Wamendagri Bima Arya Resmi Buka Retreat Kepala Daerah di IPDN Jatinangor: Tingkatkan Pelayanan dan Semangat Kebersamaan
Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto secara resmi membuka perhelatan Retreat Kepala Daerah Gelombang II yang sangat dinanti. Bertempat di kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor, Jawa Barat, acara penting ini dimulai pada Minggu, 22 Juni, dengan fokus utama pada penguatan kapasitas kepemimpinan daerah.
Dalam sambutan pembukaan yang penuh semangat pada apel penyambutan, Wamendagri Bima Arya Sugiarto menegaskan kembali esensi utama dari kepemimpinan daerah. Beliau menekankan pentingnya dedikasi penuh para kepala daerah dan wakilnya untuk senantiasa memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. “Selama mengabdi menjalankan tugas sebagai kepala daerah, tidak ada hal lain selain memastikan diri untuk melayani warga,” ujarnya lugas. Selain itu, Bima Arya turut menyoroti nilai keberagaman yang terpancar di IPDN, “Di kampus ini, keberagaman menjadi keniscayaan. Seluruh nusantara sangat terasa ada di kampus ini,” menandakan bahwa semangat persatuan dalam keberagaman harus menjadi pijakan dalam setiap kebijakan daerah.
Lebih lanjut, retreat ini dirancang bukan hanya sebagai ajang pembekalan, tetapi juga sebagai platform strategis untuk memperkuat sinergi. Program ini secara spesifik bertujuan untuk mengenalkan fungsi dan tugas pokok yang diemban oleh setiap kepala daerah, sekaligus membangun kebersamaan yang solid antara kepala daerah dan wakilnya. Tak kalah penting, Bima Arya juga menggarisbawahi urgensi bagi para peserta untuk “memahami gagasan besar dari Presiden Republik Indonesia (Prabowo Subianto). Memahami, melaksanakan, dan mengakselerasikan program Astacita,” sebuah inisiatif yang krusial bagi kemajuan pembangunan daerah.
Diketahui, Retreat Kepala Daerah Gelombang II ini diikuti oleh 86 peserta, terdiri dari para kepala daerah dan wakil kepala daerah dari berbagai penjuru Indonesia. Meskipun demikian, tujuh peserta tercatat tidak dapat hadir; enam di antaranya karena alasan kesehatan, dan satu kepala daerah dari Papua Pegunungan terpaksa membatalkan partisipasinya karena berduka atas meninggalnya sang ibu. Retreat ini dijadwalkan berlangsung intensif selama lima hari penuh, terhitung sejak Minggu, 22 Juni, hingga puncaknya pada Kamis, 26 Juni mendatang, diharapkan memberikan bekal yang komprehensif bagi seluruh peserta.