Asosiasi Importir Minta Pemerintah Segera Terbitkan Izin Impor Daging Sapi 180 Ribu Ton

- Penulis

Selasa, 4 Februari 2025 - 07:27 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

RAGAMUTAMA.COM, Jakarta -Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha dan Pengolahan Daging Indonesia (APPDI) Teguh Boediyana meminta pemerintah segera merealisasikan kuota impor daging sapi reguler sebanyak 180 ribu ton bagi 86 pelaku usaha. Izin impor bahan pangan itu tak kunjung keluar kendati neraca komoditas telah ditetapkan sejak Senin, 9 Desember 2024 lalu. “Kami minta pemerintah segera menerbitkan izin sesuai kebijakan yang sudah ditetapkan,” ujarnya saat dihubungi Tempo, Senin, 3 Februari 2025.

Tahun lalu, pemerintah telah menetapkan 180 ribu ton kuota impor daging sapi dengan menghitung realisasi impor 61 pelaku usaha, dengan tambahan 27 importir baru. Kuota impor tersebut diperoleh dari realisasi impor tahun sebelumnya dengan tambahan 20 ribu ton pada tahun ini.

Tiap pelaku usaha yang mampu merealisasikan impor dengan besaran tertentu akan mendapatkan tambahan kuota impor di tahun berikutnya. Ada pula tambahan kuota impor satu persen bagi pelaku usaha yang berkomitmen mengimpor sapi hidup, dan pengurangan satu persen bagi yang tak berkomitmen.

Teguh khawatir, terlambatnya keluarnya izin impor daging sapi akan memengaruhi pasokan daging dalam negeri, terlebih menjelang Ramadan. Ia mengaku sejumlah perwakilan importir daging sapi akan menemui Kementerian Koordinator Bidang Pangan hari ini untuk memastikan realisasi kuota impor bahan pangan itu.

Baca Juga :  GOTO: Fund Manager Asing Ungkap Alasan Rekomendasi Beli Saham

Badan Pangan Nasional (Bapanas) juga telah mengundang para importir dalam sosialisasi alokasi impor daging pada Senin, 13 Januari 2025. Perwakilan sejumlah instansi juga hadir dalam acara itu, yakni Kementerian Koordinator Pangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, Lembaga National Single Window, dan Strategi Nasional (Stranas) Pencegahan Korupsi.

Dua orang pengusaha importir daging lain yang ditemui Tempo bercerita, izin impor daging reguler itu ternyata tertunda karena pemerintah ingin mengalihkan jatah 100 ribu ton di antaranya kepada badan usaha milik negara (BUMN) pangan. Jatah untuk swasta disunat hanya tinggal 80 ribu ton.

Kuota 100 ribu ton itu akan dialihkan kepada BUMN untuk mengimpor daging kerbau dari India. Yang mengherankan, kuota impor daging kerbau ini belum ditetapkan dalam neraca komoditas. Tiba-tiba, kuota ini muncul dalam rakortas pangan pada Rabu, 22 Januari 2025.

Dari dokumen draf kesimpulan rakortas yang dilihat Tempo, rapat yang sebenarnya beragendakan membahas pembelian gabah petani 2025 itu, menyepakati penugasan kepada BUMN pangan untuk pengadaan impor daging kerbau sebesar 100 ribu ton. Dua poin keputusan lain yakni kewajiban Perum Bulog membeli gabah seharga Rp 6.500 per kilogram dan beras di kisaran Rp 12.000 hingga Rp 12.250 per kilogram.

Baca Juga :  Kelompok Saham Prajogo Pangestu Terperosok, CUAN Ambrol Sentuh ARB

Pengusaha menyesalkan rencana pengalihan kuota impor ini. Mereka menilai kuota impor bagi BUMN boleh saja, asal tak merebut jatah swasta. Kuota impor daging kerbau, jika ada, seharusnya diakomodasi lewat penambahan neraca komoditas.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi belum dapat memastikan ihwal alokasi kuota impor daging itu akan diberikan kepada siapa. Ia mengatakan, keputusan itu baru akan diambil dalam rakortas mendatang. “Tunggu hasil rakortas,” ujarnya kepada Tempo, Ahad, 2 Februari 2025.

Sementara Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Pangan Kasan mengonfirmasi sejumlah alokasi impor daging sapi reguler akan dialihkan menjadi kuota impor daging kerbau oleh BUMN. Ia beralasan, kebijakan mempertimbangkan wabah penyakit kuku dan mulut (PMK) yang berpotensi naik dipicu musim hujan. “Dengan penugasan kepada BUMN, harga dan ketersediaan daging akan lebih mudah diawasi oleh pemerintah,” ujarnya kepada Tempo, Ahad, 2 Januari 2025.

Pilihan editor: Dirjen Migas Sebut Pengecer LPG itu Ilegal, Pintu Masuk Penyaluran Tidak Tepat Sasaran

Berita Terkait

Pedagang Bendera Merah Putih Kaget: Banyak Cari Bendera One Piece!
Blokir Rekening Dormant: Langgar Konstitusi? Ini Alasannya!
Rekening Diblokir PPATK? Ini Penjelasan Lengkap Soal Rekening Dormant!
Laba Alfaria Trijaya (AMRT) Naik 4,98% Jadi Rp 1,88 Triliun pada Semester I-2025
BI Malang Dorong UMKM dan Ekonomi Syariah lewat MBF 2025
IHSG Terkoreksi: Merdeka Group Jatuh, LQ45 Tertekan di Sesi I
UNVR Semester I 2025: Fundamental Kuat, Tumbuh di Kuartal III
BRIS, MLIA, PANI: Rekomendasi Teknikal Saham Mirae Sekuritas

Berita Terkait

Minggu, 3 Agustus 2025 - 01:16 WIB

Pedagang Bendera Merah Putih Kaget: Banyak Cari Bendera One Piece!

Sabtu, 2 Agustus 2025 - 19:40 WIB

Blokir Rekening Dormant: Langgar Konstitusi? Ini Alasannya!

Sabtu, 2 Agustus 2025 - 08:07 WIB

Rekening Diblokir PPATK? Ini Penjelasan Lengkap Soal Rekening Dormant!

Kamis, 31 Juli 2025 - 15:10 WIB

Laba Alfaria Trijaya (AMRT) Naik 4,98% Jadi Rp 1,88 Triliun pada Semester I-2025

Kamis, 31 Juli 2025 - 13:39 WIB

BI Malang Dorong UMKM dan Ekonomi Syariah lewat MBF 2025

Berita Terbaru

Society Culture And History

Tanduak Kabau di Jersey Semen Padang: Filosofi Minang di Liga 2025/26

Minggu, 3 Agu 2025 - 09:18 WIB

sports

Macau Open 2025: Alwi Farhan Final! Sabar/Reza Bidik Juara

Minggu, 3 Agu 2025 - 09:05 WIB

Society Culture And History

Bendera One Piece 17 Agustus: Pro Kontra Warnai Perayaan?

Minggu, 3 Agu 2025 - 08:57 WIB

politics

Megawati Sekjen PDIP Lagi? Usul Pemakzulan Gibran Mencuat!

Minggu, 3 Agu 2025 - 08:37 WIB