Ancaman Pelemahan Rupiah di Kuartal II Tanpa Intervensi BI

- Penulis

Rabu, 2 April 2025 - 12:11 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com – JAKARTA. Menjelang libur Lebaran di akhir kuartal I 2025, pergerakan rupiah yang fluktuatif dan cenderung melemah menjadi sorotan. Kemampuan rupiah untuk pulih di kuartal berikutnya sangat bergantung pada intervensi Bank Indonesia (BI).

Pada perdagangan terakhir kuartal I 2025 sebelum libur Lebaran, Kamis (27/3), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate Bank Indonesia (JISDOR BI) mencatat penguatan tipis rupiah di level Rp 16.566. Meskipun menunjukkan penguatan harian 0,13%, rupiah tetap melemah 0,39% secara mingguan.

Selama libur Lebaran, transaksi rupiah di pasar spot domestik akan terbatas karena BI tidak beroperasi penuh. Namun, transaksi masih dapat berlangsung di pasar offshore dengan likuiditas rendah dan tanpa intervensi signifikan dari BI.

Rupiah Terus Melemah ke Rp 16.583 Per Dolar AS di Tengah Hari Ini (31/3)

Pada Rabu (2/4) pukul 10.24 WIB, rupiah tercatat di level Rp 16.706, seiring dengan pelemahan indeks dolar spot (DXY) ke 104,1580.

Baca Juga :  Wall Street Cetak Rekor Tertinggi Usai Gencatan Senjata Iran-Israel

Lukman Leong, analis Doo Financial, menyatakan sentimen eksternal akan menjadi penentu utama nilai tukar rupiah setelah libur Lebaran. Menurutnya, pergerakan mata uang Garuda di kuartal II akan dipengaruhi oleh sentimen global.

“Sentimen dari Amerika Serikat (AS) saat ini paling dominan, namun pengaruh dari China juga signifikan, terutama jika ada stimulus baru yang mendukung rupiah,” jelas Lukman kepada Kontan.co.id pekan lalu.

Kebijakan tarif balasan Presiden AS, Donald Trump, mulai berlaku pada Rabu (2/4). Meskipun Gedung Putih belum memberikan detail, kekhawatiran akan meningkatnya tensi perang dagang tetap ada.

Rupiah Masih Dalam Tren Pelemahan, Aset Kripto Ini Bisa Jadi Pilihan Investasi

Jika negara-negara dengan mata uang utama melawan kebijakan tarif Trump, indeks dolar berpotensi melemah, mendorong penguatan mata uang lain, termasuk rupiah.

Hal ini terlihat ketika China menyatakan akan mengambil tindakan atas tarif 20% terhadap barang impornya dari AS. Kanada juga akan menerapkan tarif 25% terhadap produk impor AS senilai US$ 15 miliar. Meksiko pun melakukan hal serupa sebagai balasan atas rencana Trump.

Baca Juga :  Citi Indonesia: Laba Bersih Menyusut, Capai Rp 645 Miliar

Akibatnya, DXY melemah karena potensi perang dagang AS dengan negara-negara besar lainnya.

Dengan ketidakpastian kebijakan tarif Trump, Lukman menilai pergerakan rupiah di kuartal II sulit diprediksi.

Namun, ia memperkirakan rupiah cenderung tertekan dengan potensi mendekati level Rp 17.000. Meskipun demikian, Lukman optimis BI akan terus melakukan intervensi sehingga pelemahan rupiah lebih gradual.

“Tanpa intervensi, sangat mungkin rupiah menembus level tertinggi sepanjang masa (ATH) di atas Rp 17.000,” sebut Lukman.

Ia menambahkan, pemerintah perlu berupaya meyakinkan investor, khususnya terkait posisi fiskal negara. Sentimen domestik juga berpengaruh terhadap nilai rupiah.

Berita Terkait

Emas Antam Hari Ini: Harga Stabil di Rp 1.948.000, Peluang?
Pedagang Bendera Merah Putih Kaget: Banyak Cari Bendera One Piece!
Blokir Rekening Dormant: Langgar Konstitusi? Ini Alasannya!
Rekening Diblokir PPATK? Ini Penjelasan Lengkap Soal Rekening Dormant!
Laba Alfaria Trijaya (AMRT) Naik 4,98% Jadi Rp 1,88 Triliun pada Semester I-2025
BI Malang Dorong UMKM dan Ekonomi Syariah lewat MBF 2025
IHSG Terkoreksi: Merdeka Group Jatuh, LQ45 Tertekan di Sesi I
UNVR Semester I 2025: Fundamental Kuat, Tumbuh di Kuartal III

Berita Terkait

Minggu, 3 Agustus 2025 - 01:16 WIB

Pedagang Bendera Merah Putih Kaget: Banyak Cari Bendera One Piece!

Sabtu, 2 Agustus 2025 - 19:40 WIB

Blokir Rekening Dormant: Langgar Konstitusi? Ini Alasannya!

Sabtu, 2 Agustus 2025 - 08:07 WIB

Rekening Diblokir PPATK? Ini Penjelasan Lengkap Soal Rekening Dormant!

Kamis, 31 Juli 2025 - 15:10 WIB

Laba Alfaria Trijaya (AMRT) Naik 4,98% Jadi Rp 1,88 Triliun pada Semester I-2025

Kamis, 31 Juli 2025 - 13:39 WIB

BI Malang Dorong UMKM dan Ekonomi Syariah lewat MBF 2025

Berita Terbaru

Public Safety And Emergencies

Kopilot Pesawat Latih FASI Jatuh di Ciampea, Luka Berat!

Minggu, 3 Agu 2025 - 14:06 WIB

politics

Guru Besar UPN ‘Sentil’ Amnesti Hasto & Tom Lembong!

Minggu, 3 Agu 2025 - 13:51 WIB

Public Safety And Emergencies

BREAKING: Pesawat Latih Jatuh di Ciampea Bogor, Ada Korban?

Minggu, 3 Agu 2025 - 13:31 WIB

Urban Infrastructure

Jakarta Merdeka! MRT, Transjakarta, LRT Rp80 Rayakan HUT RI ke-80

Minggu, 3 Agu 2025 - 12:21 WIB