BI Rate Dipangkas Lagi! Sinyal Pemangkasan Lanjutan dari Bank Indonesia

Avatar photo

- Penulis

Jumat, 4 Juli 2025 - 10:40 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bank Indonesia (BI) kembali mengirimkan sinyal kuat terkait prospek penurunan suku bunga acuan atau BI-Rate. Setelah melakukan dua kali pemangkasan masing-masing sebesar 25 basis poin (bps) pada Januari dan Mei 2025 hingga mencapai level 5,50 persen, bank sentral menilai masih ada ruang untuk kebijakan moneter yang lebih akomodatif di masa mendatang.

Gubernur BI Perry Warjiyo menegaskan hal tersebut dalam Rapat Kerja bersama Komisi XI DPR RI di Jakarta, Kamis (4/7/2025), seraya menyatakan, “Dari sisi kebijakan moneter, kami telah menurunkan suku bunga BI-Rate pada Januari dan Mei ke 5,5 persen, dan kami juga masih ada ruang untuk menurunkan suku bunga BI-Rate ke depan.” Ruang pemangkasan suku bunga ini didasari proyeksi inflasi yang tetap rendah dan komitmen BI untuk terus mendorong laju pertumbuhan ekonomi nasional.

Tidak hanya dari sisi suku bunga, Bank Indonesia juga terus memperkuat stabilitas nilai tukar Rupiah. Langkah intervensi di pasar offshore non-delivery forward (NDF) serta intervensi pada transaksi spot dan domestic non-delivery forward (DNDF menjadi bagian integral dari strategi menjaga stabilitas mata uang domestik di tengah dinamika global.

Baca Juga :  BI Tahan Suku Bunga: Rupiah Terancam Hingga 2026?

Dalam upaya menjaga ketersediaan likuiditas di pasar, Bank Indonesia juga aktif membeli Surat Berharga Negara (SBN) dari pasar sekunder. Hingga 26 Juni 2025, pembelian SBN oleh bank sentral telah mencapai Rp 132,9 triliun. Kebijakan pembelian SBN ini bertujuan untuk mendukung kebijakan fiskal pemerintah, menjaga stabilitas makroekonomi, dan memacu pertumbuhan ekonomi nasional. Perry Warjiyo menambahkan, “Ini (pembelian SBN) belum termasuk nanti rencana untuk debt switching. Dan ini sebagai bagian kami untuk kebijakan moneter, untuk stabilitas nilai tukar rupiah dan ekspansi likuiditas dalam menjaga pasar dan moneter kita dari dampak rambatan global.”

Selain instrumen moneter, Bank Indonesia juga mengoptimalkan kebijakan makroprudensial. Insentif likuiditas makroprudensial (KLM) ditingkatkan signifikan, dari Rp 293 triliun pada akhir Desember 2024 menjadi sekitar Rp 371 triliun pada pertengahan Juni 2025. Penambahan insentif likuiditas sebesar Rp 80 triliun ini diarahkan untuk mendorong sektor-sektor vital seperti perumahan, pertanian, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), serta sektor strategis lainnya.

Baca Juga :  IHSG Potensi Menguat ke Level 7.109, Cek Saham Jagoan MNC Sekuritas

Di samping itu, BI juga melonggarkan kebijakan makroprudensial lainnya, termasuk rasio pendanaan luar negeri (RPLN) dan rasio penyangga likuiditas makroprudensial (PLM), sembari terus mendorong perbankan untuk menurunkan suku bunga kredit demi mendukung aktivitas ekonomi dan memastikan transmisi kebijakan yang optimal.

Dalam konteks pembahasan asumsi dasar ekonomi makro 2026 bersama pemerintah dan Komisi XI DPR RI, Bank Indonesia memproyeksikan inflasi akan tetap terkendali dalam kisaran sasaran 1,5-3,5 persen, sejalan dengan target 2,5±1 persen. Nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS diperkirakan berada di kisaran Rp 16.000 hingga Rp 16.500, dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan mencapai 4,7-5,5 persen pada tahun 2026.

Berita Terkait

Rupiah Menguat Tipis! Kurs Spot Sentuh Rp 16.185 per Dolar AS
RUPS Daring Juni 2025: 40% Lebih Investor Hadir, Kata KSEI!
LQ45 Ambles 7% Semester I: Peluang Bangkit di Semester II?
IHSG Tertekan Tarif Trump! Peluang Investasi atau Waspada?
IHSG Terkoreksi: UNVR, TOWR, TLKM Jadi Beban LQ45
Harga Emas Antam Hari Ini 4 Juli 2025: Turun! Cek Sekarang!
BRPT, BRIS, ASII Jadi Motor Penggerak Indeks Bisnis-27!
Rp 10.000 Bisa Investasi Saham IPO COIN, Harga Rp 100, Pemesanan Hingga 7 Juli 2025

Berita Terkait

Jumat, 4 Juli 2025 - 16:16 WIB

Rupiah Menguat Tipis! Kurs Spot Sentuh Rp 16.185 per Dolar AS

Jumat, 4 Juli 2025 - 15:28 WIB

RUPS Daring Juni 2025: 40% Lebih Investor Hadir, Kata KSEI!

Jumat, 4 Juli 2025 - 14:11 WIB

LQ45 Ambles 7% Semester I: Peluang Bangkit di Semester II?

Jumat, 4 Juli 2025 - 13:22 WIB

IHSG Tertekan Tarif Trump! Peluang Investasi atau Waspada?

Jumat, 4 Juli 2025 - 12:46 WIB

IHSG Terkoreksi: UNVR, TOWR, TLKM Jadi Beban LQ45

Berita Terbaru

crime

Tom Lembong Terancam 7 Tahun Penjara: Kasus Apa?

Jumat, 4 Jul 2025 - 18:05 WIB

Family And Relationships

Istri Menteri UMKM Dampingi Anak Misi Budaya, Apa Kata Beliau?

Jumat, 4 Jul 2025 - 17:53 WIB

Family And Relationships

Megawati Hangestri Resmi Menikah: Selamat Menempuh Hidup Baru!

Jumat, 4 Jul 2025 - 17:17 WIB

entertainment

Robert Plant Berduka: Diogo Jota, Cahaya Sepak Bola Itu Padam

Jumat, 4 Jul 2025 - 16:58 WIB