Apem Jatinom Klaten: Nikmati Kelezatan Lembut di Sepanjang Jalan

- Penulis

Selasa, 15 April 2025 - 07:08 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Rasakan kenikmatan apem khas Jatinom Klaten! Teksturnya begitu lembut, sedikit kenyal, dan mudah ditemukan di sepanjang jalan.

Ragamutama.com – Jika Anda berkunjung ke Klaten, jangan lewatkan kelezatan apem yang mudah dijumpai, terutama di wilayah Jatinom. Di sana, Anda akan menemukan banyak penjual kue apem yang begitu khas.

Apem dari Jatinom ini istimewa, berbeda dengan apem dari daerah lain karena keunikan yang dimilikinya.

Salah satu keunggulannya adalah teksturnya yang lembut dan sedikit kenyal. Ini dihasilkan dari perpaduan sempurna antara tepung beras, gula, dan air tape singkong, kadang juga ditambahkan sentuhan santan.

Warna cokelat alaminya juga menjadi ciri khas yang membedakan. Bentuknya yang pipih menyerupai mangkuk kecil, menawarkan cita rasa manis berpadu dengan sedikit asam hasil fermentasi.

Keistimewaan Tradisi Yaa Qowiyyu

Apem khas Jatinom memiliki kaitan erat dengan tradisi Yaa Qowiyyu, sebuah perayaan sebaran apem yang sudah berlangsung sejak abad ke-16.

Tradisi ini pertama kali diinisiasi oleh ulama besar, Kiai Ageng Gribig, yang menyebarkan ajaran Islam di kawasan Jatinom.

Yaa Qowiyyu, atau yang sering disebut Saparan, diadakan setiap bulan Safar. Ini menjadi momen penting bagi masyarakat Jatinom untuk berkumpul dan berbagi apem sebagai simbol persatuan dan keberkahan.

Warga dari berbagai penjuru Jatinom berbondong-bondong datang untuk ikut serta dalam berebut apem.

Baca Juga :  Pakar Vietnam Bongkar "Resep" Balas Dendam ke Indonesia? UU Naturalisasi!

Tradisi yang kaya makna ini terus dilestarikan hingga saat ini, meskipun kini apem dapat dinikmati setiap hari.

Kini, apem Jatinom hadir dengan variasi yang semakin beragam, mulai dari tambahan topping cokelat hingga nangka yang menggoda selera.

Lantas, di mana kita bisa menemukan apem khas Jatinom yang menggugah selera ini?

Apem khas Jatinom sangat mudah dijumpai di sepanjang Jalan Raya Klaten-Jatinom atau Jalan Raya Jatinom-Boyolali.

Di sepanjang jalan tersebut, Anda akan menemukan banyak penjual apem yang menjajakan dagangannya dari pagi hingga sore hari.

Mereka biasanya membuka lapak sederhana dengan payung lipat, kursi, kompor, dan loyang.

Pembeli pun berkesempatan menyaksikan langsung proses pembuatan apem yang masih tradisional.

Para pembuat apem di Jatinom juga melayani permintaan khusus untuk penambahan isian apem sesuai dengan selera pelanggan.

Harga per buah apem adalah Rp 1.500, sementara 10 buah apem yang dikemas dalam mika dijual seharga Rp 15.000.

Apem Jatinom dibuat dari bahan dasar yang umum digunakan pada apem lainnya, seperti tepung beras, tepung terigu, telur, santan, dan susu.

Kue apem Jatinom memiliki tekstur yang lebih lembut dibandingkan apem pada umumnya, berkat tambahan tepung terigu yang membuatnya lebih kenyal dan lezat.

Baca Juga :  Taman Wijaya Kusuma Buka Malam Hari: Kekhawatiran Warga Soal Keamanan Anak di Danau

Sangat Mudah Ditemukan

Para penjual kue apem dapat dengan mudah ditemui di sepanjang jalan alternatif Klaten-Boyolali, tepatnya setelah pertigaan koplak andong, Desa Tangkilan, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten.

Salah seorang penjual, Sri Ngatini (53), telah lama berjualan apem, meskipun awalnya ia berjualan secara musiman.

“Dulu saya hanya berjualan apem saat bulan Safar atau ketika ada acara Saparan di Jatinom, tetapi sekarang saya buka setiap hari di sini,” ujar Sri kepada TribunSolo.com, Jumat (16/5/2023).

Selain Sri, terdapat 8 penjual lain yang juga menjajakan apem.

Sri sendiri mengolah apem yang awalnya hanya memiliki varian original, kini ia berinovasi dengan menambahkan berbagai varian rasa yang kekinian.

“Sekarang saya menjual 3 varian, yaitu original, cokelat, dan nangka. Kadang-kadang ada juga pelanggan yang meminta isian apem sesuai selera mereka,” ungkapnya.

Apem Jatinom dikenal memiliki tekstur yang berbeda dengan apem pada umumnya.

“Kalau di sini, apemnya empuk karena ada campuran tepung terigu. Kalau apem biasa hanya menggunakan tepung beras,” jelasnya.

Setiap harinya, ia membawa adonan apem sebanyak 5-8 kilogram (kg) untuk diolah.

“Kalau hari biasa, saya membawa 5 kg, tetapi kalau hari Sabtu-Minggu ramai, jadi saya membawa 7-8 kg,” paparnya.

(RAGAMUTAMA.COM/RAGAMUTAMA.COM.com/TribunSolo.com)

Berita Terkait

Tom Lembong Bebas, Anies Puji Prabowo: Kejutan Politik?
Kuil Murugan Jakarta: Wisata Religi Hindu Tamil Unik di Ibu Kota
Sabar/Reza Ganas! Hasil Macau Open 2025: Unggulan Pertama Tak Terbendung
Rekening Dormant Dibekukan? Ini Kata Kepala PPATK Soal Kontroversi!
Luis Diaz ke Bayern: 5 Alasan Tinggalkan Liverpool, Untungkah?
Dasco Ungkap Alasan PPATK Bekukan Rekening Dormant: Selamatkan Dana Nasabah!
Blokir Rekening Dormant Dikritik Ekonom Indef: Kebijakan Tepatkah?
Amnesti Prabowo ke Hasto Kristiyanto Disetujui DPR: Kejutan Politik!

Berita Terkait

Jumat, 1 Agustus 2025 - 14:23 WIB

Tom Lembong Bebas, Anies Puji Prabowo: Kejutan Politik?

Jumat, 1 Agustus 2025 - 09:15 WIB

Kuil Murugan Jakarta: Wisata Religi Hindu Tamil Unik di Ibu Kota

Jumat, 1 Agustus 2025 - 06:34 WIB

Sabar/Reza Ganas! Hasil Macau Open 2025: Unggulan Pertama Tak Terbendung

Jumat, 1 Agustus 2025 - 04:14 WIB

Rekening Dormant Dibekukan? Ini Kata Kepala PPATK Soal Kontroversi!

Jumat, 1 Agustus 2025 - 03:53 WIB

Luis Diaz ke Bayern: 5 Alasan Tinggalkan Liverpool, Untungkah?

Berita Terbaru

politics

Yusril Tegaskan Amnesti Hasto & Abolisi Lembong Sah!

Jumat, 1 Agu 2025 - 18:34 WIB

sports

STY Bertemu Andre Rosiade: 2 Poin Penting Terungkap!

Jumat, 1 Agu 2025 - 16:42 WIB