Amran Sulaiman Curiga Mafia Pangan Manipulasi Stok Beras, Harga Naik?

Avatar photo

- Penulis

Sabtu, 7 Juni 2025 - 13:42 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ancaman Mafia Pangan: Mentan Amran Sulaiman Ungkap Modus Manipulasi Data Pasokan Beras dan Stok Nasional

Jakarta, Ragamutama.com – Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman dengan tegas menyoroti dugaan upaya manipulasi data pasokan beras oleh oknum mafia pangan. Tindakan licik ini disinyalir sengaja dilakukan untuk mempermainkan situasi di tengah gencarnya upaya pemerintah mewujudkan ketahanan dan swasembada pangan nasional.

“Kasus ini sementara diproses oleh Satuan Tugas (Satgas) Pangan. Kami tegaskan, jangan sekali-kali mempermainkan nasib petani dan konsumen di negara ini,” ujar Amran Sulaiman di sela kegiatan pemotongan hewan kurban Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah di Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat, 6 Juni.

Berdasarkan informasi internal yang diterima kementerian, ditemukan indikasi kuat bahwa sejumlah oknum sengaja membentuk opini publik yang menyatakan pasokan beras minim. Padahal, faktanya justru berlimpah. “Sekarang beras kita banyak, tetapi ada yang coba-coba memainkan data, sehingga seolah-olah beras kurang, padahal kenyataannya justru lebih dari cukup,” tegasnya.

Amran juga mengungkapkan data membanggakan mengenai cadangan beras pemerintah (CBP) yang dikelola Perusahaan Umum (Perum) Bulog. Saat ini, stok Bulog telah mencapai lebih dari 4 juta ton, sebuah angka tertinggi yang pernah dicapai Indonesia dalam 57 tahun terakhir. Dengan kondisi pasokan beras yang begitu melimpah, Amran optimis target swasembada beras, yang semula ditetapkan tercapai pada tahun keempat pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, dapat direalisasikan lebih cepat, yakni pada tahun ketiga.

Baca Juga :  Airlangga Beberkan Isi Pertemuan Prabowo dan Sultan Brunei

Terkait isu anomali cuaca yang sebelumnya disebut-sebut sebagai penyebab penurunan pasokan beras, Amran menegaskan bahwa informasi tersebut tidak terbukti kebenarannya setelah dilakukan pemeriksaan mendalam oleh tim Satgas Pangan. “Setelah pemeriksaan, data sementara yang kami dapatkan menunjukkan anomali itu tidak benar. Mereka bahkan meminta maaf kepada Satgas Pangan. Namun saya tegaskan, ini tidak boleh dibiarkan! Segera proses dan tindak lanjuti. Inilah kelakuan mereka selama ini,” paparnya, mengindikasikan pola perilaku mafia pangan.

Mentan Amran, meskipun belum menyebut secara spesifik siapa saja oknum yang terlibat, menekankan pentingnya menjaga program ketahanan dan swasembada pangan dari kerusakan akibat kepentingan segelintir pihak. Ia menjelaskan motif di balik manipulasi data ini. “Seandainya stok kita diklaim kurang, pasti jawabannya adalah impor. Padahal bisa saja stok kita tidak kurang. Akhirnya kalau terjadi impor, petani kita yang terpukul dan mereka akan berhenti berproduksi. Jadi, jangan sampai kita membuat lemah petani kita,” katanya penuh penekanan.

Baca Juga :  Apa Peran Hasto PDIP di Kasus Harun Masiku Hingga Ditahan KPK?

Amran menambahkan, saat ini Presiden Prabowo telah memberikan kemudahan signifikan bagi para petani melalui bantuan pupuk serta kebijakan pembelian gabah dan beras langsung dari petani. Oleh karena itu, ia kembali menegaskan pentingnya tidak menzalimi para pahlawan pangan ini. “Jika negara ingin kuat, ingatlah bahwa jumlah petani kita mencapai ratusan juta. Petani padi, pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, total sekitar 150 juta orang. Jika kelompok ini kita perkuat, kami yakin republik ini akan kuat,” ujarnya menyemangati.

Sebelumnya, Menteri Pertanian juga sempat menyoroti keanehan pada data stok beras di Gudang Beras Cipinang pada Mei 2025. Ia mengungkapkan adanya lonjakan volume beras yang keluar hingga 11.000 ton dalam satu hari, sebuah angka yang jauh di atas rata-rata normal. “Data dari Cipinang yang kami dapatkan ada yang abnormal, tidak normal. Yang biasanya keluar beras itu 1.000 ton sampai 3.500 ton per hari. Tetapi ada satu hari, selama lima tahun, satu hari keluar 11.000 ton,” pungkasnya, mempertanyakan kejanggalan tersebut sebagai bukti lain dari praktik manipulasi.

Berita Terkait

Mengapa DPR Belum Ambil Sikap atas Putusan MK soal Pemisahan Pemilu
Kejagung Masih Cari Keberadaan Riza Chalid
Presiden Prabowo Tegaskan Pentingnya Deregulasi dan Belanja Tepat Sasaran
DPR Klaim Terbuka untuk Rapat Bahas RUU KUHAP dengan Korban Ketidakadilan Hukum
Koperasi Merah Putih diresmikan Prabowo – Potensi korupsi dan kebocoran anggarannya diperkirakan triliunan rupiah, bisakah dicegah?
Respons Kemlu soal Eks Marinir Satriya Ingin Jadi WNI Lagi
BPOM Bakal Temui Kemenhan Bahas Distribusi Obat TNI ke Koperasi Desa Merah Putih
Tom Lembong Banding, Pengacara Yakin: Tak Ada Kerugian Negara!

Berita Terkait

Rabu, 23 Juli 2025 - 12:11 WIB

Mengapa DPR Belum Ambil Sikap atas Putusan MK soal Pemisahan Pemilu

Rabu, 23 Juli 2025 - 09:28 WIB

Kejagung Masih Cari Keberadaan Riza Chalid

Rabu, 23 Juli 2025 - 08:04 WIB

Presiden Prabowo Tegaskan Pentingnya Deregulasi dan Belanja Tepat Sasaran

Selasa, 22 Juli 2025 - 13:11 WIB

DPR Klaim Terbuka untuk Rapat Bahas RUU KUHAP dengan Korban Ketidakadilan Hukum

Selasa, 22 Juli 2025 - 12:29 WIB

Koperasi Merah Putih diresmikan Prabowo – Potensi korupsi dan kebocoran anggarannya diperkirakan triliunan rupiah, bisakah dicegah?

Berita Terbaru

Uncategorized

SMAN 10 Depok Batasi Siswa, Orang Tua Mundur? Ini Alasannya!

Rabu, 23 Jul 2025 - 14:29 WIB

Society Culture And History

Iie Sumirat Meninggal Dunia, Ini Profil Legenda Bulu Tangkis Indonesia di Era 1970-an

Rabu, 23 Jul 2025 - 13:58 WIB