Airlangga Umumkan: Impor 3 Komoditas Ini Bebas Tarif 32 Persen!

- Penulis

Selasa, 8 April 2025 - 18:59 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta, RAGAMUTAMA.COM – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan bahwa beberapa komoditas Indonesia akan dikecualikan dari penerapan tarif impor timbal balik (resiprokal) sebesar 32 persen yang diberlakukan oleh Amerika Serikat (AS).

Ia menjelaskan lebih lanjut bahwa furnitur termasuk dalam daftar pengecualian dari kebijakan yang digagas Presiden AS, Donald Trump. Hal ini dikarenakan AS masih memerlukan sumber pasokan alternatif untuk komoditas tersebut.

“Furnitur tidak dikenakan tarif tinggi. Sebab, pasokan timber (kayu) AS sedang mengalami kendala akibat permasalahan dengan Kanada, sehingga mereka membutuhkan sumber alternatif,” ujar Airlangga saat menghadiri acara Sarasehan Ekonomi 2025 di Jakarta, pada hari Selasa (8/3/2025).

1. Emas dan tembaga tidak akan terkena tarif impor 32 persen

Selain furnitur, komoditas Indonesia lainnya yang tidak terkena dampak kebijakan tarif Trump adalah emas dan tembaga. Alasan pengecualian ketiga komoditas ini adalah karena perusahaan-perusahaan AS juga memiliki kegiatan produksi tembaga dan emas di Indonesia. Sementara itu, untuk furnitur, mereka tengah mencari alternatif sumber bahan baku selain dari Kanada.

“Mengapa dikecualikan? Karena pasokan timber (kayu) mereka terhambat masalah dengan Kanada. Jadi, mereka mencari alternatif lain, termasuk juga untuk copper (tembaga) dan gold (emas) karena mereka juga memiliki produksi di Indonesia,” jelasnya.

Baca Juga :  Aksi Borong Saham Direksi Bank, Apa Maksudnya?


Nego Tarif Trump, Prabowo Siap Beli Produk AS 17 Miliar Dolar


Nego Tarif Trump, Prabowo Siap Beli Produk AS 17 Miliar Dolar

2. Manfaatkan peluang genjot hilirisasi

Dengan adanya peluang ini, Indonesia harus berupaya untuk mengoptimalkan hilirisasi dan memperluas akses ke pasar AS. Airlangga juga menyampaikan bahwa pemerintah Indonesia siap untuk melakukan negosiasi terkait tarif resiprokal yang diterapkan AS sebesar 32 persen, terutama karena AS dianggap sebagai mitra strategis bagi Indonesia.

Dalam serangkaian rapat yang telah dilaksanakan, Presiden menekankan pentingnya menjaga hubungan yang konstruktif dengan Amerika Serikat, mengingat posisinya sebagai mitra strategis bagi Indonesia.

“Indonesia memilih jalur negosiasi karena Amerika Serikat adalah mitra strategis, serta untuk merevitalisasi perjanjian kerja sama. Kita juga akan meningkatkan pembelian produk dari Amerika,” tuturnya.

Menurutnya, pendekatan diplomasi dan negosiasi dipilih sebagai solusi yang saling menguntungkan, alih-alih mengambil tindakan balasan terhadap kebijakan tarif. Salah satu upayanya adalah melalui revitalisasi perjanjian kerja sama Trade and Investment Framework Agreement (TIFA).

Beberapa kebijakan dalam paket negosiasi tersebut meliputi peningkatan impor dan investasi dari AS, termasuk peningkatan impor LPG dan LNG.

“Melalui pembicaraan dengan Menteri ESDM, dan atas arahan Presiden, kita bisa membeli LPG dan LNG dari AS,” imbuh Airlangga.

Baca Juga :  Trump Bikin Pasar Saham Asia Bergejolak: Hang Seng Anjlok Parah!

3. Indikator ekonomi Indonesia dipastikan tetap berdaya tahan

Lebih lanjut, Airlangga meyakinkan bahwa berbagai indikator ekonomi Indonesia tetap dalam kondisi yang sehat, meskipun terdapat guncangan akibat kebijakan tarif yang diterapkan oleh Presiden AS, Donald Trump. Meski demikian, Airlangga tidak menyangkal bahwa penetapan tarif oleh Presiden Trump ini meningkatkan ketidakpastian global, yang berpotensi memicu resesi di berbagai negara.

“Pengumuman penetapan tarif oleh Trump secara langsung memicu lonjakan ketidakpastian ekonomi, yang pada puncaknya menyebabkan peningkatan probabilitas resesi,” kata Airlangga.

Sementara itu, probabilitas Indonesia untuk mengalami resesi diperkirakan hanya sekitar 5 persen akibat ketidakpastian kebijakan perdagangan ini, sedangkan probabilitas resesi di AS mencapai 60 persen.

“Probabilitas Indonesia untuk masuk ke dalam resesi relatif rendah, hanya 5 persen, meskipun ketidakpastian kebijakan perdagangan cukup tinggi. Hal ini menyebabkan gejolak di pasar keuangan Indonesia, dengan pelemahan di pasar negara berkembang dan gangguan pada rantai pasok global sebagai dampak dari tarif balasan China,” pungkasnya.


Airlangga Ungkap Alasan Prabowo Pilih Negosiasi Tarif dengan Trump


Airlangga Ungkap Alasan Prabowo Pilih Negosiasi Tarif dengan Trump

Berita Terkait

Emas Antam Hari Ini: Harga Stabil di Rp 1.948.000, Peluang?
Pedagang Bendera Merah Putih Kaget: Banyak Cari Bendera One Piece!
Blokir Rekening Dormant: Langgar Konstitusi? Ini Alasannya!
Rekening Diblokir PPATK? Ini Penjelasan Lengkap Soal Rekening Dormant!
Laba Alfaria Trijaya (AMRT) Naik 4,98% Jadi Rp 1,88 Triliun pada Semester I-2025
BI Malang Dorong UMKM dan Ekonomi Syariah lewat MBF 2025
IHSG Terkoreksi: Merdeka Group Jatuh, LQ45 Tertekan di Sesi I
UNVR Semester I 2025: Fundamental Kuat, Tumbuh di Kuartal III

Berita Terkait

Minggu, 3 Agustus 2025 - 12:14 WIB

Emas Antam Hari Ini: Harga Stabil di Rp 1.948.000, Peluang?

Minggu, 3 Agustus 2025 - 01:16 WIB

Pedagang Bendera Merah Putih Kaget: Banyak Cari Bendera One Piece!

Sabtu, 2 Agustus 2025 - 19:40 WIB

Blokir Rekening Dormant: Langgar Konstitusi? Ini Alasannya!

Sabtu, 2 Agustus 2025 - 08:07 WIB

Rekening Diblokir PPATK? Ini Penjelasan Lengkap Soal Rekening Dormant!

Kamis, 31 Juli 2025 - 15:10 WIB

Laba Alfaria Trijaya (AMRT) Naik 4,98% Jadi Rp 1,88 Triliun pada Semester I-2025

Berita Terbaru

Society Culture And History

Bendera One Piece Viral: Harga di Marketplace Bikin Penasaran!

Senin, 4 Agu 2025 - 16:28 WIB

sports

Ruben Amorim: MU Wajib Balik Eropa! Target Realistis?

Senin, 4 Agu 2025 - 16:06 WIB