamis (26/6).

Diam-Diam Bhutan Kuasai Bitcoin! Jadi Negara Ketiga Terbesar Pemegang BTC di Dunia

Baca Juga :  CTRA RUPST: Dividen, Komisaris Baru, dan Strategi Ciputra?

Ketika AS mengirim serangan terhadap area rudal Iran pada 22 Juni, yang berdampak pada penurunan nilai aset-aset berisiko seperti kripto, Fyqieh mengungkapkan bahwa investor justru melihat momentum koreksi tersebut sebagai kesempatan emas untuk mengakumulasi aset, alih-alih terburu-buru melakukan aksi jual panik.

Indikasi serupa juga terlihat dari pergerakan signifikan BlackRock yang memindahkan 9.928 aset Ethereum (ETH) senilai US$ 24,15 juta pada 23 Juni ke Coinbase Prime, lalu menarik lebih dari 11.000 aset ETH senilai US$ 27,2 juta dari Coinbase Prime hanya sehari setelahnya, seperti dikutip dari Cointelegraph, Rabu (25/6). Aksi ini menunjukkan bagaimana institusi besar mampu memanfaatkan volatilitas pasar untuk merealisasikan keuntungan.

Pada dasarnya, Fyqieh menilai kepercayaan investor menguat seiring dengan fundamental aset kripto yang semakin kokoh. “Aset kripto kini lebih menjanjikan. Telah terbentuk sebuah narasi kuat yang menempatkan kripto sebagai aset jangka panjang yang sah dan berpotensi tinggi,” ujar Fyqieh.

Selain peningkatan adopsi institusional yang terlihat dari masifnya pengajuan ETF kripto baru di AS, Fyqieh juga menyebutkan bahwa kolaborasi intensif antara proyek-proyek kripto dan perusahaan-perusahaan besar turut membuat aset ini semakin menarik di mata investor.

Baca Juga :  Bitcoin Anjlok: Investor Jangka Panjang Serbu Peluang Beli?

Sebagai contoh terbaru, Mastercard menggandeng Chainlink, jaringan oracle terdesentralisasi yang berfungsi menghubungkan data off-chain ke dalam smart contract di blockchain, untuk mendukung pembayaran kripto on-chain.

Bitcoin Pulih, Ini Target Baru dan Prediksi Harga BTC 1 Juli 2025

Outlook Kripto

Secara keseluruhan, Fyqieh menilai pasar global saat ini berada dalam lanskap yang kompleks, ditandai dengan suku bunga yang tinggi namun stabil, inflasi yang belum sepenuhnya terkendali, serta dolar AS yang terus melemah.

Namun, Bitcoin berhasil bertahan kokoh di atas level psikologis US$ 100.000. Secara teknikal, Fyqieh mengatakan bahwa kondisi pasar memperlihatkan pola konsolidasi yang sehat dengan volume perdagangan yang relatif rendah dan selektif.

Ia menilai kondisi ini memiliki kemiripan dengan situasi pada awal tahun 2000-an ketika dolar AS melemah dan aliran modal beralih ke emerging market. “Saat ini, kripto tampil sebagai ‘emerging market‘ baru yang efektif menyerap aliran modal global,” pungkasnya.

Dalam waktu dekat, ia memprediksi Bitcoin dapat bergerak dalam rentang US$ 100.000–US$ 115.000, dengan kecenderungan positif, asalkan dukungan makroekonomi dan sentimen pasar tetap kondusif.

Berita Terkait

35 Ribu Pekerjaan Baru dari Proyek Baterai Listrik ANTAM-IBC-CBL!
Rupiah Menguat Awal Pekan? Cek Faktor Pendorongnya!
IHSG Terancam Inflasi & Tarif Impor AS? Cek Proyeksi Senin!
IHSG 2024: Proyeksi Akhir Tahun & Rekomendasi Saham Analis
Emas Antam Mandeg? Cuan 26% Setahun Masih Mungkin!
KPK Sebut Pengusaha Suap Anak Buah Bobby Nasution Rp 2 Miliar
Usai Melemah Tajam,Harga Emas Tertahan di Level Rp 1.884.000 Per Gram, Minggu (29/6)
Warren Buffett Sumbang Saham Berkshire Hathaway Senilai Rp 97 Triliun

Berita Terkait

Minggu, 29 Juni 2025 - 21:29 WIB

35 Ribu Pekerjaan Baru dari Proyek Baterai Listrik ANTAM-IBC-CBL!

Minggu, 29 Juni 2025 - 19:53 WIB

IHSG Terancam Inflasi & Tarif Impor AS? Cek Proyeksi Senin!

Minggu, 29 Juni 2025 - 19:34 WIB

IHSG 2024: Proyeksi Akhir Tahun & Rekomendasi Saham Analis

Minggu, 29 Juni 2025 - 18:47 WIB

Emas Antam Mandeg? Cuan 26% Setahun Masih Mungkin!

Minggu, 29 Juni 2025 - 16:09 WIB

Bitcoin Stabil: Kokoh di Tengah Krisis Global, Apa Rahasianya?

Berita Terbaru

Public Safety And Emergencies

Lembang Gempa Dangkal: Sesar Lembang Aktif? Waspada!

Minggu, 29 Jun 2025 - 21:35 WIB

Uncategorized

Topuria Hancurkan Oliveira! Rekap UFC 317: Lahir Juara Baru!

Minggu, 29 Jun 2025 - 21:11 WIB