Ragamutama.com – , Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menyoroti belum optimalnya produksi migas nasional akibat sejumlah wilayah kerja migas yang telah berizin namun terbengkalai. Potensi produksi yang belum tergali menjadi perhatian utama.
“Di sekitar blok-blok migas di Natuna, masih banyak wilayah yang berpotensi dikembangkan, namun izinnya telah lama dipegang tanpa realisasi operasional,” ungkap Bahlil dalam keterangan tertulis pada Selasa, 20 Mei 2025.
Optimalisasi blok migas tersebut, menurutnya, berpotensi meningkatkan produksi hingga 5.000 hingga 7.000 barel per hari, khususnya di wilayah Natuna. Menyikapi hal ini, Bahlil telah melaporkan kondisi tersebut kepada Presiden Prabowo Subianto untuk dilakukan evaluasi. “Kami sudah laporkan kepada Bapak Presiden,” tegasnya.
Lebih lanjut, Bahlil menjelaskan bahwa Kementerian ESDM telah menyiapkan langkah konkret berupa regulasi baru. Kepmen ESDM No. 110.K/MG.01/MEM.M/2024 telah diterbitkan, yang mengatur pedoman pengembalian bagian wilayah kerja migas yang tidak diusahakan.
Regulasi ini menetapkan kriteria wilayah kerja migas yang dianggap tidak produktif. Kriteria tersebut meliputi: pertama, lapangan produksi yang tidak beroperasi selama dua tahun berturut-turut; kedua, plan of development (POD) selain yang pertama yang tidak dijalankan dalam dua tahun; dan ketiga, struktur migas dengan status discovery yang tidak ditindaklanjuti selama tiga tahun.
Pilihan Editor: Pekerjaan Rumah Menteri ESDM Bahlil Lahadalia