Ancaman PHK Massal: 1,2 Juta Pekerja Padat Karya Terimbas Tarif Trump

Avatar photo

- Penulis

Rabu, 30 April 2025 - 12:19 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com – , Jakarta – Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, memprediksi dampak signifikan dari perang dagang akibat kebijakan tarif Amerika Serikat terhadap pekerja di sektor padat karya Indonesia. Kenaikan tarif yang diumumkan Presiden Trump berpotensi mengurangi ekspor produk-produk padat karya Indonesia, meningkatkan risiko pemutusan hubungan kerja (PHK) secara signifikan.

“Berdasarkan model Celios, penurunan output ekonomi akibat tarif resiprokal diperkirakan mencapai Rp 164 triliun. Sementara itu, angka pengangguran diperkirakan akan meningkat hingga 1,2 juta orang pada tahun ini,” ungkap Bhima dalam keterangan tertulis pada Selasa, 29 April 2025.

Seperti diketahui, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan kenaikan tarif impor produk ke AS sebesar 10 persen pada Rabu, 2 April 2025. Kebijakan ini mengancam daya saing ekspor Indonesia karena meningkatkan harga barang-barang Indonesia di pasar Amerika Serikat.

Kekhawatiran terhadap dampak PHK akibat kebijakan tarif Trump juga diutarakan oleh Ekonom Senior Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin. Wijayanto menekankan bahwa kenaikan tarif tersebut akan sangat merugikan sektor ekspor Indonesia ke Amerika Serikat, mengingat dominasi produk industri padat karya dalam ekspor Indonesia ke negara tersebut. “Ekspor kita ke AS didominasi oleh produk industri padat karya,” tegas Wijayanto pada Kamis, 3 April 2025.

Baca Juga :  Emas Antam Meroket! Harga Terbaru Hari Ini, Cek Rinciannya

Lebih lanjut, Wijayanto memproyeksikan perlambatan ekonomi global sebagai dampak dari kebijakan tarif impor ini. Lembaga keuangan internasional seperti IMF, Bank Dunia, dan OECD diperkirakan akan merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global. Investor juga cenderung akan mengalihkan aset mereka ke instrumen yang lebih aman, seperti emas dan obligasi pemerintah.

Dalam laporan World Economic Outlook edisi April 2025, IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,7 persen, turun dari prediksi sebelumnya sebesar 5,1 persen. Revisi ini dilakukan seiring meningkatnya eskalasi perang dagang akibat pengumuman tarif resiprokal Amerika Serikat.

Upaya Negosiasi Tarif Trump

Pemerintah Indonesia telah berupaya melakukan negosiasi untuk meringankan kebijakan tarif tersebut. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menjelaskan bahwa lobi ke pemerintahan Donald Trump dilakukan pada 16 hingga 23 April 2025. “Indonesia meminta agar tarif kita setara dengan negara lain, seperti Vietnam atau Bangladesh, agar kita memiliki kesempatan yang setara (level playing field) dengan negara lain,” ujar Airlangga dalam jumpa pers di Istana Negara, Senin, 28 April 2025.

Baca Juga :  Rotasi Sektoral 2025: Peluang Investasi Terbaik Semester I Ini!

Delegasi Indonesia bertemu dengan berbagai pihak penting, termasuk US Trade Representative, Secretary of Commerce, Secretary of Treasury, Direktur National Economic Council, dan delegasi dari beberapa negara lain. Airlangga juga melakukan pertemuan virtual dengan Menteri Luar Negeri Australia, Menteri Perdagangan dan Industri Korea Selatan, Semiconductor Industry Association, United States ASEAN Business Council, dan United States Industry Indonesia Society.

Sebagai salah satu tawaran untuk mengurangi dampak kebijakan tarif, Airlangga menawarkan investasi perusahaan tekstil Indonesia, PT Indorama, senilai US$ 2 miliar di Louisiana untuk proyek Blue Ammonia. Selain itu, kedua pihak juga membahas mineral kritis dan kerja sama teknis di bidang pendidikan dan sains.

Ilona Esterina, berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan Editor: Badai PHK di Awal Pemerintahan Prabowo

Berita Terkait

Wall Street Hijau, Rapat The Fed Bayangi Kenaikan Awal Pekan
JSMR: Saham Jasa Marga Dapat Rekomendasi Beli dari Ciptadana, Potensi Cuan?
WSKT: Restrukturisasi Obligasi Rp 1,3 Triliun Rampung 2025, Bagaimana Nasibnya?
Saham Bank BUMN Anjlok, BNI Terparah? Cek Update Harga!
IHSG Merosot, Saham AMMN, MAPI, UNVR Jadi Top Losers Senin Ini
Hotel Fitra Ekspansi Umrah, Targetkan Pertumbuhan Double Digit di 2025
Benang Sintetis Impor: Industri Tekstil Belum Pulih Meski Ada Bea Masuk?
IHSG Rawan Tertekan, Ketegangan Geopolitik dan Suku Bunga Jadi Biang Kerok?

Berita Terkait

Senin, 16 Juni 2025 - 21:57 WIB

Wall Street Hijau, Rapat The Fed Bayangi Kenaikan Awal Pekan

Senin, 16 Juni 2025 - 21:52 WIB

JSMR: Saham Jasa Marga Dapat Rekomendasi Beli dari Ciptadana, Potensi Cuan?

Senin, 16 Juni 2025 - 19:42 WIB

WSKT: Restrukturisasi Obligasi Rp 1,3 Triliun Rampung 2025, Bagaimana Nasibnya?

Senin, 16 Juni 2025 - 17:32 WIB

Saham Bank BUMN Anjlok, BNI Terparah? Cek Update Harga!

Senin, 16 Juni 2025 - 16:57 WIB

IHSG Merosot, Saham AMMN, MAPI, UNVR Jadi Top Losers Senin Ini

Berita Terbaru

finance

Wall Street Hijau, Rapat The Fed Bayangi Kenaikan Awal Pekan

Senin, 16 Jun 2025 - 21:57 WIB

entertainment

Serial Reacher, Agnez Mo dan Anggun: Misteri Apa Sebenarnya?

Senin, 16 Jun 2025 - 20:57 WIB

sports

Marquez Bingung di Tes MotoGP Aragon 2025, Bagnaia Unggul?

Senin, 16 Jun 2025 - 20:52 WIB