Berlian: Investasi Alternatif yang Menguntungkan atau Sekadar Tren?

Avatar photo

- Penulis

Jumat, 6 Juni 2025 - 03:42 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kilau Berlian Memudar: Mengapa Batu Mulia Ini Tak Lagi Menarik sebagai Pilihan Investasi

Frasa populer “diamond is forever” mungkin masih melekat di benak banyak orang. Namun, di tengah gejolak pasar global, kilau berlian sebagai instrumen investasi tampaknya kian memudar, bahkan tak lagi menjanjikan keuntungan yang berarti. Dalam beberapa tahun terakhir, harga berlian alami terus menunjukkan tren penurunan signifikan, menjadikannya pilihan investasi yang kurang menarik. Pergeseran paradigma pun terjadi: berlian kini lebih banyak dipandang sebagai barang koleksi pribadi atau simbol status semata, alih-alih aset yang mampu menghasilkan imbal hasil menggiurkan.

Budi Raharjo, Direktur OneShildt, menjelaskan kepada Kontan.co.id bahwa “Berlian saat ini lebih banyak dijadikan sebagai koleksi dan instrumen penyimpanan kekayaan yang mudah dipindah-pindahkan.” Ia menambahkan bahwa karakteristik unik berlian—memiliki nilai tinggi namun likuiditas yang rendah—menjadikannya kurang ideal untuk investasi jangka pendek. “Nilainya tinggi, tetapi likuiditasnya rendah. Jika dijual secara terburu-buru, harganya bisa anjlok jauh di bawah harga beli,” terang Budi, menggarisbawahi potensi kerugian bagi investor yang mengharapkan pengembalian cepat.

Munculnya Pesaing: Popularitas Berlian Hasil Laboratorium

Salah satu faktor utama yang secara signifikan menekan harga berlian alami (tambang) adalah lonjakan popularitas Lab-Grown Diamond (LGD), atau berlian hasil laboratorium. Meskipun LGD secara komposisi kimia dan tampilan fisik nyaris identik dengan berlian yang ditambang, harga jualnya jauh lebih terjangkau. Budi Raharjo menjelaskan, “Berlian hasil laboratorium dapat menjadi lebih murah dibandingkan berlian tambang karena faktor kelangkaannya yang berbeda.”

Baca Juga :  IKN Banjir Investasi: Rp 132 Triliun Mengalir, Prabowo Kagum Sawah Rawa

Fenomena ini tercermin dari data pasar. Menurut Forbes, pada tahun 2015, berlian laboratorium hanya menyumbang 1% dari total penjualan global. Namun, proyeksi tahun 2024 menunjukkan peningkatan drastis hingga mencapai 20%. Bahkan, di segmen pasar cincin pertunangan, data The Knot mengungkapkan bahwa 52% berlian yang digunakan saat ini adalah hasil laboratorium, sebuah kenaikan signifikan dari hanya 12% pada tahun 2019. Ini mengindikasikan pergeseran preferensi konsumen yang nyata, sekaligus menekan harga berlian alami.

Tekanan dari Sisi Permintaan yang Melemah

Selain faktor suplai dari LGD, pelemahan permintaan juga turut memperparah tekanan harga berlian. Kondisi ini sangat terasa ketika ekonomi global sedang tidak kondusif. Pada masa-masa sulit, banyak individu justru memilih untuk melepas koleksi berlian mereka demi memenuhi kebutuhan likuiditas, alih-alih melakukan pembelian. Budi Raharjo menegaskan, “Dalam kondisi ekonomi melemah, tekanan harga makin besar karena lebih banyak orang ingin menjual berlian dibanding membeli.” Ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan ini secara langsung berkontribusi pada penurunan nilai berlian di pasaran.

Penurunan harga ini bukan hanya sekadar tren, melainkan fakta yang terbukti dari data pasar. Berdasarkan data StoneAlgo, harga berlian tambang menunjukkan kemerosotan yang jelas:
* Berlian 0,5 karat mengalami penurunan 11,47% dalam setahun terakhir, dengan harga terkini US$ 1.065. Dalam sebulan terakhir, penurunan masih berlanjut sebesar 2,38%.
* Berlian 1 karat juga turun 11,41% dalam setahun, mencapai US$ 3.897. Penurunan bulanan tercatat 1,32%.

Baca Juga :  Harga Emas Antam Stagnan Hari Ini di Level Rp1,7 Juta per Gram

Sementara itu, Lab-Grown Diamond (LGD) juga tidak luput dari tekanan, meskipun ada sedikit anomali pada satu kategori:
* LGD 0,5 karat anjlok 10,86% dalam setahun, kini dihargai US$ 320. Menariknya, dalam sebulan terakhir, harganya justru sedikit naik 1,27%.
* LGD 1 karat mengalami penurunan paling tajam, ambles 16,32% dalam setahun, dan kini berada di harga US$ 569. Penurunan berlanjut 4,21% dalam sebulan terakhir.

Investasi Berlian: Masih Relevankah di Era Sekarang?

Meski prospek jangka pendek investasi berlian terlihat kurang menjanjikan, Budi Raharjo berpendapat bahwa berlian masih dapat berfungsi sebagai instrumen diversifikasi portofolio, terutama bagi kalangan investor tertentu. Namun, ia menekankan pentingnya seleksi jenis berlian yang tepat. “Jika memang tujuannya untuk investasi dan koleksi jangka panjang, maka lebih tepat membeli berlian tambang,” tegas Budi. Ia menambahkan, “Nilainya lebih terjaga dibandingkan berlian laboratorium.” Ini mengindikasikan bahwa bagi mereka yang mencari nilai kekal dan potensi apresiasi jangka panjang, berlian alami tetap menjadi pilihan yang lebih unggul dibandingkan LGD, meskipun keduanya menghadapi tantangan pasar yang signifikan.

Berita Terkait

DSNG Bagi Dividen Rp 254 Miliar, Cek Jadwal dan Besarannya!
Ledakan Kripto: 1 Juta Pengguna Baru Bergabung dalam Sebulan!
BEI Gebrak Aturan Dividen, Delisting Lebih Pasti! Investor Wajib Tahu!
BCA Libur Idul Adha 2025, Ini Jadwal Operasional Terbarunya!
Kerugian Negara Rp13 Triliun Akibat Pencurian Ikan, Ini Faktanya!
TLKM & BBRI Diborong Asing, Saham Apa Lagi yang Potensial?
OECD Pangkas Proyeksi Ekonomi RI, Ini Biang Keroknya!
Trump vs Musk, Saham Tesla Anjlok USD 150 Miliar!

Berita Terkait

Sabtu, 7 Juni 2025 - 00:52 WIB

DSNG Bagi Dividen Rp 254 Miliar, Cek Jadwal dan Besarannya!

Jumat, 6 Juni 2025 - 20:47 WIB

Ledakan Kripto: 1 Juta Pengguna Baru Bergabung dalam Sebulan!

Jumat, 6 Juni 2025 - 20:22 WIB

BEI Gebrak Aturan Dividen, Delisting Lebih Pasti! Investor Wajib Tahu!

Jumat, 6 Juni 2025 - 19:12 WIB

BCA Libur Idul Adha 2025, Ini Jadwal Operasional Terbarunya!

Jumat, 6 Juni 2025 - 17:17 WIB

Kerugian Negara Rp13 Triliun Akibat Pencurian Ikan, Ini Faktanya!

Berita Terbaru