Berikut adalah artikel berita yang telah ditingkatkan:
Outlook Kredit dan DPK Bank Mandiri (BMRI) Usai BI Tahan Suku Bunga Acuan 5,50%
JAKARTA – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) memberikan gambaran proyeksi pertumbuhan kredit dan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) pasca keputusan Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan atau BI Rate di level 5,50%. Keputusan ini menjadi sorotan utama bagi perbankan di tengah dinamika ekonomi global dan domestik.
M. Ashidiq Iswara, Corporate Secretary Bank Mandiri, menyoroti bahwa kebijakan bank sentral yang mempertahankan suku bunga ini merupakan cerminan dari pendekatan moneter yang sangat hati-hati. Langkah tersebut vital untuk menjaga stabilitas makroekonomi nasional, terutama di tengah gejolak eksternal yang terus membayangi, seperti ketidakpastian geopolitik global dan fluktuasi arah suku bunga internasional.
Meski demikian, Ashidiq menjelaskan kepada *Bisnis* pada Rabu (18/6/2025), bahwa efek transmisi kebijakan moneter ini ke sektor riil umumnya membutuhkan waktu. Oleh karena itu, dampaknya belum akan serta-merta mengakselerasi pertumbuhan kredit maupun penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) secara instan.
Ashidiq lebih lanjut menyoroti data terbaru yang menunjukkan pelambatan laju pertumbuhan di industri perbankan. Per Mei 2025, pertumbuhan kredit tercatat sebesar 8,43% secara tahunan (yoy), melambat dari 8,88% yoy pada bulan sebelumnya. Senada, dana pihak ketiga (DPK) juga mengalami perlambatan menjadi 4,29% yoy, turun dari 4,55% yoy.
Menurutnya, beberapa faktor turut berkontribusi pada pelambatan ini. Salah satunya adalah siklus musiman pasca periode Ramadan dan Idulfitri. Selain itu, kondisi perekonomian global, seperti berlanjutnya negosiasi perang dagang yang melibatkan Amerika Serikat (AS), turut memengaruhi persepsi dan keyakinan pelaku usaha, menambah lapisan ketidakpastian. Dari ranah domestik, Ashidiq menambahkan bahwa terbatasnya likuiditas perekonomian tetap menjadi tantangan signifikan bagi perbankan dalam menyalurkan kredit secara optimal.
Meski menghadapi tantangan industri, Ashidiq menegaskan bahwa kinerja penyaluran kredit Bank Mandiri masih menunjukkan tren pertumbuhan yang sehat dan konsisten. Pihaknya optimistis dapat mencapai target pertumbuhan kredit tahun ini sebesar 10-12% yoy, sebuah angka yang diproyeksikan berada di atas rata-rata industri perbankan nasional.
Fokus pembiayaan Bank Mandiri, tambahnya, tetap terarah pada sektor-sektor yang dianggap prospektif dan resilien, meliputi energi, pertambangan, dan perkebunan. Selain itu, perseroan juga membidik sektor-sektor yang menjadi bagian dari ekosistem bisnis strategis yang saling terintegrasi, dengan senantiasa mengedepankan prinsip kehati-hatian dan menjaga kualitas aset.
Sebagai informasi, keputusan Bank Indonesia untuk mempertahankan suku bunga acuan BI Rate di level 5,50% diambil dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang berlangsung pada 17-18 Juni 2025. Pada kesempatan yang sama, bank sentral juga menetapkan suku bunga *deposit facility* sebesar 4,75% dan suku bunga *lending facility* sebesar 6,25%.
Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan bahwa keputusan ini konsisten dengan upaya menjaga prakiraan inflasi pada 2025 dan 2026 tetap berada dalam sasaran 2,5±1%. Selain itu, langkah ini juga bertujuan untuk mempertahankan stabilitas nilai tukar rupiah di tengah tingginya ketidakpastian global, sekaligus mendukung dorongan pertumbuhan ekonomi nasional. Perry menambahkan, Bank Indonesia akan terus memantau potensi ruang penurunan BI Rate. Hal ini dilakukan demi mendukung akselerasi pertumbuhan ekonomi, namun tetap dengan prioritas menjaga inflasi sesuai target dan stabilitas nilai tukar rupiah sesuai fundamentalnya.