Kepolisian Daerah Jawa Barat (Polda Jabar) telah mengambil langkah signifikan dalam upaya pencarian korban yang tertimbun material longsor di Gunung Kuda, Cirebon. Untuk mempercepat dan mengoptimalkan proses evakuasi, Polda Jabar menerjunkan unit anjing pelacak khusus atau K-9.
Menurut keterangan Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Hendra Rochmawan, tim K-9 yang berjumlah tiga ekor anjing didampingi tiga pembimbing dan dua instruktur telah didatangkan ke lokasi pada Sabtu, 31 Mei 2025. Pengerahan unit K-9 ini merupakan respons atas permintaan langsung dari Kapolda Jawa Barat.
Kombes Hendra menjelaskan alasan vital di balik pengerahan anjing pelacak dalam operasi ini. Anjing K-9 memiliki kemampuan luar biasa dalam mencium keberadaan korban, baik jenazah maupun pekerja yang masih hidup, bahkan di kedalaman material longsor hingga sepuluh meter. Kemampuan ini menjadi krusial mengingat sulitnya kondisi medan yang tak memungkinkan pencarian maksimal oleh tim manusia.
Meskipun demikian, proses evakuasi di lokasi tambang galian yang longsor di Gunung Kuda, Cirebon, masih mengandalkan alat berat untuk sementara waktu. Tim anjing pelacak K-9 akan diturunkan secara penuh setelah tahap evakuasi awal dengan alat berat rampung, untuk kemudian melanjutkan pencarian hingga semua korban berhasil ditemukan.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun dari posko pelaporan orang hilang di Gunung Kuda, diperkirakan belasan korban masih tertimbun material longsor. Insiden ini terjadi di Desa Cipanas, Kecamatan Dukuhpuntang, Kabupaten Cirebon. Data terakhir mencatat ada sebelas orang yang belum ditemukan, ditambah tujuh unit truk dan empat unit ekskavator yang juga diduga kuat masih terkubur longsoran.
Daftar nama korban yang diduga masih tertimbun mencakup sebelas individu: Sanadi (45 tahun), Sakira (40), Muniah (45), Sudiono (50), Suadi (45), Tono (50), Wahyu (34), Sidiono (51), Nalo, dan Pitak. Mayoritas korban berasal dari berbagai wilayah di Cirebon seperti Kecamatan Dukupuntang, Depok, dan Palimanan. Selain itu, ada juga korban bernama Isnanto yang merupakan warga Kecamatan Leuwimunding, Kabupaten Majalengka, yang turut diduga masih tertimbun di lokasi longsor Gunung Kuda.