Ragamutama.com – Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) cabang Singkil menyelenggarakan program inspiratif “ASDP Mengajar”. Program yang diluncurkan pada 2 Mei 2025 ini berfokus pada siswa-siswi sekolah kejuruan di sekitar pelabuhan.
Program “ASDP Mengajar” menghadirkan para profesional di bidang pelayaran langsung ke sekolah, bahkan ke atas kapal. Tujuannya adalah untuk memberikan pemahaman nyata tentang dunia maritim, khususnya mengenai alat navigasi dan keselamatan pelayaran.
Shelvy Arifin, Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), menjelaskan bahwa program ini merupakan wujud nyata komitmen keberlanjutan ASDP melalui pilar Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), khususnya dalam bidang pendidikan.
“Kami meyakini bahwa pendidikan yang efektif adalah pendidikan yang memadukan teori dan praktik. Dengan melibatkan perwira kapal sebagai pengajar langsung, siswa memperoleh pemahaman komprehensif tentang keterampilan teknis dan soft skill yang dibutuhkan di dunia kerja,” jelas Shelvy.
Sejak tahun 2023, program “ASDP Mengajar” telah diimplementasikan secara bertahap di berbagai wilayah operasional ASDP. Dimulai dari SMKN 1 Selat Nasik, Kabupaten Belitung, kemudian berlanjut ke SMKN 1 Labuhan Haji, Kabupaten Aceh Selatan pada akhir tahun 2024.
Salah satu kegiatan yang menarik adalah kunjungan langsung guru dan siswa ke atas KMP Teluk Sinabang sebagai bagian dari pembelajaran praktik lapangan.
Di atas kapal, siswa mendapatkan pengalaman berharga berinteraksi dengan kru kapal, mendengarkan penjelasan teknis dari para perwira, dan menyaksikan langsung pengoperasian peralatan navigasi serta prosedur keselamatan.
Pada awal tahun 2025, program ini menjangkau siswa SMKN 1 dengan pendekatan yang lebih komprehensif. Siswa tidak hanya menerima materi presentasi, tetapi juga menyaksikan demonstrasi langsung penggunaan alat navigasi, pengenalan ruang mesin, serta prosedur keselamatan yang dipandu oleh Mualim I, Kepala Kamar Mesin, dan perwira dek.
Kapal ASDP dimanfaatkan sebagai ruang belajar terapung, yang secara efektif menghubungkan dunia industri dengan dunia pendidikan.
Shelvy menambahkan bahwa proses pembelajaran dilakukan saat kapal dalam kondisi off-duty untuk menghindari gangguan pada operasional penyeberangan.
“Keselamatan dan efektivitas pembelajaran merupakan prioritas utama kami. Kapal menjadi laboratorium hidup yang memperkaya pengetahuan siswa. Namun, saat ini kegiatan dihentikan sementara menunggu berakhirnya proses penerimaan siswa baru dan akan dilanjutkan kembali pada bulan Agustus mendatang,” imbuhnya.
“Melalui program ini, kami ingin menumbuhkan kesadaran bahwa dunia kerja dan dunia sekolah saling berkaitan erat. Kolaborasi ini memungkinkan siswa belajar tidak hanya dari buku, tetapi juga dari para pelaut yang setiap hari bertugas menjaga keselamatan dan kelancaran transportasi antar pulau,” ungkap Shelvy.
“Pendidikan merupakan kunci utama kemajuan bangsa. Di setiap ruang belajar yang terbuka, tertanam harapan dan tercipta peradaban. Dengan pendidikan yang berkualitas dan inklusif, kita bersama-sama membangun perubahan dan kemajuan,” tutupnya.