Ragamutama.com, JAKARTA. Pertumbuhan kredit perbankan menunjukkan perlambatan yang signifikan. Data Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan kredit per April 2025 hanya mencapai 8,88% secara tahunan (YoY), angka terendah sepanjang tahun 2025.
Menanggapi hal ini, BI merevisi proyeksi pertumbuhan kredit tahunan menjadi 8% hingga 11%, lebih rendah dari target awal 11% hingga 13%.
“Penting untuk terus meningkatkan peran kredit perbankan dalam menopang pertumbuhan ekonomi,” tegas Gubernur BI Perry Warjiyo pada Rabu (21/5).
Perry menjelaskan, kredit investasi mencatatkan pertumbuhan tertinggi sebesar 15,86% YoY. Sementara itu, kredit konsumsi dan kredit modal kerja masing-masing tumbuh 8,97% YoY dan 4,62% YoY.
Survei BI Proyeksikan Pertumbuhan Kredit Hanya 9,89% Hingga Akhir Tahun 2025
Lebih lanjut, Perry menyatakan bahwa minat bank untuk menyalurkan kredit masih cukup tinggi, terutama pada sektor pertanian, energi (listrik, gas, dan air), dan jasa sosial. Di sisi lain, permintaan kredit juga masih baik, didorong terutama oleh sektor industri, pengangkutan, dan jasa sosial.
Namun, Perry menyoroti perlambatan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK), dari 5,51% YoY pada awal Januari 2025 menjadi 4,55% YoY pada April 2025. Hal ini berdampak pada likuiditas perbankan.
“Kondisi ini meningkatkan persaingan pendanaan antarbank dan mendorong perluasan sumber pendanaan di luar DPK,” imbuh Perry.
Ke depan, Perry menekankan pentingnya upaya-upaya untuk meningkatkan penyaluran kredit, antara lain melalui penurunan suku bunga, perluasan sumber dana perbankan, dan peningkatan permintaan dari sektor riil guna mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat.
Laju Pertumbuhan Kredit Perbankan Melambat Signifikan, Gubernur BI Ungkap Pemicunya