Analisis Penyebab Revisi Target IHSG Tahun Ini oleh Sejumlah Sekuritas

Avatar photo

- Penulis

Minggu, 27 April 2025 - 11:35 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

RAGAMUTAMA.COM – JAKARTA. Beberapa perusahaan sekuritas telah menurunkan proyeksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk tahun 2025. Penurunan ini terutama didorong oleh tekanan dari faktor global.

Sebagai contoh, Panin Sekuritas merevisi target IHSG dari 7.902 menjadi 7.072 untuk tahun 2025. Ekonom Panin Sekuritas, Felix Darmawan, menjelaskan bahwa peningkatan ketegangan perdagangan internasional, stagnasi ekonomi domestik (menurut proyeksi IMF), dan pelemahan nilai tukar rupiah merupakan faktor utama di balik revisi tersebut.

Felix menambahkan bahwa konsensus pasar, yang sebelumnya optimistis di kisaran 7.700–8.000, kini cenderung direvisi ke kisaran 7.000–7.300, seiring meningkatnya risiko eksternal dan melemahnya daya beli dalam negeri.

“Tekanan global menjadi faktor penentu utama, khususnya volatilitas geopolitik dan potensi kenaikan tarif akibat kebijakan perdagangan AS,” jelas Felix kepada Kontan, Kamis (24/4).

Namun, beberapa faktor positif masih berpotensi mendorong pasar, seperti stabilitas inflasi domestik, suku bunga Bank Indonesia yang cenderung akomodatif, pembelian kembali saham oleh investor domestik, dan insentif fiskal pemerintah.

IHSG Sepekan Ini Tetap Menguat Meski Outflow Asing Capai Rp 1,15 Triliun

Sementara itu, Mirae Asset Sekuritas memangkas target IHSG tahun ini menjadi 6.900, dari proyeksi awal 8.000.

Rully Arya Wisnubroto, analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, menyatakan bahwa konflik tarif perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok telah meningkatkan ketidakpastian ekonomi global secara signifikan.

Lebih lanjut, Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) global hanya sebesar 2,8% pada 2025 dan 3% pada 2026.

Baca Juga :  Pajak Haji Nol Rupiah, Kemenkeu Bebaskan Bea Masuk Barang Jamaah

Di pasar domestik, tekanan ekonomi terlihat dari pelemahan nilai tukar rupiah. Rully menjelaskan bahwa di tengah peningkatan risiko global, investor cenderung beralih ke aset aman, sehingga menekan mata uang negara berkembang, termasuk rupiah.

“Kami memperkirakan rupiah akan berada di level 16.700 per dolar AS pada akhir tahun, dibandingkan perkiraan sebelumnya sebesar Rp 15.550,” tulis Rully dalam risetnya, Rabu (23/4).

Dalam strategi portofolio terbaru, Mirae Asset Sekuritas mengeluarkan MAPI dari daftar saham pilihan, dan meningkatkan bobot investasi pada saham-saham seperti BBCA, BMRI, ICBP, dan ANTM.

Maybank Sekuritas juga merevisi turun target IHSG akhir tahun 2025 menjadi 7.300 dari sebelumnya 7.900, yang mencerminkan proyeksi rasio price-to-earnings (PE) di masa mendatang sebesar 11,7 kali.

Revisi ini didasarkan pada pandangan yang lebih konservatif terhadap pertumbuhan PDB Indonesia untuk tahun 2025 dan 2026.

“Penyesuaian ini juga mempertimbangkan peningkatan ketidakpastian ekonomi global, yang dipicu oleh kebijakan Amerika Serikat yang memberlakukan tarif balasan tinggi terhadap sekitar 60 negara,” ungkap Jeffrosenberg Chenlim, analis Maybank Sekuritas, dalam risetnya, Selasa (15/4).

IHSG Melonjak 3,74%, Cek Saham-Saham yang Banyak Diborong Asing Sepekan Terakhir

Dampak lanjutan dari perang tarif, seperti pengalihan ekspor Tiongkok ke pasar alternatif, dapat menyebabkan kelebihan pasokan global, yang berpotensi mengganggu sektor manufaktur Indonesia.

