Ragamutama.com, JAKARTA. Wacana mengenai PT Bank DKI untuk menawarkan sahamnya kepada publik melalui initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali menjadi perbincangan hangat. Hal ini dipicu oleh persetujuan terhadap rencana tersebut dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Bank DKI yang diselenggarakan pada akhir April 2025.
Kendati demikian, Inarno Djajadi, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, menyatakan bahwa hingga saat ini belum ada pengajuan resmi dari Bank DKI terkait pelaksanaan IPO. Bahkan, proses konsultasi pun belum dilakukan.
“Saat ini, belum ada konsultasi maupun pengajuan pendaftaran IPO dari Bank DKI. Jadi, apa yang beredar saat ini masih belum terealisasi,” jelas Inarno pada hari Jumat (9/5).
Bank DKI Kantongi Restu untuk IPO di BEI dari Pemegang Saham
Lebih lanjut, Inarno menegaskan bahwa OJK tetap terbuka terhadap peluang bagi perbankan untuk melakukan IPO. Ia menyadari bahwa saat ini, banyak bank yang memerlukan penguatan struktur permodalan.
Menurutnya, perolehan dana dari pasar modal dapat menjadi solusi bagi bank untuk mengembangkan usaha, melakukan digitalisasi layanan, serta menciptakan inovasi produk keuangan.
“Prospek IPO bagi sektor perbankan masih menjanjikan dan cukup positif,” ungkapnya.
Namun, Inarno menekankan pentingnya memenuhi persyaratan dasar untuk memastikan keberhasilan IPO. Ia menyoroti aspek perlindungan investor, termasuk kesiapan operasional perusahaan dan penerapan tata kelola perusahaan yang baik.
Sebagaimana diketahui, Bank DKI baru-baru ini mengalami gangguan sistem saat libur Lebaran. Diduga, terjadi peretasan yang mengakibatkan kebocoran dana bank.
Agus Haryoto Widodo, Direktur Utama Bank DKI, menjelaskan bahwa ada pihak ketiga yang diduga bekerja sama dengan oknum manajemen Bank DKI untuk melakukan peretasan tersebut.
Bank DKI Bagi Dividen Rp249 Miliar, RUPST Setujui Rencana IPO
“Intinya, ada pihak ketiga yang tidak menjalankan tugasnya dengan semestinya. Kami tidak bekerja sendiri,” ujarnya di Jakarta (16/4).
Mengenai IPO, Agus sempat menyatakan bahwa penawaran umum saham akan dilakukan tahun ini. Ia menambahkan, proses terkini adalah penilaian oleh konsultan untuk memeriksa fundamental perusahaan.
“Hasil assessment diharapkan keluar awal bulan depan, setelah itu baru dimulai persiapan IPO,” kata Agus.
Namun, ia menegaskan bahwa Bank DKI akan mempertimbangkan kondisi pasar sebelum memutuskan untuk IPO. Fluktuasi pasar menjadi pertimbangan utama, mengingat rencana IPO sebenarnya sudah ada beberapa tahun lalu.
Agus memperkirakan, target dana yang akan dihimpun dari pasar modal berkisar antara Rp 3,5 triliun hingga Rp 4 triliun.