BCA Pilih DPK, Saat BI Incar Dana Asing: Strategi Beda?

Avatar photo

- Penulis

Rabu, 30 Juli 2025 - 04:40 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com, JAKARTA — Di tengah dorongan kuat dari Bank Indonesia (BI) agar sektor perbankan nasional memperluas sumber pendanaan dari luar negeri melalui Rasio Pendanaan dari Luar Negeri (RPLN), PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) atau BBCA secara konsisten memilih untuk tetap mengandalkan dana pihak ketiga (DPK) sebagai tulang punggung likuiditasnya. Pendekatan ini menunjukkan strategi yang berbeda dalam menghadapi arahan regulator.

Hera F. Haryn, Executive Vice President Corporate Communication & Social Responsibility BCA, menegaskan bahwa posisi likuiditas perseroan saat ini berada dalam kondisi yang sangat memadai. Hal ini didukung oleh pertumbuhan DPK yang solid dan berkelanjutan. “BCA mengandalkan DPK sebagai sumber pendanaan utama untuk pembiayaan, di mana dana murah atau Current Account and Savings Account (CASA) menjadi kontributor utama seiring dengan meningkatnya volume transaksi,” jelas Hera kepada Bisnis, dikutip Selasa (29/7/2025).

Per Maret 2025, total DPK BCA tercatat naik 6,5% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp1.193 triliun. Mayoritas DPK ini, sekitar 82%, didominasi oleh dana CASA yang mencapai Rp979 triliun. Selain itu, frekuensi transaksi yang diproses BCA juga menunjukkan peningkatan signifikan sebesar 19% yoy pada kuartal I/2025, mencerminkan efektivitas strategi hybrid banking yang mengoptimalkan ekosistem layanan online dan offline untuk mempertahankan posisi pasar dan mendorong pertumbuhan berkelanjutan.

Baca Juga :  BEI Terapkan Auto Rejection Asimetris dan Evaluasi Trading Halt

Meskipun BCA tidak secara eksplisit menjadikan RPLN sebagai strategi pendanaan utama, manajemen menyatakan tetap mencermati setiap arahan dari regulator, termasuk ketentuan mengenai penyesuaian RPLN. “BCA senantiasa mengelola likuiditas secara pruden serta mempertimbangkan prinsip kehati-hatian dalam penerapan manajemen risiko,” imbuh manajemen, menegaskan komitmen mereka terhadap pengelolaan yang cermat.

Berbeda dengan pendekatan BCA, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) justru telah mencatatkan Rasio Pendanaan dari Luar Negeri (RPLN) di kisaran 22% per Mei 2025. Corporate Secretary Bank Mandiri, M. Ashidiq Iswara, menyatakan bahwa posisi likuiditas perusahaan saat ini masih sangat mampu mengakomodasi target pertumbuhan aset yang telah ditetapkan.

Bank Mandiri secara proaktif terus meningkatkan sinergi dengan mitra perbankan global guna memperkuat struktur pendanaan dan menjaga ketahanan likuiditasnya. Strategi ini ditopang oleh jaringan Kantor Luar Negeri (KLN) serta diversifikasi instrumen pendanaan jangka pendek dari luar negeri. Ashidiq juga menyambut baik kebijakan Bank Indonesia yang mendorong perbankan nasional untuk tidak hanya bergantung pada likuiditas dari pasar dalam negeri, melihat kebijakan RPLN sebagai langkah yang memberikan ruang pengelolaan likuiditas yang lebih fleksibel dan adaptif.

Baca Juga :  BI Rate Stabil, Bank Mandiri Optimis Kredit Tumbuh Berapa Persen?

“Kebijakan RPLN dari Bank Indonesia sangat mendukung Bank Mandiri untuk terus menjaga likuiditas secara prudent dan fleksibel sesuai dengan dinamika pasar,” tegas Ashidiq, menyoroti manfaat kebijakan tersebut bagi operasional Bank Mandiri.

Sebagai informasi, Bank Indonesia telah menaikkan batas maksimum RPLN dari 30% menjadi 35% dari modal bank, yang mulai berlaku efektif sejak 1 Juni 2025. Kebijakan ini tertuang dalam Peraturan Anggota Dewan Gubernur (PADG) No. 12 Tahun 2025. Gubernur BI, Perry Warjiyo, menjelaskan bahwa kebijakan ini bertujuan untuk memperluas pendanaan eksternal perbankan nasional, sembari tetap menjaga prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan risiko.

Berita Terkait

BBNI Melemah: Transaksi Rp 139,5 Miliar, Investor Perlu Waspada?
BBRI Anjlok! Transaksi Rp 787 Miliar Warnai Penurunan Saham Hari Ini
5 Aplikasi Crypto Terbaik: Fitur Lengkap, Investasi Aman!
Pajak Kripto Naik: Ini Kata Triv, Untung atau Buntung?
Bukalapak Lampaui Target! Raup Rp 1,6 Triliun di Kuartal II-2025
Reksadana Dolar AS BRI-MI: Diversifikasi Investasi Anda
The Fed Mengguncang Kripto: Investor Panik Jual Aset!
INDF, INKP, ISAT, MDKA, PTBA: Rekomendasi Saham Hari Ini!

Berita Terkait

Rabu, 30 Juli 2025 - 17:27 WIB

BBNI Melemah: Transaksi Rp 139,5 Miliar, Investor Perlu Waspada?

Rabu, 30 Juli 2025 - 16:59 WIB

BBRI Anjlok! Transaksi Rp 787 Miliar Warnai Penurunan Saham Hari Ini

Rabu, 30 Juli 2025 - 16:04 WIB

5 Aplikasi Crypto Terbaik: Fitur Lengkap, Investasi Aman!

Rabu, 30 Juli 2025 - 14:53 WIB

Pajak Kripto Naik: Ini Kata Triv, Untung atau Buntung?

Rabu, 30 Juli 2025 - 14:28 WIB

Bukalapak Lampaui Target! Raup Rp 1,6 Triliun di Kuartal II-2025

Berita Terbaru

finance

5 Aplikasi Crypto Terbaik: Fitur Lengkap, Investasi Aman!

Rabu, 30 Jul 2025 - 16:04 WIB