Maybank Sekuritas merekomendasikan beberapa saham untuk diperhatikan, seperti BBCA, BBRI, BRIS, JPGA, MYOR, CTRA, ACES, dan ICBP, dengan target harga masing-masing Rp 11.675, Rp 4.900, Rp 3.600, Rp 2.300, Rp 3.500, Rp 1.250, Rp 750, dan Rp 14.000 per saham.

Baca Juga :  BI Rate Turun, NIM Bank Bangkit? Peluang dan Analisis Terbaru

Kiwoom Sekuritas juga mengambil pendekatan konservatif dalam menetapkan target IHSG. Setelah memproyeksikan indeks di kisaran 7.400–7.500, target tersebut direvisi turun menjadi 7.200–7.300.

Penurunan ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cenderung stagnan (IMF memproyeksikan sebesar 4,7% pada 2025), meningkatnya ketidakpastian global akibat ketegangan perdagangan AS-Tiongkok, dan tren suku bunga tinggi yang diperkirakan berlanjut.

Tekanan terhadap nilai tukar rupiah juga menjadi pertimbangan. Meskipun indeks dolar AS (DXY) telah turun ke level terendah dalam tiga tahun terakhir, nilai tukar rupiah tetap berada di kisaran Rp 16.800 per dolar AS.

“Ini menunjukkan Indonesia memiliki masalah fundamental, seperti defisit fiskal,” jelas Liza Camelia Suryanata, Head of Research Kiwoom Sekuritas, kepada Kontan, Kamis (24/4).

Namun, Liza melihat beberapa katalis positif yang dapat mendorong IHSG. Di antaranya adalah valuasi saham yang masih relatif murah, arus dana domestik yang tetap kuat, dan sektor komoditas, khususnya emas, yang menunjukkan potensi rebound teknikal seiring meningkatnya permintaan aset aman.

“Stabilitas politik pasca pemilu yang kondusif juga mendukung pasar,” tambah Liza.

Berita Terkait

IHSG Terkoreksi, Investor Waspadai Geopolitik Global!
Sucor AM: Lahirkan Talenta Investasi Muda Lewat Beasiswa SAP
Saham BUMN Karya: Kontrak Mini, Pilih Cermat, Ini Alasannya!
DATA Remala Abadi Kantongi Kredit Rp 220 Miliar dari Bank Mandiri
Shekel Melesat, Bursa Israel Bergairah: Rekor Tertinggi Sejak 2008!
6 Saham Kena Suspensi BEI, Investor Panik! Apa Penyebabnya?
Wall Street Hijau, Rapat The Fed Bayangi Kenaikan Awal Pekan
JSMR: Saham Jasa Marga Dapat Rekomendasi Beli dari Ciptadana, Potensi Cuan?

Berita Terkait

Selasa, 17 Juni 2025 - 02:22 WIB

IHSG Terkoreksi, Investor Waspadai Geopolitik Global!

Selasa, 17 Juni 2025 - 00:57 WIB

Sucor AM: Lahirkan Talenta Investasi Muda Lewat Beasiswa SAP

Selasa, 17 Juni 2025 - 00:02 WIB

Saham BUMN Karya: Kontrak Mini, Pilih Cermat, Ini Alasannya!

Senin, 16 Juni 2025 - 23:17 WIB

DATA Remala Abadi Kantongi Kredit Rp 220 Miliar dari Bank Mandiri

Senin, 16 Juni 2025 - 23:07 WIB

Shekel Melesat, Bursa Israel Bergairah: Rekor Tertinggi Sejak 2008!

Berita Terbaru

finance

IHSG Terkoreksi, Investor Waspadai Geopolitik Global!

Selasa, 17 Jun 2025 - 02:22 WIB

Uncategorized

Copenhagen, Rahasia Bahagia: Senyum Tulus Ala Denmark

Selasa, 17 Jun 2025 - 02:08 WIB

technology

Samsung Z Flip6 vs iPhone 16e: Adu Spek, Harga, Pilih Mana?

Selasa, 17 Jun 2025 - 01:37 WIB