Ancaman Pelemahan IHSG: Pasar Menanti Respon Pemerintah Terhadap Tarif Impor Trump

- Penulis

Jumat, 4 April 2025 - 13:43 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com, Jakarta – Keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump memberlakukan tarif impor 10 persen untuk seluruh negara, efektif 5 April 2025, berpotensi menekan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara signifikan. Langkah ini diperparah dengan tarif balasan (reciprocal tariffs) hingga 32 persen yang diberlakukan terhadap sejumlah negara, termasuk Indonesia.

Oktavianus Audi, analis pasar modal dari Kiwoom Sekuritas, memperkirakan IHSG akan melemah, bergerak di antara level support 6.150 dan resistance 6.660. “Meskipun terlihat penguatan sebelum libur bursa, ketidakpastian akibat tarif Trump akan mendominasi pasar dalam waktu dekat,” katanya via telepon, Jumat, 4 April 2025.

Audi menjelaskan, kekhawatiran pasar bukan hanya disebabkan potensi perlambatan ekonomi global, tetapi juga risiko penurunan surplus perdagangan Indonesia dan tekanan terhadap nilai tukar rupiah. Surplus perdagangan Indonesia-AS yang mencapai US$ 16,84 miliar (sekitar 54 persen dari total surplus 2024) terancam menyusut akibat kebijakan proteksionis Trump.

Baca Juga :  IHSG Anjlok: Sentimen Negatif Tekan Bursa, Kembali ke Level 6.827

Sentimen negatif juga terlihat dari pelemahan indeks regional. “Nikkei terkoreksi 3,07 persen, indeks HNX Vietnam anjlok 6,91 persen, bahkan kontrak berjangka US500 turun 2,8 persen,” tambah Audi.

Ia menekankan perlunya langkah konkret pemerintah untuk mengurangi dampak kebijakan tersebut. Diversifikasi pasar ekspor, insentif industri dalam negeri, dan percepatan hilirisasi menjadi strategi yang krusial.

Baca Juga :  Emas Antam Melonjak! Harga Terbaru dan Analisis Kenaikan Rp 28.000

Tarif impor 32 persen yang diterapkan Trump pada 2 April 2025 menimbulkan tantangan besar bagi ekonomi Indonesia. Dengan beban tarif yang lebih tinggi, daya saing ekspor Indonesia ke AS akan melemah, menurut pengamat mata uang Ibrahim Assuabi.

“Kebijakan ini tidak hanya merugikan ekspor ke Amerika, tetapi juga melemahkan rupiah. Rupiah berpotensi dibuka di level Rp 16.900, bahkan bisa tembus Rp 17.000 per dolar AS minggu ini,” ujar Ibrahim, Kamis, 3 April 2025.

Pilihan Editor: Ramai PHK Massal di Awal Tahun, Kemenperin: Tersedia 24 Ribu Lowongan Kerja Baru

Berita Terkait

Rekening Diblokir PPATK? Ini Penjelasan Lengkap Soal Rekening Dormant!
Laba Alfaria Trijaya (AMRT) Naik 4,98% Jadi Rp 1,88 Triliun pada Semester I-2025
BI Malang Dorong UMKM dan Ekonomi Syariah lewat MBF 2025
IHSG Terkoreksi: Merdeka Group Jatuh, LQ45 Tertekan di Sesi I
UNVR Semester I 2025: Fundamental Kuat, Tumbuh di Kuartal III
BRIS, MLIA, PANI: Rekomendasi Teknikal Saham Mirae Sekuritas
Dolar AS Menguat! Sentimen The Fed Dorong Indeks Dolar ke 99
SMDR Bagi Dividen Interim Rp 40,92 Miliar: Laba Bersih Melejit!

Berita Terkait

Sabtu, 2 Agustus 2025 - 08:07 WIB

Rekening Diblokir PPATK? Ini Penjelasan Lengkap Soal Rekening Dormant!

Kamis, 31 Juli 2025 - 15:10 WIB

Laba Alfaria Trijaya (AMRT) Naik 4,98% Jadi Rp 1,88 Triliun pada Semester I-2025

Kamis, 31 Juli 2025 - 13:39 WIB

BI Malang Dorong UMKM dan Ekonomi Syariah lewat MBF 2025

Kamis, 31 Juli 2025 - 12:50 WIB

IHSG Terkoreksi: Merdeka Group Jatuh, LQ45 Tertekan di Sesi I

Kamis, 31 Juli 2025 - 12:15 WIB

UNVR Semester I 2025: Fundamental Kuat, Tumbuh di Kuartal III

Berita Terbaru

politics

Megawati Rombak PDIP: Hasto Kristiyanto Lengser dari Sekjen!

Sabtu, 2 Agu 2025 - 18:30 WIB

sports

Son Tinggalkan Tottenham? Siap Jadi Rival Messi!

Sabtu, 2 Agu 2025 - 18:02 WIB

politics

Hasto Peluk Megawati di Kongres PDIP, Momen yang Menyentuh!

Sabtu, 2 Agu 2025 - 16:52 WIB