Bitcoin Stabil di US$100K, Konsolidasi Kuat Tanpa Kejutan Katalis?

Avatar photo

- Penulis

Senin, 9 Juni 2025 - 16:42 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bitcoin Kokoh di Atas US$100.000 Selama Sebulan Penuh: Tanda Konsolidasi Sehat di Pasar Kripto

JAKARTA – Bitcoin, aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, baru saja menorehkan tonggak sejarah penting. Mata uang digital ini berhasil mempertahankan posisinya di atas level US$100.000 selama sebulan penuh, menandai periode terpanjang sejak pertama kali menembus angka enam digit pada Januari 2025. Pencapaian ini menunjukkan ketahanan dan stabilitas yang signifikan di tengah dinamika pasar kripto global.

Menurut data real-time dari Coinmarketcap pada Senin (9/6) pukul 15.42 WIB, harga Bitcoin (BTC) masih kokoh di level US$105.777, mencatatkan penguatan tipis 0,26% secara harian. Sepanjang awal Juni 2025, pergerakan harga BTC cenderung stabil dalam rentang US$104.000 hingga US$106.000, atau setara dengan sekitar Rp 1,69 miliar sampai Rp 1,72 miliar.

Analis Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, menjelaskan bahwa pergerakan konsisten Bitcoin dalam rentang harga ini merupakan bagian normal dari siklus pasar. Fyqieh menyebutkan bahwa saat ini, banyak investor jangka panjang memang tengah mengambil keuntungan dari aset yang mereka akuisisi saat harga masih berada di level rendah.

Meski demikian, pasar kripto secara keseluruhan menunjukkan kekuatan yang solid. Fyqieh menegaskan bahwa tidak ada tekanan makroekonomi besar yang mampu menekan harga Bitcoin lebih dalam. Ia menilai posisi BTC dalam zona ini sebagai fase konsolidasi yang sehat, sebuah persiapan krusial sebelum aset ini mencoba menembus level *resistance* terdekat di US$107.500. Level ini dianggap penting karena berpotensi membuka peluang menuju rekor harga baru bagi Bitcoin.

Baca Juga :  Investasi Sektor Baja Aluminium Kurang Menarik Meski Bebas Tarif?

Namun, Fyqieh juga mengakui bahwa saat ini belum ada katalis ekonomi besar yang cukup kuat untuk mendorong pergerakan signifikan di pasar kripto. Salah satu faktor penting yang mampu menahan tekanan jual adalah derasnya arus masuk ke produk investasi ETF spot Bitcoin di Amerika Serikat (AS). Pada 3 Juni lalu, tercatat arus masuk bersih sebesar US$375,1 juta, yang berhasil membalik tren arus keluar selama tiga hari sebelumnya.

Di sisi lain, sentimen negatif sempat muncul terkait kebijakan perdagangan Presiden AS Donald Trump dan ketidakpastian arah suku bunga Federal Reserve (The Fed). Hal ini sempat membebani permintaan ETF Bitcoin, membuat investor tetap bersikap hati-hati menjelang pembicaraan dagang AS-China dan rilis laporan ketenagakerjaan AS.

Ke depan, perhatian pasar akan tertuju pada rilis laporan inflasi Indeks Harga Konsumen (CPI) bulan Mei yang dijadwalkan pada 11 Juni. Perkiraan dari Federal Reserve Atlanta menunjukkan inflasi bulanan sebesar 0,12%, atau 0,23% jika tidak termasuk makanan dan energi, sejalan dengan laporan inflasi bulan April. Penting untuk diingat, angka-angka tersebut belum memperhitungkan potensi dampak dari tarif baru yang mulai diberlakukan, karena banyak perusahaan besar, termasuk produsen mobil dan pengecer, belum sepenuhnya menyesuaikan harga mereka. Alhasil, dampak kenaikan harga kemungkinan baru akan terlihat pada laporan CPI bulan Juni atau Juli.

Baca Juga :  Harga Emas Antam 1 Gram Melambung Rp 33.000 dalam Sepekan

Selain itu, Federal Open Market Committee (FOMC) dijadwalkan akan menetapkan suku bunga pada 18 Juni, setelah data CPI dirilis. Pasar secara luas memperkirakan suku bunga akan tetap stabil di kisaran 4,25%–4,5%, sesuai dengan proyeksi dari CME FedWatch Tool. FOMC sendiri masih bersikap hati-hati, menunggu data ekonomi lebih lanjut sebelum mengambil keputusan pemangkasan suku bunga yang mungkin baru akan terjadi di akhir tahun.

Sebagai penutup, pergerakan harga Bitcoin dalam waktu dekat diperkirakan akan sangat dipengaruhi oleh rilis data ketenagakerjaan AS, terutama laporan Non-Farm Payrolls (NFP). Laporan ini berpotensi memicu volatilitas yang signifikan jika hasilnya jauh dari ekspektasi. “Jika tidak ada katalis eksternal yang signifikan dalam waktu dekat, kemungkinan besar Bitcoin akan tetap bergerak *sideways*,” pungkas Fyqieh. Namun, ia menekankan bahwa secara struktur, pasar aset kripto ini tetap kuat, didukung oleh volume transaksi yang tinggi dan antusiasme investor yang solid.

Berita Terkait

AVIA Gabung UNGC, Saham Avia Avian Layak Beli? Cek Analis!
IHSG Merosot: Daftar Saham Favorit Asing Hari Ini
Awas Hoaks! Cek Subsidi Upah 2025, Jangan Sampai Tertipu!
Paritas Daya Beli, Apa Itu? Ini Penjelasan Lengkap dan Contohnya
RUPS Emiten LQ45: Jadwal, Agenda Dividen, dan Kejutan Lainnya!
IHSG Merah, Beli Saham BREN, ADRO, CTRA? Cek Analis!
TPIA Bagi Dividen US$ 30 Juta, Laba Bersih 2018 Berubah
Prabowo: Belanda Curi Rp 502.000 Triliun Kekayaan RI, Hasil Penelitian!

Berita Terkait

Kamis, 12 Juni 2025 - 04:42 WIB

AVIA Gabung UNGC, Saham Avia Avian Layak Beli? Cek Analis!

Kamis, 12 Juni 2025 - 02:27 WIB

IHSG Merosot: Daftar Saham Favorit Asing Hari Ini

Kamis, 12 Juni 2025 - 01:42 WIB

Awas Hoaks! Cek Subsidi Upah 2025, Jangan Sampai Tertipu!

Kamis, 12 Juni 2025 - 01:32 WIB

Paritas Daya Beli, Apa Itu? Ini Penjelasan Lengkap dan Contohnya

Rabu, 11 Juni 2025 - 20:52 WIB

RUPS Emiten LQ45: Jadwal, Agenda Dividen, dan Kejutan Lainnya!

Berita Terbaru

finance

AVIA Gabung UNGC, Saham Avia Avian Layak Beli? Cek Analis!

Kamis, 12 Jun 2025 - 04:42 WIB

Public Safety And Emergencies

Antrean PIN SPMB Viral, Disdik Jatim Minta Calon Siswa Tenang

Kamis, 12 Jun 2025 - 03:42 WIB