Mantan Gubernur Jakarta, Anies Baswedan, menyampaikan kekecewaan mendalamnya terhadap vonis 4,5 tahun penjara yang dijatuhkan kepada mantan Menteri Perdagangan, Thomas Trikasih Lembong, dalam kasus korupsi importasi gula.
Melalui akun X-nya pada Jumat (18/7), Anies menyatakan, “Hari ini, Tom divonis 4,5 tahun penjara. Keputusan yang amat mengecewakan bagi siapa pun yang mengikuti jalannya persidangan dengan akal sehat, meski sayangnya tidak mengejutkan.” Thomas Lembong sendiri dikenal sebagai Co-Captain Tim Nasional AMIN, tim kampanye Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar pada Pilpres 2024 lalu.
Anies menjelaskan bahwa selama proses hukum ini berjalan, sejumlah kejanggalan telah diungkap oleh berbagai laporan jurnalis dan analisis para ahli terkait dakwaan yang disangkakan. Ia menambahkan, fakta-fakta yang terungkap selama persidangan justru menguatkan posisi Thomas Lembong, namun hal tersebut diabaikan dalam putusan. “Seolah-olah 23 sidang yang telah digelar sebelumnya tak pernah ada. Seolah-olah bukti dan logika tak diberi ruang dalam proses peradilan,” ujar Anies dengan nada prihatin.
Anies menilai, apabila kasus seperti ini saja masih bisa dijatuhi hukuman semena-mena, maka dapat dibayangkan nasib masyarakat lain yang tidak memiliki kekuatan serupa Thomas Lembong. Menurut Anies, vonis ini menjadi penanda bahwa penegakan keadilan di Indonesia masih jauh dari tuntas, dan pilar demokrasi belum sepenuhnya kokoh berdiri. Ia menegaskan, ketika kepercayaan publik terhadap proses peradilan mulai runtuh, fondasi sebuah negara pun turut rapuh.
Lebih lanjut, Anies mengungkapkan bahwa Thomas Lembong dalam dupliknya sempat mengaku telah belajar tentang makna tawakal. Anies mengakui, “Sayangnya hari ini, hasil itu belum berpihak padanya. Tapi ini bukan ujung. Ini satu babak dari perjuangan panjang untuk menghadirkan keadilan yang belum tuntas dan akan terus kita jalani bersama.” Ia juga menyatakan bahwa Thomas dan tim pengacaranya masih mempertimbangkan langkah hukum lanjutan atas vonis tersebut. Anies menegaskan komitmennya untuk mendukung Thomas mencari keadilan hingga titik akhir. “Apapun yang akan ia hadapi ke depan, kita terus pastikan bahwa Tom tidak akan pernah berjuang sendirian,” tutup Anies, menegaskan solidaritasnya.
